Peace Place

494 44 7
                                    

Pemuda bersurai coklat itu mengayuh sepedanya dengan pelan, takut jika sedikit saja terjadi goyangan dapat membuat gadis yang tengah memeluknya dari belakang itu menghilang dari dunia.

"Masih sakit?" Tanyanya disela kayuhannya.

"Iya."

"Mau kuantar kerumah sakit?"

"Tidak perlu."

"Lalu?"

"Bawa aku pergi dari sini, ketempat yang lebih jauh. Ketempat yang lebih damai. Ketempat yang lebih gelap."

Saat itu, Sougo__pemuda itu__ akhirnya tau mereka harus pergi kemana.

•••

"Kagura."

Sougo memanggil nama kekasihnya yang tengah termenung diatap sekolah sendirian. Entah apa yang dilakukan gadis itu, menghilang begitu saja dan membuatnya berkeliaran dengan panik seperti orang gila. Bahkan, cuaca yang buruk saat ini sangat cocok dengan suasana hatinya yang tak kalah buruk.

"Ayo masuk, disini dingin. Kau bisa sakit." Tangan Sougo terulur, berniat mengajak Kagura kembali masuk kesekolah sebelum angin kencang karena mendung berganti dengan hujan.

Tapi tangan Sougo ditepis kasar oleh Kagura, tak lupa diiringi dengan tatapan sinis dari mata safirnya.

"Jangan sentuh aku, kau menjijikan."

°°°

"Kau sudah makan siang?" Lagi-lagi, Sougo mendapati kekasihnya merenung diatap sekolah, memandangi pantai beserta lautan yang terhampar diseberang sekolah mereka. Indah, namun 'mereka' tak indah. Kau mengerti maksudku'?

Kagura menggeleng tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan, ia tak menatap si lawan bicara.

"Kau harus makan. Kau semakin kurus akhir-akhir ini."

Kagura terdiam, dan Sougo anggap itu jawaban ya.

Sougo membuka kotak bekal makan siang mereka, menyendok nasi dan beberapa lauk dan mengarahkannya pada mulut Kagura.

Tapi, tangan Sougo kembali ditepis. Hingga makanan yang telah disiapkan sedemikian rupa hancur tak tertata. Berhamburan dilantai kotor atap sekolah.

Sougo menatap makanan-makanan dilantai,

Sementara Kagura berucap __tanpa mengalihkan pandangannya__

"Jangan sentuh aku, aku menjijikan."

°°°

Besoknya, Sougo temukan Kagura diatap sekolah lagi.

Namun, dengan posisi yang berbeda. Ia memeluk perutnya. Menahan sakit.

"Kau tak apa?!" Sougo membawa Kagura kedalam pelukannya. Tak ada perlawanan, dan dengan segera ia membawa Kagura menuju UKS.

°°°

"Kembalikan aku keatap. Aku tak ingin berada disini. Jika aku disini, mereka akan tau semuanya nanti."

°°°

"Perutmu masih sakit?" Sougo mengeluarkan botol kecil minyak angin yang ia bawa dari UKS.

Mereka berada diatap sekolah. Lagi.

Kagura mengangguk kecil tanpa berucap apa-apa. Bahkan fokus netranya tetap pada hamparan lautan diseberang sana.

Sougo menghela nafas berat, menatap nanar kekasihnya.

"Buka perutmu, biar kuusap minyak angin untuk meredakan sakitnya sementara." Beberapa senti lagi, tangan Sougo akan menyentuh perut Kagura.

Namun lagi-lagi, Kagura menolak perhatian Sougo padanya.

"Jangan sentuh aku, dia menjijikan."

Saat itu, Sougo menyadari sesuatu.

°°°

Kali ini, Sougo datang keatap lebih awal. Tapi tetap saja, Kagura selalu berada disitu, lebih awal dibanding siapapun.

"Hey, Sougo." Percayalah, ini adalah Kagura yang berbicara lebih dulu.

"Apa?"

"Perutku sakit. Aku tidak tahan lagi."

"Sudah berapa lama?"

"Sekitar sebulan."

"Ayo kita keparkiran. Aku akan mengambil sepeda."

"....baiklah."

Dan ketiganya pergi.

°°°

"Masih sakit?"

"Iya."

"Mau kuantar kerumah sakit?"

"Tidak perlu."

"Lalu?"

"Bawa aku pergi dari sini, ketempat yang lebih jauh. Ketempat yang lebih damai. Ketempat yang lebih gelap."

"Seperti lautan?"

"Kurasa tidak buruk."

"Ya, lautan itu ujung dunia. Lebih jauh dibanding apapun. Lebih damai dibanding apapun. Lebih gelap dibanding kegelapan hati manusia sekalipun."

"Ya, mari tenggelam bersama-sama."

"Aku senang kita selalu bersama."

"Kita bertiga."

°°°
...

"Kau tak sanggup menanggung malu?"

"Aku takut."

"Sama, aku juga."

...

°°°

Terinspirasi dari Webtoon Challenge karya author  .k a i r n n.

"Bawa aku pergi dari sini." Auto inget meikarta :V

*Cuman pelampiasan rasa gregetan sama anak SD SMP dikampung saya yang masih kecil udah punya anak😶

Our PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang