1. Di Kelilingi Orang-Orang Aneh

1.3K 101 19
                                    

Jeon Jungkook

Hari ini sebenernya sama seperti hari-hari biasanya. Hanya saja, bedanya kali ini aku akan lebih sibuk karena masa liburanku sudah habis. Sebenernya tidak rela meninggalkan komputer kesayangan ku untuk pergi ke sekolah, tapi yah bagaimana lagi?

Di umurku yang terbilang sangat muda ini, aku harus bergaul dengan orang-orang yang dua tahun atau bahkan lebih dari dua tahun dariku sambil belajar di sekolah menengah atas. Maaf sebelumnya, karena aku mau sombong sedikit. Aku adalah anak cerdas atau pintar atau jenius yah pokoknya itulah, tapi aku tidak rajin. Sekarang usiaku baru 14 tahun, tapi aku sudah jadi anak kelas 1 sekolah menengah atas atau sama saja kelas 10.

Jadi, saat aku kelas 1 sekolah dasar, aku sangat pintar. Bahkan tanpa belajar di rumah, aku hanya mendengarkan apa yang guru ku jelaskan di sekolah. Namun semua hasil tesku menunjukkan angka sempurna. Saking pintarnya aku bisa mengajari sepupuku yang duduk di kelas 4 sekolah dasar. Akhirnya, setelah aku kelas 3, aku langsung meluncur ke kelas 5.

Selanjutnya, saat aku duduk di sekolah menengah pertama, aku tidak pernah berada di kelas 2. Melainkan dari kelas 1 langsung ke kelas 3.

Singkatnya, aku mengikuti program akselerasi sebanyak 2 kali. Sehingga saat usiaku baru 14 tahun, aku sudah kelas 1 sekolah menengah atas. Padahal normalnya adalah berumur 16 tahun. Mengerti kan maksud ku?

Tapi tenang saja, sifatku lebih dewasa dibandingkan dengan anak-anak seusiaku. Mungkin karena aku mempunyai suatu kelebihan yang orang lain tidak miliki, lalu masalah keluarga yang juga tidak semua orang bisa merasakannya, jadi aku tidak semanja, sebodoh, sepolos, selemah, dan se-se-se (dalam konteks buruk) lainnya seperti anak berumur 14 tahun pada umumnya.

"Jungkook-ah!! Cepat makan!!" Ayahku memanggilku untuk segera sarapan.

Untuk informasi saja, namun informasi ini sangatlah penting dan seharusnya di taruh di awal cerita. Namaku adalah Jeon Jungkook.

Putra tunggal dari Jeon Joohyun, duda kaya yang sukses baik secara materi maupun wanita.

Ibuku telah lama meninggal, tepatnya saat aku berusia 4 tahun. Ia meninggal karena menderita kanker hati. Dan kini aku hanya tinggal berdua dengan seorang laki-laki gila kerja yang setiap malamnya ditemani oleh wanita yang berbeda tiap harinya.

Bukan kisah bahagia. Namun aku bukanlah orang yang lemah, seperti yang aku katakan di atas tadi, tumbuh sebagai laki-laki dewasa yang mandiri. Yah walaupun setiap sarapan ada seorang ajhuma yang memasakkan makanan untukku dan ayahku. Seperti yang akan aku lakukan sebentar lagi.

Setelah beres menata rambutku, aku mengambil tas yang tergeletak di atas meja belajar, setelah itu aku berjalan keluar, kemudian menuruni tangga, berjalan selama beberapa detik. Dan sampailah di ruang makan yang sudah terdapat beberapa macam menu sarapan di atas meja serta terlihat ayahku yang sedang duduk sambil bersiap untuk meneguk air.

Lalu aku menarik bangku yang akan ku duduki. Ku taruh pantatku di situ.

"Bulan depan appa akan memberikanmu sepeda motor. Sehingga ayah tidak perlu mengantarmu setiap pagi." Ucap appa.

Lagian siapa yang minta untuk di antar, kan aku bisa berangkat sendiri dengan naik bus, pikirku. Namun seperti membaca pikiran ku, appa membalasnya dengan berkata..

"Dan kau juga tidak perlu berdesak-desakan dengan orang lain jika menaiki bus." Tambahnya sambil mengambil sumpit.

"Nde." Jawabku patuh. Lebih tepatnya, aku adalah anak yang selalu menurut apa yang dikatakan oleh appa. Sebab aku ingat kata-kata terkahir yang di ucapkan oleh eomma saat detik-detik menemui ajalnya, yaitu jadilah anak yang patuh, turuti semua apa yang appa katakan.

[FF BTS] SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang