Lima

113 11 8
                                    

Bismillah...

Maaf kalo bnyk typo

****

"butuh bantuan?"

Syifa mendongkakan kepalanya ke atas untuk melihat siapa yang menawarkan bantuan kepadanya karna ia dari tadi tak melihat kendaraan melintas pun. Entah dia yang tak sadar karna terlalu kelelahan atau bagaimana.

"eeumm,,, maaf anda siapa?"

"jangan takut saya ga bakal gigit kamu ko" kekeh pria sekitar umur 23 tahunan.

"eh.. Hehhe" nyengir ragu syifa

'hemm mau sih tapi aku takut, tpi kalo aku belum pulang juga nanti bunda khawatir' batin syifa

"melamun?.. Mau di bantuin ga nih, dari pada ga ada yang lewat lagi nanti kamu di culik apa lagi masih SMK gitu"

"ehhh.. Iya yaudah bantu ke bengkel aja" rasanya tak enak tapi mau gimana lagi.

"yaudah saya tlp bengkel langganan saya, dan kamu biar saya antar ke rumah saja"

"ehh ga usah pak makasih. Masih untung di anter ke bengkel juga ga usah repot² sampe ke rumah saya" tolak sopan syifa.

"ga apa apa. Saya sdh terlanjur telepon bengkel nya. Nanti saya jelaskan sma orang tuamu bila mereka bertanya" sambil menyuruh syifa masuk ke dalam mobil dan di sambut oleh lemparan senyuman masing² untuk menandakan rasa terima kasih.

Selama perjalanan tidak aja perbincangan sedikit pun dari keduanya. Syifa sibuk memandang ke jendela mobil dan pikirannya terus berputar 'bagaimana nanti ia beri tahu bunda dan ayahnya'. Sedangkan pria yang di samping syifa sesekali melirik ke arah syifa dan tersenyum tipis dan berkata dalam hati 'mungkin gadis ini sedang cemas'.

15 menit berlalu kini syifa telah sampai depan rumahnya dan pas banget adzan magrib berkumandang, Dan syifa segera turun dari mobil sang pria.

"makasih ya pak"

"jangan panggil saya bapak, saya masih muda" tawa ringan dri sang pria.

"eumm terus apa?"

"panggil kaka aja. Oh ya saya boleh minta nomer ponsel kamu? Biar nanti kalo motor kamu sudah selesai saya akan hubungi kamu"

"oh iya boleh" sambil mengeluarkan ponsel di dalam tas nya dan menyebutkan nomor 12 dijit tersebut.

"yaudah saya pamit ya sudah adzan juga. Oh ya nama kamu siapa?"

"iyah pa- emm ka maksudnya. Dan Nama saya syifa" di balas senyuman dan anggukan dri pria tersebut.

"oh oke deh"

Syifa langsung masuk ke dalam rumahnya buru² karna sudah magrib juga, setelah pintu rumah tertutup baru lah sang pria melakukan mobilnya dan mencari masjid terdekat untuk melakukan sholat magrib.

Cinta Yang Tak Terduga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang