****
"Mah,, Delisa pulang.."
Ketika Delisa memasuki rumah, ia di sambut oleh wanita paruh baya yang sedang duduk di ruang tamu.
Senyum ramah wanita paruh baya itu memaksa Delisa untuk membalas senyumannya dengan sedikit canggung.
"Eh,, Delisa sudah pulang. Ayuk masuk sayang." sambut Rukmana yang keluar dengan membawa segelas teh.
Rukmana yang sadar akan situasi hening itu, menaruh segelas teh yang ia bawah di atas meja.
Lalu beranjak menghampiri Delisa yang masih terus berdiri di depan pintu.
"Del masuk nak. Ayoo mama kenalin sama eyang putri kamu."
"Haa, eyang putri ?" Delisa mencoba mengingat.
"Eh, cucu eyang sudah besar ya ternyata." dengan senyumnya yang lebar.
Delisa yang masih bingung dengan semuanya, hanya terdiam.
Yah, bagaimana mungkin Delisa mengenali eyangnya.
Eyang putrinya tidak pernah lagi datang untuk berkunjung ke rumah Delisa.
Terakhir berkunjung, saat Delisa masih balita.
Dan sekarang dengan umur 10 tahun, wajar saja Delisa tak lagi mengenalinya.
Walau tinggal di daerah yang sama, eyang Delisa tak pernah menyempatkan diri untuk berkunjung.
Dengan berbagai alasan dan hal yang lainnya, akhirnya Rukmana memaklumi hal tersebut.
"Ayuuk sayang, ganti bajunya dulu. Habis itu kita makan sama eyang putri yaa." senyum Rukmana lembut.
"Baik mah."
Delisa pun berlalu ke kamarnya yang berada di lantai atas.
"Ibu lihat Delisa baik-baik saja, tidak ada yang salah dengan anakmu itu Ruk."
"Delisa memang baik-baik saja Bu, tapi itu hanya sekilas. Jika Ibu lebih memerhatikannya lagi, Ibu juga akan tahu sendiri."
Jelas Rukmana dengan sedikit rasa takut yang terlihat jelas di wajahnya.
****
"Del,, makan dulu nak." teriak Rukmana dari ruang makan.
"Iya Mah, sebentar.."
Delisa yang berada di lantai atas pun berlari pelan menuruni anak tangga.
Seketika kakinya terhenti.
Ada sesuatu yang ia rasakan. Seperti ada yang mengikutinya, ingin mengajaknya berlari bersama.
Dengan sedikit keberanian, Delisa mencoba untuk menoleh.
Mengamati sekelilingnya, berharap kali ini menemukan sesuatu.
Akan tetapi, semuanya percuma.
Tidak ada apa-apa yang Delisa lihat.
Delisa menarik nafas yang dalam, mencoba untuk tenang dan melanjutkan menuruni anak tangga, kali ini dengan berjalan sedikit pelan.
Tiba-tiba,, ada tiupan angin yang Delisa rasakan di bagian sisi kirinya.
Hal itu yang membuat Delisa kehilangan keseimbangan dan..
Bruukk....
"Maah.." teriak Delisa lirih.
"Rukmana, anak mu !"
"Delisa.." Rukmana berlari menghampiri asal suara Delisa.
Dan yaah,, Rukmana menemukan Delisa yang terbaring tepat di bawah tangga, sembari memegangi kakinya.
"Yah Tuhan. Delisa,, kamu kenapa nak ?"
Suara Rukmana yang cemas dan semakin pelan diiringi isak tangis yang coba ia tahan.
Syukurlah Delisa tak apa-apa. Hanya sedikit keseleo di pergelangan kaki kirinya.
Diangkatnya Delisa ke atas sofa dan segera ia baringkan.
Sedikit pijatan dari eyang dengan menggunakan minyak urut membuat Delisa merasa nyaman.
"Kamu tidak apa-apa sayang ?" tanya Rukmana cemas.
"Tidak apa-apa Mah. Terima kasih eyang." senyum Delisa polos.
.
Bersambung~~.
.
.
Mohon bantuan dan dukungannya yaa ^_^
.
#Jangan lupa tekan Bintangnya
.
#Saran dan Kritik yang membangun juga sangat saya butuhkan ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
[ DIA ADA ] ||HOROR||
HorrorHati-Hati Dengan Jantung Anda. Segala Hal Yang Terjadi, Diluar Tanggung Jawab Penulis.. ^_^ .