Regret

441 39 7
                                    

Berapa kalipun pria itu memohon kepada Tuhan. Wanita itu takkan pernah kembali.

°°°

Sougo terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu, tarikan nafasnya pun tak normal dan jantungnya berdetak cepat tak seimbang.

"Sial." Umpatnya saat tersadar bahwa yang dialaminya hanya mimpi. Sougo melirik sebelahnya dan menarik nafas berat sembari menutup wajahnya dengan telapak tangan kanannya. Dalam hati ia merutuki, kenapa ia membiarkan sosok itu pergi begitu saja.

"Sudah kubilang untuk menyetel alarm bukan? Lihat sekarang kau terlambat. Cepat mandi dan segera berangkat!"

Sekelebat bayangan wanita itu merasukinya, membuatnya tersadar bahwa sekarang matahari sudah menggantung tinggi dilangit. Andai wanita itu masih ada disini, kira-kira bagaimana reaksinya? Apakah wanita itu akan marah saat tau ia terlambat? Seperti biasanya, Sougo kembali tersenyum kecut. Mengumpat dirinya sendiri dan men- cap dirinya sendirinya sebagai pecundang sejati.

°°°

"Aku sudah memasakkan omelette kesukaanmu. Jadi jangan makan mie instan lagi! Apa kau tak mengerti definisi dari kata tak sehat?"

Sougo menghentikan suapannya tiba-tiba, tak peduli bahwa itu adalah suapan terakhirnya. Mood makannya tiba-tiba buruk. Sougo segera beranjak dari meja makan dan memakai jas kantornya, mengabaikan mie instan yang menyisakan suapan terakhir diatas meja.

"Aku akan makan omelette dikantor, jika ada." Ucapnya.

°°°

"Sougo." Panggil atasannya saat mereka berada dikantin perusahaan.

"Ya?" Sahut Sougo penuh hormat seakan-akan jika ia salah sedikit maka ia akan tamat.

Atasannya menarik nafas pendek kemudian berucap,
"Aku turut berduka." Dan Sougo balas dengan senyuman.

"Sudah kubilang hormati atasanmu! Aku tak ingin kau dipecat untuk keberapa kalinya sudah! Kau mengerti?"

°°°

"Senior." Panggil bawahannya dan hanya dibalas dengan gumanan tak jelas yang menandakan bahwa lawan bicara mendengarkan.

"A-Aku tau Senior dalam masa berduka, aku turut berduka. Dan aku sengaja membeli ini agar membuat Senior terhibur, kudengar Senior hebat memainkannya. J-Jika Senior tak suka, m-maafkan aku!"

Sougo melirik sebuah gitar akustik hitam yang diberikan bawahannya. Kemudian menatap si pemberi. Wajah Sougo yang terlihat datar dan sinis, membuat bawahannya takut. Namun sedetik kemudian, wajah datar itu berganti dengan seulas senyuman tipis diwajah Sougo. Sougo kemudian mengangkat tangannya dan menyentuh surai bawahannya.

"Terima kasih, aku menghargainya."

"Kudengar kau memarahi bawahanmu lagi? Ya ampun, Sadist. Kau seharusnya menghargai bawahanmu sekalipun pangkatnya lebih rendah darimu. Awas saja jika aku dengar kau memarahi mereka lagi, aku yang akan memarahiku langsung dan tak ada jatah makan malam untukmu malam nanti!"

°°°

Sougo menginjakkan kakinya perlahan diatas lapangan luas yang berisi berbagai nisan yang berjejer rapi. Entah apa yang membuatnya melangkahkan kakinya ketempat yang paling tak ingin ia datangi,

Atau mungkin, wanita itu memanggilnya?

Sougo terkekeh pelan memikirkannya kemudian segera melangkahkan kakinya menuju sebuah nisan yang terlihat paling baru.

"Merindukanku, huh'?" Bukan, dialah yang merindukan wanita itu. Ia hanya tak ingin mengakuinya, namun juga tak bisa mengelaknya.

Ia merindukan sosok wanita itu.

Wanita yang selalu memarahinya jika ia bangun terlambat,
Wanita yang selalu memasakkan sarapan sederhana pengganti mie instan nya.
Wanita yang selalu cerewet saat ia dipecat karena bersikap angkuh pada atasan dan bawahannya.

Dan wanita yang selalu memberikannya nasehat dan motivasi saat ia bahkan tak tau apa yang dilakukannya benar atau salah.
Ia benar-benar merindukan wanita itu, sangat.

Tanpa sadar, setetes cairan bening mengalir dari matanya dan membasahi pipinya. Sougo terisak dalam diam setelah beberapa menit sebelumnya terkekeh. Terlalu ironis.

Sougo kembali memutar kenangannya bersama wanita itu, dimana wanita itu masih bersamanya. Hingga disaat gadis itu pergi dari kehidupannya dan berakhir dengan nisan didepannya.

Sekali lagi ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia membiarkan gadis itu pergi begitu saja? Andai saat itu ia menahannya, mungkin wanita itu masih ada disampingnya dan memarahinya seperti biasa.

Sadarlah, Sougo. Seberapa banyak pun dan sekeras apapun kau memohon dan berharap.
Kehidupan yang telah pergi takkan pernah bisa kembali.

"Hey, apa kau menertawaiku dari sana? Tertawa karena berhasil membuatku menangis?" Guman Sougo berusaha tertawa disaat air mata sudah menggenang dipelupuk matanya.

"Terima kasih untuk segalanya, Kagura. Bukan maksudku__china." Ucap Sougo seraya mengecup pelan nisan bertuliskan nama wanita itu, wanita yang beberapa bulan yang lalu bersanding dengannya diatas altar dan minggu lalu telah hilang dari kehidupannya. Dan itu semua salahnya, andai saat itu ia tak pergi bersama wanita lain yang merangkap rekan kerjanya dan berakhir diatas ranjang kamar hotel berbau alkohol dan orgasme, maka pertengkaran mereka takkan terjadi dan wanita itu tak perlu meregang nyawa karena kabur dan terlibat dengan pem-bom-an teroris. Sungguh ironis. Sougo meneguk salivanya seakan itu adalah pil pahit kehidupannya.

"Dan maaf untuk segalanya. Aku mencintaimu." Lanjutnya lalu segera berlalu meninggalkan tempat pemakaman setelah meletakkan sebuket bunga kesukaan wanita- nya. Sekuat tenaga ia berusaha tersenyum setelah merasakan bahwa wanita itu sedang tersenyum diatas sana.

"Hey, Sougo. Wajahmu selalu datar ya'? Apa? Kau tak bisa mengekspresikan perasaanmu? Payah sekali. Baiklah, karena aku istrimu, aku akan membuatmu tersenyum dan menangis nanti."

"Ya, kau benar-benar membuatku tersenyum dan menangis."

°°°

Andai aku membuat luka dihatimu, maka aku akan berusaha mengobatinya.
Andai aku membuatmu kecewa, aku akan berusaha membuatmu kembali bahagia.
Andai kau pergi kebelahan dunia lain, maka aku akan berusaha menemukanmu bagaimanapun caranya.

Namun, jika kau telah pergi dan kita tak lagi berada di dunia yang sama. Yang hanya bisa kulakukan hanya pasrah dan merelakanmu bukan'?

-Okita Sougo.

°°°

Akhirnya up lagi setelah sekian lama😂
Yah, ini semua berkat hp saya yang disita oleh bapak guru killer tercinta. Dari November sampai Januari :") sampai lupa idenya berterbangan kemana :v

Ditambah lagi dari Januari hingga Februari ini saya nyeleneh ke aliran kpop :v dan keasiakan ngebucinin haruto treasure, ikon, dan abang-abang utaite :v

Udah aja sih, segitu :v

Our PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang