momenteü 5

22 6 2
                                    

Aku berjalan sendirian dalam kegelapan dan di antara hawa-hawa mengerikan suasana gedung berhantu.

Aku melihat banyak sekali kain-kain putih berlumuran tinta merah melayang-layang di udara. Banyak coretan-coretan tinta hitam di kertas yang menempel pada dinding. Dan banyak tumpukan kayu-kayu dari meja dan kursi yang dibuat berantakan.

Tenang saja, aku hanya berada dalam wahana rumah hantu di festival halloween. Dan aku hanya berkeliling untuk memastikan persiapannya sudah matang.

Namun masih saja aku terkejut dengan dandanan temanku yang sedang menyamar menjadi salah satu hantu disini. Mereka tampak konyol. Dan menyeramkan.

Mungkin jika aku adalah pengunjung rumah hantu ini, aku akan mati terkena serangan jantung. Apalagi ketika momen muncul hantu tiba-tiba di jalanan yang sempit. Bisa jadi aku mati dua kali.

Lalu di akhir wahana, setelah aku selesai mengecek ruangan terakhir, ada tangan besar yang menarik tudung jaketku.

Sontak aku kaget dan meraih apa saja dalam jangkauanku.

Aku mencengkeram tangan besar itu, sangat dingin.

Aku terkejut dalam bisu, menahan napas, dan melotot.

"Aduhh, kecil-kecil ternyata kuat juga ya," ringis seorang lelaki yang kukenal.

Jantungku sudah kehilangan tempat, mungkin sudah turun ke usus. Sempat-sempatnya ia tertawa dalam kesakitan.

"Ehh maaff, kaget banget yaa, tarik napasss, bisa nggak??" ia tahu jika tanganku terasa dingin artinya aku terkejut.

Tetapi ia tidak tahu jika tangannya lebih dingin.

Yahh, mungkin saja jantungnya sudah turun sampai kaki.

- momenteü 5 -
- done -

MomenteuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang