Sofia POV
Here I am, duduk di bar dan minum-minum bersama dua sahabat gue!
Bukan gue suka, tapi minuman ini membuat gue lupa tentang si sialan anjink motherfucker.
Yapp, gue habis putus dari si brengsek, Ivan. Cowok kuliahan yang ganteng dan sedikit tajir. Tapi dua minggu lalu gue memergoki dia tidur dengan cewek lain! Dasar fucking dick!
"Sof, let's go home. Loe udah limit", kata Mario, sahabat cowok sekaligus bodyguard gue dari SMP. Dengan tinggi 178 cm, badan besar dan berotot yang membuatnya terlihat seperti bodyguard...atau satpam, hahahaha, sorry Mar.
"Noooo, one more shot pleaseee...", gue pun mengayun-ayunkan gelas gue ke dia buat di isiin.
"Hmm, jangan buat kesabaran gue habis ya!", gertaknya sambil melihat jam tangannya. "Ok, time to go home"
"Ahhhhh, ga mauuuu...", ucap gue.
"Udah biarin aja Mar, loe tau kan dia habis di campakkan Ivan", kata Hannah, sahabat gue satunya.
"Iya tapi gue juga yang susah Han. Ntar yang ngangkat plus anter dia itu gue!", Mario pun berkata sambil menghela nafas.
"Ivan brengsek tukang selingkuhhh!", gue pun minum segelas bir lagi dan sebelum bir itu habis, dalam sekejab Mario pun membopong gue ala bridal style dan berjalan keluar bar. Kesabarannya terlihat habis ngadepin gue!
"Marioo, turunin! Ahh, you crazyy. It's embarassinggg assholeeee!"
"I don't care. Plus, jangan panggil gue dengan sebutan begitu setan kecil!"
"Gue ga kecil tau. Gue udah mau 18 tahun dan have big boo..."
GREPP.
Damn, mulut gue di bungkam dengan tangan kirinya! Hannah pun tertawa terpingkal-pingkal melihat kita berdua dari belakang.
"Stop. Ok ok, I got it. Gue turunin, tapi loe jangan ngomong aneh-aneh ya?", kata Mario meminta ijin buat nurunin gue. Gue hanya mengangguk.
Kami yang sudah berada di area parkiran pun langsung masuk ke mobil dan pulang.
Begitulah, temen-temen gue sangat loyal dan care ke gue.
Mario mah ga perlu di tanyain lagi karna dia udah kenal gue daridulu dan dia dibiayai sekolah oleh orangtua gue.
Orangtua Mario udah cerai sejak kecil dan dia hampir putus sekolah karenanya, lalu gue bilang ke ortu gue tentang masalah Mario, dan mereka setuju buat membiayainya sekolah. Jadilah Mario sangat berterimakasih dan selalu jagain gue sampe sekarang. Dan dia untung anaknya cerdas.
Hannah sendiri kenal gue sejak liburan semester kenaikan kelas 11 dan berlanjut sampai sekarang. Kita secara ga sengaja ketemu di bar dan kita langsung click satu sama lain. Dia sering ke bar karena punya masalah juga dengan kedua orangtuanya. Gue ga tau background Hannah, tapi dia terlihat cool dan masa bodo anaknya.
Sesampai rumah gue, Mario pun langsung membopong gue lagi dan menidurkan gue di kamar gue.
"Mar, temenin gueee", pinta gue ngerajuk ke dia.
"Jeez, please gue ga tertarik sama loe", Mario pun langsung menarik selimut lalu nyelimutin gue.
"Ah, gue gerah Mar, loe apa-apaan sih"
"Tidur, besok gue jemput jam 6 seperti biasa"
"What? Itu kepagian ah"
"Bodo. Ya udah nite Sof", kata Mario lalu mematikan lampu. Dia udah hapal rumah gue. Dan ortu gue juga ga keberatan sama Mario dia mau ngapain aja di rumah gue. Karna Mario sangat bisa di percaya.