Kamu membuatku percaya bahwa kesetiaan itu pasti ada.
-eliza shireen athaya-
***
Apa yang mereka inginkan?
Ayah... Bunda.. Eliza takut
Yatuhan, siapapun tolong eliza.
Tolong..."Lepasin dia!"
Ke-empat preman itu melihat ke sumber suara itu berasal.
"Kalo berani jangan sama cewe, dasar banci lo semua."
Keempat preman itu terhasut dengan ucapannya, mereka menghajar cowo itu satu-persatu tetapi naas, preman itu tersungkur semua dengan darah yang bercucuran. Mereka berhasil kabur dari hantaman yang akan melayang dari cowo itu. Cowo yang niatnya akan menghajar keempat preman itu terhalang ketika ia melihat kondisi eliza yang sangatlah memprihatinkan, rambutnya yang berantakan dan tangannya yang mendapatkan luka yang cukup parah.
"Lo nggapapa?"
Eliza mendongak untuk melihat siapa yang menolongnya dan mengajaknya bicara. Eliza kaget ketika ia melihat siapa yang menolongnya.
"Da..daniel?"
"Iya gue Daniel yang tadi siang minta maaf karena ulah sahabat gue. Lo gapapa kan?" Ucapnya dengan menatap Eliza hangat.
"Oh iya gu..gue gapapa kok, btw makasih lo udah nolongin gue." Ucap Eliza dengan tersenyum ramah.
"Yaudah biar gue yang anter lo pulang."
"Eh nggak usah, gue nggapapa kok. Gue bisa bawa motor sendiri." Elak Eliza.
"Bawa motor sendiri? Lo ga liat tangan lo? Masih bisa emang naik motor sendiri?" Tanya Daniel meragui.
Eliza memandang tangannya, dia baru sadar jika luka di tangganya cukup parah.
"Yaudah ayo gue anter, biar gue yang urus masalah motor lo." Ucap Daniel meyakinkan.
Eliza hanya mengangguk ucapan Daniel tanda menyetujui.
Selama perjalanan hanya hening yang tercipta, tidak ada yang memulai pembicaraan karena Daniel juga sibuk mengendarai motornya, mereka memulai pembicaraan hanya untuk menanyakan dimana rumah Eliza. Daniel kemudian berhenti di sebuah toko di dekat perumahan Eliza dan meninggalkan Eliza di motornya, Daniel kembali dengan membawakan semacam p3k untuk mengobati luka di tangan Eliza.
"Sini tangan lo, gue obatin dulu tangan lo."
"Tapi Daniel ini kan udah deket sama rumah gue, kenapa nggak anterin gue aja sekalian." Protes Eliza.
"Kalo gue bawa lo dengan keadaan tangan lo kaya gini apa tanggapan orang tua lo coba." Jelas Daniel
"Kan entar bisa gue jelasin ke bunda yang sebenarnya." Ucap Eliza
"Tetep nggak baik, gausah ngeyel sinih mana tangan lo." Ucap Daniel kemudian mengobati tangan Eliza.
"Udah selesai, ayo pulang." Ajak Daniel lalu mereka berdua bergegas untuk pergi ke rumah Eliza.
Daniel dan Eliza sudah sampai di depan teras rumah Eliza. Eliza melihat bahwa bundanya sedang menunggunya dengan cemas.
"Assalamualaikum bunda." Ucap Eliza kemudian Eliza dan Daniel menyalimi tangan Yani, bunda Eliza.
"Walaikumsalam, yaampun sayang kamu nggapapa kan? Tadi ada yang nganterin motor kamu tuh, tapi kamunya nggak ada bikin bunda sama ayah khawatir tau." Jelas Yani panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elizalbert
Teen FictionBerat rasanya harus mengikhlaskan kepergian dan kembali merelakan perpisahan. Aku adalah seorang gadis yang telah banyak mengalami kepedihan dalam hidupku. Dan kamu, kamu adalah penyebab semua kepedihan ini datang. Aku benci kamu. AKU SANGAT BEN...