Embusan angin berputar masuk melalui celah gorden balkon. Menyapa seorang gadis yang kini sedang terduduk di meja belajarnya. Angin kecil membelai wajah cantik milik gadis itu.Gadis itu tersenyum. Kemudian tanpa kuasanya, kakinya berjalan ke arah balkon.
"Jadi inget Nana. Nana suka marah-marah kalo aku lupa gak nutup pintu balkon," kekehan kecil terlontar dari mulutnya.
Angin tetap berhembus, membuat gorden balkon serasa menari menyambut angin. Gadis itu menghembuskan napasnya kasar, pasalnya angin malam nan dingin itu sudah menusuk ke dalam tulangnya. Gadis itu kemudian menghampiri balkon rumahnya hendak menutup pintu balkon.
Namun siapa sangka, pancaran sinar dari bintang yang bertebaran di atas langit sana membuat sang gadis diam terpaku menatap ke arah langit. Lengkungan bibir yang sebelumnya turun kini kembali naik. Gadis itu seperti tersihir oleh indahnya cakrawala.
"Lala, kalo kamu lagi sedih. Kamu bisa cerita semuanya sama Nana,"
Bayang-bayang dari alunan suara lembut itu kini memasuki rungu gadis manis itu.
"Nana apa kabar?" Netra dari gadis ini terus menatap langit malam dengan sendu.
"Nana sekarang di mana? Lala gak tau harus numpahin segala sandiwara ke siapa lagi,"
Ditatapnya hamparan bintang yang kini menghiasi nabastala malam.
Bibirnya bergerak mengeluarkan beberapa patah kata dalam diam.
"Semesta, kapan Lala akan dipertemukan lagi sama Nana?"
Semesta diam membisu. Dia pikir langit malam itu akan menjawab pertanyaannya dengan merangkai bintang yang membentuk sebuah tulisan. Tapi nyatanya semesta diam tanpa bahasa.
Gadis bersurai hitam legam itu kini tersadar oleh terpaan angin yang menyeruak memasuki relung hati. Angin tidak akan pernah memilih ke mana ia akan berhembus. Gadis manis itu kemudian menutup pintu balkonnya dan berjalan menuju ke arah meja belajarnya lagi.
Digoreskannya cat air kepada kanvas yang terkesan masih bersih itu. Dilukiskannya wajah seorang lelaki pada kanvas putihnya itu. Bibirnya tersungging sampai lekukan di pipinya terlihat.
Jika kalian mau tahu, gadis itu-- Aquila Syua Capella. Gadis berlesung pipi, memiliki sifat ramah namun banyak orang yang salah mengartikannya melalui wajahnya yang terkesan jutek. Gadis yang memiliki aura baik, pembawa kebaikan dan kehangatan bagi orang disekitarnya. Namun, gadis ini lah yang selalu menyembunyikan segala jenis perasaannya sendirian. Banyak seluk beluk yang belum orang lain ketahui tentang hal-hal mendalam yang gadis ini tak perlihatkan.
Ah, sudah cukup perkenalan tentang dia kali ini. Dia akan lebih suka dikenal secara langsung. Kalian akan memahami dan mengetahui secara jelas sesuatu yang belum kalian ketahui tentang Aquila.
Semburat ekspresi sendu terlukis di wajahnya, Aquila berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan anggota badannya yang terkena cipratan cat air.
Sebelum menaiki ranjang, netranya menangkap sebuah foto yang terduduk di nakas.
Senyumnya tampak sendu namun terkesan sarkas juga.
"Hai Papa,"
"Papa tau gak kalo Lala kangen sama Papa?--
Ucapannya terhenti, dia tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Onism
Storie d'amore➳ Ini bukan tentang kisah Aquila dan Altair dalam perbintangan. Namun, ini adalah kisah tentang seorang gadis yang menunggu waktu di mana dia akan dipertemukan dan disatukan kembali dengan sang pemeran utama hatinya. Perjalanan ini cukup sulit, di m...