Kunjungan

2.8K 236 16
                                    

Beberapa saat sebelumnya….

Dalam perjalanan menuju rumah Tante Shabina itu, Sakha menjelaskan semua yang terjadi kepada sang Oma. Mulai dari hubungan pertunangannya dengan Karina yang selama tiga tahun tidak pernah berjalan baik, hingga kemudian Sakha depresi dan memutuskan menenangkan pikiran dengan menenggak alkohol di sebuah club.

Penjelasan diakhiri dengan Sakha yang tidak sengaja meniduri Shabina yang ternyata merupakan anak dari Perempuan yang mendonorkan jantungnya pada Laila. “Jadi aku benar-benar gak sadar telah melakukan itu, Oma.”

“Yasudah, mau bagaimana lagi kan? Toh sudah kejadian.” Terdengar helaan napas panjang dari Laila. “Masih untung kamu melakukannya pada Shabina, kalau menimpa perempuan lain gimana?”

Sakha yakin, tidak hanya dirinya yang menganga cengo, tetapi Danzel pun turut terkejut mendengar penuturan Omanya. Terasa dari mobil yang di rem secara tiba-tiba.

Bagaimana bisa kebejatan seperti itu masih dapat dikatakan untung?

“Mengingat hubunganmu bersama Karin sudah tidak baik, jadi tahu dong apa yang harus kamu lakukan untuk mempertanggungjawabkan perbuatanmu pada Shabina.”

“Apa?” Sebenarnya Sakha tahu kemana maksud ucapan sang Oma, namun dia perlu memastikannya supaya tidak salah paham.

“Ya nikahin Shabina lah, Kha. Memangnya kamu pikir apa lagi?” Danzel baru berani nimbrung ke dalam obrolan.

“Oma tidak keberatan gitu, kalau pertunanganku sama Karina berakhir?”

Laila menggeleng pelan. “Kenapa harus keberatan, justru Oma akan sangat merasa bersalah kalau memaksamu terikat dengan perempuan yang seperti itu. Toh, meski pertunangan kalian dibatalkan, Karina masih dapat kita perlakukan sebagai keluarga kita sendiri, bukan?”

“Iya sih.” Jujur, Sakha sendiri masih tidak percaya, jika mengakhiri pertunangannya akan semudah ini.

Ternyata keyakinan Danzel lebih kuat, bahwa kondisi Omanya tetap akan baik-baik saja dengan segala kebenaran tentang keburukan Karina.

“Terus mengenai kehamilan Shabina yang sempat Oma dengar, apa itu benar?”

“Benar Oma,” Danzel yang langsung menjawab. Kemudian menjelaskan semua yang diketahuinya dari apa yang diselidikinya terakhir kali. “Tapi sayang, sepertinya Shabina salah mengenali Si Boss. Dia mengira Lelaki itu teman berjudi Ayah tirinya.”

“Kok bisa?”

“Entahlah Oma. Mungkin pada saat itu Shabina berada dalam pengaruh sebuah obat.”

Sementara Sakha hanya pokus mendengarkan. Bagaimanapun juga untuk masalah Shabina ini Danzel lah yang lebih tahu.

“Benar-benar parah sih. Masa keduanya sama-sama gak sadar kayak gitu.” Laila mendelik pada Shaka yang duduk disebelahnya. Hingga membuat cucu kesayangannya itu meringis, tidak enak hati.

“Iya Oma, emang parah banget. Mana pada saat itu Sakha pura-pura budek lagi, padahal udah puluhan kali kuingetin kalau itu bukan Karina. Eh dia tetap maksa aja. Kan goblok ya.”

Laila terkekeh sementara Sakha berdecak. Bagaimana bisa Omanya itu tertawa mendengar cucunya sendiri di bilang goblok didepannya langsung.

Beautiful Secret [[REVISI]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang