Aku sedang bersemangat hari ini. Maksudku, aku bersemangat menyalin catatan guru di papan tulis.
Tentu saja ada penyebabnya, ia duduk di depan bangku ku.
Alay.
Memang. Biarkan saja. Apa salahnya menikmati masa-masa bersamanya sebelum kami berpisah.
Ini sudah tahun terakhir, wajar saja aku lebih rajin belajar.
Ini sudah tahun terakhir, wajar saja aku lebih sering memperhatikannya. Sama saja.
"Ya, silahkan disalin." guruku kemudian duduk.
"Eh, siapa aja tolong fotoin, dong." ucap salah satu orang dari belakang kelas.
Aku yang duduk di barisan depan ini peka, hanya saja aku terlalu sibuk mencatat.
"Eh, pinjem hp ya buat foto." tanya dia yang berada di bangku depanku. Memang sudah biasa kalau handphoneku dijadikan target 'kamera kelas'.
"Ohh, iyaa iyaa." jawabku tetap melanjutkan catatanku.
Beberapa detik kemudian, dia memanggil namaku.
Pikiranku yang tadinya fokus kepada catatan, sekarang terbagi karena dia.
Ah sial, padahal dia hanya mengajakku bicara. Betapa rapuhnya tekad belajarku.
Tanganku berhenti mencatat, kualihkan pandanganku kearahnya.
Ckrik
Aku terkejut, dia tertawa.
Apa-apaan ini, kenapa dia menyalakan kamera selfie?
"Serius amat nyatetnya wkwkwkwk,"
"Ihhhh apaan, sih," aku memukul punggungnya beberapa kali.
"Gapapa, buat kenang-kenangan." ucapnya tersenyum sambil meletakkan handphoneku di mejaku.
Yah begitulah hari ini, semangatku semakin tinggi, tapi fokusku kehilangan tujuannya.
Eh tunggu dulu, semangat yang tinggi ditandai dengan degup jantung yang cepat, kan?
Ah sudahlah, intinya begitu.
- momenteü 6 -
- done -