Bab1-Awal

57 3 0
                                    

                  Terang terasa gelap,
                    Ramai merasa sepi.

---

"Ketua kelas mempimpin doa sebelum pelajaran" kata pak Ripto.

Kelas hening tidak ada yang menjawab. "Berdoa mulai" pertanda setiap murid berdoa dengan khusyuk. 

Tidak lama setelah berdoa. Tiap pasang mata menatap pintu yang memperlihatkan seorang siswi berseragam sekolah dengan perbekalan yang sukar dilihat tanpa satu sepatu sebelah. "Pak Maaf saya tadi.."penjelasan atas ekspresi yang diperlihatkan gurunya. "tadi saya belum mandi.. tadi saya masih dialam mimpi.. tadi saya masih ngantuk dan sekarang juga masih.. dan akhirnya saya lupa pakai sepatu" potong siswa lain menjawab pernyataan Anantasya Sasragita.

Gita hanya berbisik didalam hatinya serta berdoa mencari alasan apa yang akan dikatakan. "Maaf pak, saya tadi kena macet dan sialnya sepatu saya masuk ke selokan. Saya boleh duduk ya?" tanya gita dengan menunjukan muka cute yang dipaksakan.

"Boleh! Duduk diluar. Kamu tidak bisa ikut pelajaran saya"jawab pak Ripto.

Suara teriakan mengisi keriuhan kelas. Gita hanya menampakan mimik kecewa dan wajah kesal. Dia keluar menusuri jalan tanpa tau tujuan. "Shitt..." umpatan gita kepada dirinya sendiri.

"Terus, gue harus kemana?"
                             ***
Jam menunjukan bel istirahat. Kringg..

"Lu masih mau disini atau balik ke kelas" tanya seorang laki-laki yang membangunkan gita dalam tidur paginya yang melelahkan.

Tidak ada tanggapan, Gita terus melanjutkan aktivitasnya. "Lu gak bangun, gue aduin ke penjaga perpus" lanjut Saka. "Lu ganggu disini bego. Cepet bagun!"

Gita terbangun dan segera mengambil tasnya yang berada di bangku kosong sampingnya. Gita keluar ruangan tanpa memperdulikan ada seseorang disampingnya.

"Dasar aneh" hujat Saka melihat sikap Gita.

Gita terus berjalan tanpa memperdulikan keadaan yang terus menatapnya dengan sinis. Dia lelah, ia hanya butuh bangku panjang yang nyaman untuk bersandar, bangku dalam kelasnya.
                              ***
Setelah lama Gita tertidur di dalam kelas. Norma menyadarkan Gita dalam lamunan khas orang bangun tidur. "Gitaa.. " teriaknya.

Gita hanya gelengapan mendengar suara temannya yang tepat pada lubang telinga. Ia menjerit membalasnya "Apa? Lu bisa gak sih gausah teriak tepat ditelinga gue"

Norma hanya cengengesan mendengar balasan Gita "Oke gue minta maaf. Tapi lu harus tau, lu jadi perbincangan satu sekolah. Karena lu berani nyuekin orang yang paling dingin disekolah, lu orang satu-satunya yang gak peduliin dia. Dan yang buat dia nyariin lu"

"Emang siapa? Apa yang gue buat"
"Gue ngerasa gak ngapa-ngapain" tanya Gita tanpa menoleh dan peduli.
"Wakil ketua Osis ganteng periode tahun ini yang terkenal dingin, dan sekarang lu dipanggil ke ruang osis. Ati-ati kena masalah deh lu sama dia" jawab Norma antusias.

"Ogah. Ngapain juga gue kesana" tolak Gita.
"ayolah Git. Gue temenin" ajak Norma.
Norma terus tersenyum sambil menaikan satu alisnya merayu Gita. Gita terus mengalihkan pandangan dan keluar dari kelas. Norma mengejar Gita dan memastikan ia ke arah ruang osis. "Git. Tpi lu jangan jatuh cinta sama dia ya"
"soalnya gue udah jatuh duluan dari dulu. Dan jangan nikung temen sendiri" protes Norma atas keberuntungan Gita.

"Lu kira gue beruntung gitu. Gue mau sama dia?"jawab Gita. Sebelum Norma membalas ucapan Gita, "Lu gak diem. Gue balik ke kelas, tapi temenin gue ke kantin dulu" ajak gita. "Siapp sayang" balas Norma. "Jijik gue"lanjut Gita.

@erisanur_

CharvakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang