****Suara cuitan burung terdengar merdu dari balik jendela kamar Delisa.
Aroma harum masakan Rukmana memaksa Delisa untuk beranjak dari tempat tidurnya yang telah membuatnya nyaman.
Yah,, mungkin hal-hal itu yang dapat Delisa fikirkan untuk menggambarkan pagi yang cerah ini.
“Ruk, kapan suami mu pulang ?”
“Seminggu lagi Bu.” sembari mencicipi masakan yang di buatnya.
“Loh kok lama sih. Jadi kalau suami mu keluar kota seperti ini, kamu berdua aja sama Delisa ?” tanya eyang putri sembari mengerutkan dahinya.
“Iya Bu. Mas Damar udah sering kok dapet kerjaan keluar kota. Jadi aku dan Delisa udah terbiasa berdua di rumah.”
Rukmana menghela nafas panjang dan tersenyum tipis tampak di bibir merahnya.
“Melihat kejadian kemarin Ibu jadi khawatir meninggalkan kalian berdua. Baiklah, Ibu putuskan untuk menemani kalian sampai Damar pulang.”
****
Seperti biasa setiap hari Delisa sarapan bersama Rukmana, dan kali ini ditemani oleh eyang putri.
Delisa merasakan suasana yang berbeda, hari itu terlihat lebih ceria.
Banyak candaan di meja makan dari eyang putri, dan tawa lebar dari bibir Rukmana.
Setelah sarapan, Delisa di ajak oleh eyangnya untuk berjalan-jalan di sekitar rumah penduduk.
Senangnya mungkin tak dapat Delisa ungkapkan.
Baru kali ini Delisa berjalan-jalan lagi, bahkan berdua dengan eyangnya.
Damar terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak punya waktu bersama Delisa.
Sedangkan Rukmana, terlalu sibuk dengan pekerjaan rumah sebagai bentuk pengalihan kerinduannya terhadap Damar.
Kurang perhatian, yah mungkin itu yang Delisa rasakan bahkan yang tak disadari oleh Rukmana dan Damar selaku orang tuanya.
****
“Eyang lihat,, ada anak kucing. Lucunyaa..”
Delisa menghampiri anak kucing yang sedang duduk manis disamping sebuah pot dengan ukuran yang tidak terlalu besar itu.
Delisa pun mengelus-elus kepalanya, lalu menggendongnya dengan penuh kasih sayang.
“Delisa suka sama kucingnya ?”
“Iya eyang. Delisa suka. Boleh Delisa bawah pulang eyang ?” tanya Delisa manja.
“Boleh dong. Kasian juga kucingnya kalau ditinggal sendiri.”
“Yey,, sekarang Delisa punya temen main di rumah. Makasih eyang..”
Delisa pun menunjukkan sikapnya yang manja dengan memeluk eyang putrinya.
“Sama-sama sayang. Ayukk pulang, kita main sama temen baru kamu di rumah.” merangkul Delisa dan mengajaknya pulang.
“Ayukk eyang.” Delisa menunjukkan senyum terlebarnya.
Seketika pot bunga dengan ukurang yang tidak terlalu besar itu, yang tidak berpotensi untuk jatuh walau tertiup angin sekalipun, tiba-tiba terjatuh !
Dan hampir mengenai anak kucing yang beruntung telah berada dalam pelukan Delisa.
“Oh Astaga.. Kamu tidak apa-apa sayang ?” tanya eyang yang di wajahnya tampak kepanikan.
“Tidak apa-apa eyang.” Delisa menjawab dengan polos.
Sebenarnya Delisa telah merasakan sesuatu lagi.
Kali ini dengan aura yang tajam. Apakah Dia marah ? Tapi kenapa ?
Delisa merasa tak pernah berbuat salah. Dan bahkan ia tak tahu siapa Dia sebenarnya. Bahkan tak pernah melihatnya langsung.
“Yaa udah, ayukk pulang sayang. Nanti mama mu nyariin.”
.
Bersambung~~.
.
.
Mohon bantuan dan dukungannya yaa ^_^
.
#Jangan lupa tekan Bintangnya
.
#Saran dan Kritik yang membangun juga sangat saya butuhkan ^_^
![](https://img.wattpad.com/cover/172978498-288-k314605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ DIA ADA ] ||HOROR||
HorrorHati-Hati Dengan Jantung Anda. Segala Hal Yang Terjadi, Diluar Tanggung Jawab Penulis.. ^_^ .