2. orang aneh

136 13 2
                                    

Matahari sedang terik-teriknya. Bel sekolah tanda pulang sudah berbunyi  beberapa detik yang lalu.

Aku buru-buru mengemasi barang-barangku yang berada diatas meja ke dalam tas coklatku. Kecuali buku orange yang sengaja kutenteng, bukan apa-apa, tapi tasku sudah tak muat.

Aku melangkah mengikuti lautan siswa yang berdesakan untuk pulang. Melewati koridor - koridor kelas. 

Lelah hari ini membuatku ingin cepat-cepat
merebahkan tubuhku diatas kasur.

Entah kenapa aku selalu merasa harus belajar. Tapi aku tidak suka belajar apalagi dengan sekolah. Aku hanya merasa itu semua hanyalah kewajibanku. Dan aku tidak pernah melanggar peraturan.

"Hana"

Tepat dikoridor kelas XII tiba-tiba saja aku mendengar namaku dipanggil. Tapi aku tidak begitu yakin bahwa hana aku yang disebut. Aku memilih kembali berjalan mengabaikan suara itu.

"Carissa hana.. CARISSA HANA AULIA" 

Aku benar-benar bingung, kenapa ada yang tahu namaku? Bahkan nama lengkapku? Sesaat sebelum aku berbelok ke bawah tangga, Aku menoleh ingin memastikan apa benar-benar ada yang memanggilku? Tepat dipintu ruang kelas XII entah berapa tak tahu, tapi aku melihat seseorang yang berdiri dan tersenyum kearahku memperlihatkan gigi-giginya. Aku hanya menatapnya heran, bingung dengan keadaan seperti ini. Ditambah lagi dengan keramaian yang dibuat para siswa yang berdesakan ingin pulang.

Jujur saja banyak yang tidak mengenalku. Bahkan yang satu alumni SD denganku. Enam tahun satu kelas denganku, dia bilang tidak tahu namaku. Entah dia pura - pura tidak tahu atau memang benar-benar tidak tahu.

Apalagi cowok yang berdiri di pintu kelas XII itu. Membayangkan saja tidak mungkin.

Dari pengalamanku, semua orang hanya mendekatiku saat membutuhkan. Sama seperti teman SMPku dulu. Dari alea, fitri, lis mereka hanya mendekatiku saat sedang bertengkar dengan teman satu gengnya. Alhasil aku ikut - ikutan dibenci teman gengnya. Setelah mereka baikan? Jangan tanya bagaimana mereka memperlakukanku. Mereka menganggapku bagaikan benda tak kasatmata.  Hal itu sudah biasa bagiku.

Jadi, dapat dipastikan orang yang memanggilku itu pasti orang aneh. Aku yakin itu.

HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang