5. Takdir yang Berubah

980 105 32
                                    

Jeon Jungkook

Tentu kelas langsung dibubarkan lantaran ada salah satu siswa yang terluka dan membuat situasi sudah tidak nyaman apalagi kondusif. Masalahnya ia tidak hanya terjatuh yang mengakibatkan luka di lututnya, tetapi ada darah kental mengalir dari hidungnya dan saat ini dia sedang tidak sadarkan diri alias pingsan.

Yang mengantarkan Sungjae ke UKS tentu kami bertiga—aku, Taehyung, dan Seongwoo. Walaupun baru dua hari sekolah, kedekatan kami berempat sudah dikenal oleh satu kelas. Mereka pasti langsung mempercayakan Sungjae kepada kami bertiga.

Bersama Kim Ssaem, kami berempat—dengan Sungjae yang di angkat ala pengantin baru namun bukan dengan satu orang melainkan dengan tiga orang—pergi ke UKS.

Di sana kami langsung di sambut oleh wajah cantik bidadari, eh, maksudnya di sambut oleh ekspresi khawatir dari Irene—yang sempat kubaca nametagnya dan ternyata nama aslinya adalah Bae Joohyun, mungkin suatu waktu akan ku tanyakan kenapa ia dipanggil dengan panggilan Irene.

Kami menidurkan Sungjae di ranjang yang langsung serang oleh Irene dengan beberapa pertanyaan.

"Ada apa dengannya? Kenapa bisa pingsan begini? Apalagi ada darah yang keluar dari hidungnya," serbu Irene, tangannya sambil sibuk memeriksa keadaan Sungjae dengan berbagai alat kedokteran seperti stetoskop dan Medical Pen Light.

"Ia tersandung saat berlari, lalu wajahnya lebih dulu mendarat di tanah," jawab Kim Ssaem dengan wajah bersalahnya, seolah dirinya lah yang mengakibatkan Sungjae terluka seperti yang saat ini terjadi. Aku tahu saat ini ia merasa bersalah lantaran tidak mengecek keadaan lapangan terlebih dahulu sebelum dimulainya pelajaran olahraga.

"Syukurlah tidak ada yang buruk. Benturan di hidung dan kepalanya tidak menimbulkan efek yang berbahaya. Ia hanya akan beristirahat di sini sampai pulang sekolah, kalian bertiga bisa ke sini lagi untuk mengantarnya pulang kan?" tanya Irene kepada kami bertiga.

"Tentu," jawab Seongwoo yang tiba-tiba berubah menjadi laki-laki manis yang sopan. Huekk.. Dasar laki-laki! Kalau di depan wanita cantik saja ia langsung berubah menjadi normal atau bahkan lebih dari normal yaitu tebar pesona.

"Baiklah, sebaiknya kalian kembali ke kelas. Ganti baju kalian dan siapkan pelajaran selanjutnya," perintah Kim Ssaem.

"Nde," jawab kami bertiga nyaris bersamaan.

Kami bertiga pun melangkah meninggalkan ruangan. Dan aku tiba-tiba mengingat suatu hal yang hendak aku tanyakan kepada Irene. Lalu aku membalikan badan yang membuat Taehyung dan Seongwoo langsung menghentikan langkahnya karena bingung denganku yang tiba-tiba kembali ke dalam UKS.

"Irene-ssi?" panggilku. Kemudian perempuan yang sedang membersihkan darah yang belepotan di sekitar hidung Sungjae pun menoleh ke arahku, termasuk Kim Ssaem yang sedang ngupil? Benar. Mataku masih sehat dan tidak minus maupun plus dan silinder apalagi katarak. Jelas sekali ia sedang mengupil. Menjijikan.

Pelajaran untuk hari ini : sebisa mungkin menghindari berjabat tangan dengan Kim Ssaem. Karena bisa saja ia habis mengupil lalu tidak cuci tangan.

"Oh? Kenapa kau kembali? Kau butuh sesuatu?" tanyanya yang terlihat sedikit terkejut dengan kembalinya diriku. Dan tahu-tahu saja kedua temanku yang super kepo ini sudah berada di samping kanan kiriku.

"Ada yang ingin ku tanyakan kepadamu," ucapku sedikit malu. Tangan kiri ku menggaruk tengkuk ku dengan canggung.

Aku melihat wajah Irene yang tersenyum ke arahku menandakan dirinya mempersilakan diriku untuk mengutarakan pertanyaan.

"Kenapa kau di panggil dengan panggilan Irene padahal nama aslimu adalah Bae Joohyun?"

Dengan bingung aku menatap Irene yang sedang tertawa geli sambil menatapku seolah aku adalah makhluk yang sangat manis. Semanis satu juta ton gula ditambah satu juta ton coklat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[FF BTS] SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang