Bab2-Tanya

27 3 1
                                    

"Jika setiap tanya butuh jawaban. Mungkin aku mengatakan tidak kali ini. Sebab, aku hanya tak ingin mengulangi lagi"
---

"Lu tunggu disinii. Gausah ikut kedalam" perintah Gita.
"Gue mau ikut. Nanti lu berduaan sama kak Saka" jawab Norma.
"Gue balik ke kelas" ancam Gita.
Norma langsung bersikap duduk dan membungkap mulutnya sebagai isyarat paham atas permintaan Gita.

Gita memegang ganggang pintu kemudian mendorong membuat kejadian tersaji jelas dihadapannya. kejadian yang tidak bisa diduga. Kejadian atara dua manusia yang terlibat didalamnya.

Gita menghentakan pintu, brukk.. Bunyi yang dapat membuyarkan Saka. Gita terus saja berjalan cepat menuju bangunan kosong belakang sekolah tanpa memperdulikan sekitar dan Norma. Norma hanya bingung dan berteriak untuk mendengar penjelasan Gita "Woii Gitt, lu kenapa?" sambil mengejar Gita.

Saka menantap lurus seorang perempuan didepannya. Saka berpikir keras terhadap yang telah dilakukannya. Dia keluar dari ruang osis berlari tanpa tau akan kemana.

Sampai tepat melihat seorang perempuan yang terduduk sendiri menjauhi keramaian yang masih di jam istirahat.

***

"Seharusnya gue tadi gak kesana. Kenapa gue seceroboh ini"
"Semakin gue terlibat dalam masalah cowok itu. Gue akan selalu terlibat dengannya"pertanyaan untuk dirinya sendiri.

"Lu gila ya? Ngomong-ngomong sendiri"
"Gak ada temen ngomong. Gue udah siap kok jadi temen ngomong lu" ucap Saka membalas pertanyaan yang bukan untuknya.

"Ngapain disini?"tanya Gita sinis.

"Gue ngerasa gak perlu jawab pertanyaan lu itu"
"Gak setiap pertanyaan butuh jawaban kan?" Lanjut Saka, "Mungkin kalo pertanyaannya diganti apa gue mau jadi pacar lu. Gue pasti jawab iya kok"

Saka memperlihatkan senyum terindahnya yang tidak pernah terlihat oleh banyak orang. Senyum dengan pahatan indah yang diciptaan tuhan dengan hati-hati sehingga hasil karyanya mengagumkan siapa saja yang melihatnya.

"Orang gila"
"Lu tuh yaa.. Bisa gak sih gak kesini. Gue udah liat apa yang lu lakuin tadi"
"Satu lagi, lu gak perlu khawatir gue akan nyebarin kebusukan lu waktu ciuman tadi"
"Dan atas pernyataan lu yang buat gue jijik. Gue gak akan .. " ucap Gita yang dipotong oleh Saka. "Lu gak akan nolak gue"

Gita terpelongoh atas jawaban Saka. Gita hanya menatap mata yang hitam bening dibalut tambahan bulu mata hitam lentik yang mempertajam matanya. Lengkap sudah kesempurnaan yang dimilikinya.

Saka meninggalkan Gita yang masih menatatapnya. Sampai perubahan bayangan pada mata Gita menangkap puggung yang perlahan menjauh dan hilang.

***

Gita masih saja terdiam dalam kelas meskipun kegiatan belajar mengajar diakhri. Kelas Bahasa-1 sudah tidak terdengar lagi sayup-sayup gemuruh yang dihasilkan para penghuninya. Dia masih memikirkan pernyataan Saka tadi. Saka masih saja didalam pikirannya. Meski dia yakin jika Saka pasti bercanda dan manakuti-nakuti nya saja.

"Git. Lu gak boleh biarin ini"
"Lu gak bisa terjebak lagi dalam situasi ini lagi"motivasi untuk menyemangatinya sendiri.

Gita menoleh memperhatikan sekelilingnya dan berakhir pada sebuah benda bulat yang terus bergerak, jam. Jam menunjukkan pukul 16:15. "Gue ketiduran dari jam berapa?"
"Normaa. Gak bangunin gue lagi"

Gita mengambil tas di belakang punggungnya dan bergegas keluar dari kelas. Dia terus berlari hingga tepat didepan pagar pembatas antara kelas 11 dan 12 yang langsung berhubungan dengan lapangan aula olahraga.

Banyak orang yang memperhatikan meskipun Gita tau pasti anak-anak ekstra lain sedang melihat dengan tatapan heran. Sampai sesuatu membentur tubuhnya membuat badannya jatuh karena tidak siap menerimanya. "Lu ngapain lagi sih. Gue mohon jangan ganggu gue lagi"pinta Gita yang mendongkak ke atas menantap Saka karena masih terjatuh dibawah.

"Gue gak gangguin lu. Ngapain juga ganggu pacar sendiri" jawab Saka lantang membuat seisi samping aula olahraga menoleh menonton mereka.

"Gue bukan pacar lu. Dan gak akan pernah jadi pacar lu" balas Gita sembari meninggalkan Saka.

Saka hanya mengeleng-geleng kepala melihat sifat Gita dan kemudian berjalan cepat menyesajajarkan tubuhnya dengan Gita. "Gue anter lu balik" ucap Saka.

Gita hanya bungkam tidak menjawab Saka. "Kalo lu diam berarti lu setuju dengan gue"

"Gue bisa sendiri. Dan gue mohon jangan ganggu gue saat ini" jawab Gita mendengar ucapan Saka.

Saka memberhentikan langkahnya menyetujui atas permintaan Gita. Gita semakin mempercepat langkahnya untuk hilang dipermukaan mata Saka. "Tapi besok gue yang jemput lu ke sekolah" teriak Saka.

@erisanur_

CharvakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang