momenteü 4

31 5 2
                                        

"Pagi-pagi udah ke kantin?" suara lelaki terdengar dari belakangku.

"Butuh amunisi." jawabku tanpa menoleh. Dan berjalan ke arah lemari es.

"Pantes aja gendutan." sontak aku menoleh ke arah lelaki yang tingginya jauh diatasku.

"Sialan," kualihkan pandanganku kembali ke jajaran minuman kotak, "cuma biar gak ngantuk aja." kuambil satu kotak kopi vanila dan berbalik.

Aku sedikit terkejut, ia sekarang tepat berada di depanku.

"Itu enak?" tanyanya sambil menunjuk kopi vanila yang akan kubeli.

"Enak sih, tapi enakan yang ra--" belum selesai aku menjawab,

"Makasih." ucapnya tersenyum miring setelah menyahut kopi di tanganku.

Aku terdiam. Mulutku masih terbuka.

Ia berjalan santai ke arah kasir dan pergi.

Ia tersenyum. Dan aku masih terdiam. Menyebalkan.

- momenteü 4 -
- done -

MomenteuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang