~ RAHASIA ~

26 16 1
                                    


****

Rukmana merasakan sesuatu yang tak biasa kali ini. Ia mempercepat langkah kakinya dan sesekali  pandangannya menatap liar ke sekeliling.

“Tak ada siapa-siapa, aku harus cepat !” perintah Rukmana dalam hatinya.

Dengan tetap memerhatikan sekeliling, Rukmana kemudian meletakkan tampah yang ia bawah tepat di pinggir sungai.

Dengan sedikit dorongan dari tangannya, tampah tersebut semakin menjauh dari pinggiran sungai.

Akan tetapi, air sungai yang tenang tak memungkinkan tampah itu untuk terus bergerak menjauh, dan kemudian menghilang dari pandangan Rukmana.

Yahh,, sudah dapat dipastikan. Ada sesuatu yang menarik dan membawah tampah itu pergi.

“Dia pasti sudah mengambilnya. Semoga semuanya bisa kembali tenang, aku mohon jangan ganggu Delisa lagi Nak..” suara Rukmana lirih.

****

Assalamualaikum..

Terdengar salam dari balik pintu. Ketika Rukmana masuk, sontak saja ia terkejut melihat suaminya yang duduk di sofa bersama ibunya.

“Mas Damar. Kamu sudah pulang Mas.” tampak senyum lebar  di bibir Rukmana.

Dengan sigap ia memeluk suaminya itu. Erat sangat erat.. seakan-akan ia sudah mempunyai kekuatan tambahan untuk melewati hal-hal yang selama ini mengacaukan pikirannya.

“Mama dari mana ?”

Pertanyaan Damar yang membuat Rukmana terdiam sejenak. Mencoba merangkai kata demi kata yang akan disampaikan pada suaminya.

“Itu Mas,, mama dari.. tadi mama dari..” suara Rukmana memelan.

“Sudahlah Ruk, katakan saja yang sebenarnya pada suamimu itu !” Eyang Putri menyela pembicaraan sepasang suami istri itu.

“Tadi mama dari sungai Mas.” Rukmana tertunduk.

“Lagi ? Mama melakukannya lagi !” Damar berdiri dari tempat duduknya. Berusaha mengendalikan emosi karena Rukmana sekali lagi tidak mendengarkan perkataannya.

Rukmana yang menyadari kalau suaminya sedang marah memilih untuk diam. Karena ia tahu suaminya memang tidak pernah percaya dengan hal-hal seperti ini.

“Sudahlah Damar. Memang kenapa kalau istrimu melakukan itu. Toh ini semua demi anakmu juga kan !” nada suara eyang putri meningkat.

“Anak ! Anak mana yang Ibu maksud ? Anak saya cuman ada satu Bu, Delisa !”

Damar yang mulai menampakkan raut wajahnya yang kesal memilih untuk pergi ke kamarnya.

Sedangkan Rukmana yang tak berdaya hanya bisa diam menyaksikan perdebatan antara suami dan ibunya.

Tak ada yang dapat Rukmana lakukan, karena ia tak bisa memilih antara suami dan ibunya.

.
Bersambung~~

.
.
.
Mohon bantuan dan dukungannya yaa ^_^
.
#Jangan lupa tekan Bintangnya
.
#Saran dan Kritik yang membangun juga sangat saya butuhkan ^_^


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ DIA ADA ] ||HOROR||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang