VIII

19 5 4
                                    

"Beijing?"

"Aku yakin 100%."

"Oke."

"Have a safe flight."

Winston bilang akan menyediakan senjata dan kendaraan, hal itu terbukti benar. Mereka memacu mobil menuju lokasi perjanjian mereka untuk berganti kendaraan. Winston telah menyiapkan sebuah pesawat turboprop siap terbang yang dilengkapi meriam mini, jaga-jaga jika mereka harus meledakkan rumah tetangga ketika dalam perjalanan. Masih dengan pakaian lari paginya, pria itu menunggu kehadiran Ezra di lapangan landas bersama beberapa bodyguard.

"Ada peta kertas dan GPS di sana, kalian tinggal pilih!" seru Winston setibanya mereka di sana.

"Siapa yang mau repot memakai peta kertas?" sahut Reijess.

Mereka mengangkut persenjataan ke dalam pesawat dan segera mempersiapkan diri. Untungnya, Ezra lulus ujian pilot saat di CIA walau ia benci berputar-putar di udara.

"Akan kukirimkan posisi mereka nanti!" ujar Winston lagi.

Ezra mengacungkan jempol dari kursi pilotnya. Reijess sebagai ko-pilot hanya bisa mengikuti arahan dari Ezra karena ia sebenarnya belum lulus ujian walau sudah cukup menguasai. Pesawat segera mengudara, siap menempuh perjalanan selama 9 jam tanpa istirahat.

"Bisa kau jadikan 8?" Reijess melirik Ezra.

Pria itu mengedik. "Aku belum pernah menyetir pesawat sungguhan."

"Aku belum siap mati."

"Ngomong-omong, China itu di mana?"

"Sebelah timur. Aku akan melemparmu dari sini kalau salah arah."

"Hei, berapa lama kita akan terbang?" tanya Ayldina.

Ezra menyahut tanpa menoleh, "Sembilan, mungkin delapan."

"Oh, baguslah. Aku mau tidur lagi."

"Aku sudah tidak mood tidur," celetuk Ligia.

Perjalanan itu terasa sangat lama. Ezra merasa bola matanya hampir keluar setelah tiga jam menyetir. Untunglah Leonar mau menggantikannya, sehingga Ezra bisa menggunakan kesempatan itu untuk istirahat. Ligia menghampiri Reijess juga tak lama setelah Leonar.

"Biar kugantikan," tuturnya.

Sisa perjalanan dilanjutkan dengan Leonar sebagai pilot dan Ligia sebagai ko-pilot. Dirga dan Ayldina sibuk mendebatkan bagaimana seharusnya mereka menjalankan rencana nanti sambil ditonton Reijess yang mulai terlelap.

"Mereka semua tidur?" tanya Leonar pada suatu waktu. Ligia menoleh ke belakang, mengiyakan setelah melihat teman-temannya terlelap.

"Kita sudah dekat," sambung pria itu.

"Tak ada salahnya dengan tidur. Kita bahkan belum makan dari pagi," sahut Ligia.

"Winston mengirimkan lokasi!"

Leonar dan Ligia kembali ke belakang setelah mereka sudah memasuki wilayah China untuk digantikan kembali dengan Ezra dan Reijess. Dari laptopnya, Leonar segera mengakses lokasi yang baru saja dikirim Winston.

"Jarak lokasi yang Winston kirimkan dengan lokasi landas adalah tiga jam. Kita harus cepat!"

***

The Road Runner [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang