Prolog

30 6 0
                                    

Gue menoleh jam dinding di ruangan baca.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dan itu tandanya tempat gue sekarang seharusnya ada di kamar, naik ke tempat tidur dan beristirahat dengan peace. But sayangnya nasib gue tidak sama dengan orang-orang di luar sana yang mungkin sekarang sedang bermimpi indah. Gue masih harus bergadang dengan tumpukan-tumpukan dokumen dan surat-surat penting perusahaan yang banyak. Well, karena ini tanggung jawab gue sebagai CEO. To be honest, sumpah nggak enak banget, man, ada di posisi gue. Tapi mau bagaimana lagi, sudah tanggung jawab gue dan gue nggak mau sia-siakan apa yang sudah di percayakan pada gue.

Gue salah satu orang yang tidak ingin menunda-nunda pekerjaan. Almost people would say, time is money, kalau masih bisa untuk dikerjakan ngapain harus nunda besok, right? Tentunya gue akan melakukan apapun yang terbaik untuk lebih memajukan lagi perusahaan yang sudah di bangun keluarga gue sejak generasi pertama ini tanpa satupun halangan.

23.15 Pm

Saat ini posisi gue tetap sama. Duduk di depan meja dengan mata terarah fokus pada laptop, sambil memegang beberapa laporan untuk gue cek. Lalu, detik kemudian perhatian gue teralihkan pada satu foto yang ada di samping laptop. Gue mengambil foto itu. Sejenak menatapnya. Tersenyum seperti orang bodoh. It's silly, but i like it!

Foto yang ada di tangan gue saat ini-

"Bryan!"

Perhatian gue spontan teralihkan dengan kedatangan dad gue yang muncul tiba-tiba dari luar. Detik kemudian, gue kembali memusatkan perhatian gue pada foto seorang gadis berambut hitam berkilau dengan pipi chubby-nya yang bikin gue gemas saat melihatnya.

"mereka setuju dengan ide pernikahan ini!" kata dad gue dengan semangatnya.

"baguslah," respon gue santai.

Mendengar perkataan dad, gue semakin melebarkan senyuman. Masih tetap menatap foto itu tanpa sekalipun menatap dad gue yang sedang berbicara dengan gue.

Hm. Gue sendiri sudah menduga kalau lambat-laun mereka juga pasti akan setuju.

Apa?

Pernikahan?

Untuk siapa. Itu pasti yang ada di pikiran kalian, begitu?

Nah kalau yang ada dipikiran kalian kalau dad gue yang akan menikah lagi. Kalian salah besar. Justru sebaliknya. GUE.

Ini semua berawal dari pertemuan dad kembali dengan teman lamanya.

Awalnya gue sempat kaget dengan kedatangan dad mendadak datang langsung dari London ke Indonesia hanya untuk datang membantu perusahaan milik teman lama dad yang sedang mengalami masalah besar

Dan berkat pertemuan keduanya. Gue juga menemukan 'sesuatu' yang selama ini gue cari. Gadis itu.

Finally...i found her!

"Bryan. kenapa. kamu kok kelihatannya nggak bersemangat dengan pernikahan ini?" kata dad sambil mengernyitkan dahi

Apa?

Gue. Nggak exited??

Big wrong, dad!

"haha! Ya exited lah, pa!"

Gara-gara pengaruh kecapean. Gue kelihatannya nggak semangat soal pernikahan ini. Terus malah bikin dad gue keliru. No. Gue malah exited banget. BANGET. Tuh lihat hurufnya juga capital gitu!

Ah...Finally,

Setelah sekian lama gue mencari keberadaan gadis itu.

Takdir mempertemukan kami kembali.

Dan.....gadis itu akan segera menjadi istri gue.

-

-

-

TBC

*************

Sekian Prolog dari cerita Meeting With You. So, this is my first work. To be honest, author-nya tidak mahir dalam membuat prolog.

Well, hope you guys enjoy my story

Thank You very much buat yang udah mampir ke cerita ini 🙏

withlove by Jeyjeyflow

EDITING: 09 FEBRUARI 2019

Meeting With You[ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang