2. Informasi Penting yang Tidak Penting

839 85 5
                                    

Jeon Jungkook

Aku merasa bahwa diriku mengganggu persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak SMP. Nyatanya mereka bertiga (Seongwoo, Taehyung, dan Sungjae) terlihat sangat akrab dan aku tiba-tiba bergabung dengan mereka saat makan siang ini. Apalagi pemandangan kami terlihat sangat aneh, dimana mereka terlihat sangat tinggi —aku yang terpendek diantara kami berempat. Rata-rata tinggi mereka 179 cm, itu berarti selisih tinggi kami sekitar 5-6 cm.

Sepertinya pulang sekolah nanti aku harus mampir beli alat peninggi badan seperti skipping.

"Kau ingat siapa nama ketua kelas kita?" Tanya Taehyung setelah menelan makanannya. Ia mulai sibuk dengan sumpitnya kembali untuk mengisi mulutnya yang kosong.

"Lee Taeyeon? Taeyang? Taejoo? Taemin? Taehyung?"

"Ya, kenapa kau menyebut ku??" Taehyung menyenggol lengan kanan Seongwoo hingga sumpit yang dipegangnya jatuh ke lantai.

"Lihat?? Ulahmu bisa membuatku tidur di UKS yang empuk!" Seongwoo terlihat kesal namun aku tahu jika ia hanya bercanda dan ingin membuat teman-temannya tertawa.

"Bukannya bagus? Hahahahahaa..." Berkat Sungjae tertawa, nasinya berhamburan ke arah ku, dimana aku berada persis di depannya yang menjadi sasaran empuk nasi-nasi tersebut berpindah ke wajah dan tanganku. Menjijikan.

"Ooooo... Namdongsaeng! Ya!! Sungjae-ah! Bersikaplah baik pada adikmu..."

Meski ucapan Seongwoo terdengar begitu perhatian hingga hatiku tersentuh sampai rasanya ingin meneteskan air mata karena terharu, tetap saja aku merasa kesal karena ia memanggilku dengan sebutan namdongsaeng.

"Mianhaeyeo Jungkook-ah.." Sungjae mengambil nasi-nasinya yang menempel pada wajahku lebih tepatnya pipi dan daguku lalu beberapa di tangan kiri dan kananku.

Setelah pulang nanti aku harus luluran dan mandi dengan air susu.

Sepertinya bergaul dengan mereka membuatku banyak rencana setiap pulang sekolahnya. Astaga. Meski menyenangkan karena setiap kalimat, kata, bahkan huruf yang diucapkan mereka membuatku tertawa geli, tetapi mereka sanggup membuatku gila.

"Gwaenchana Hyung.." ucapku seramah mungkin sambil tersenyum terpaksa.

"Hyung???" Sungjae terlihat syok mendengar ucapan ku yang mengucapkan kata tersebut.

"Ooooo.. neomu kiyowo..." Tiba-tiba saja kedua tangan Seongwoo sudah mendarat di pipiku untuk mencubit.

"Hyung! Hyung! Apayo.." setelah tangannya melepaskan cubitannya, aku mengelus-elus pipiku yang berharga sambil meringis kesakitan.

Setelah sakitnya mereda, aku kembali melanjutkan makanku yang tertunda. Aku sampai meragukan diriku sendiri, apakah aku sanggup bergaul dengan mereka bertiga? Apa sebaiknya aku bergaul dengan yang lainnya saja?

"Maafkan kami Jungkook-ah, aku harap kita bisa berteman baik, lama-kelamaan pasti kau akan terbiasa dengan kami atau bahkan bisa sejenis dengan kami," ucap Taehyung yang seperti membaca pikiranku karena menjawab segala kegelisahan ku beberapa detik yang lalu.

"Nde hyung," balasku sembari tersenyum kikuk.

"Bukannya pertanyaku belum terjawab?? Siapa nama ketua kelas kita? Apa kalian semua lupa sama sepertiku?" Taehyung terlihat kesal karena rasa penasarannya tidak kunjung mendapatkan kepuasan.

"Lee Taeyong Hyung," akhirnya aku pun menjawab. Bukan berarti aku sengaja memberikan jawaban di akhiran, namun segala sesuatu yang terjadi sejak Taehyung bertanya, insiden-insiden seperti Sungjae yang menyembur nasi ke arahku dan Seongwoo yang mencubit pipiku membuatku tidak bisa menjawab pertanyaan Sungjae dengan tepat waktu.

[FF BTS] SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang