"Field commander, Kak?"
Chiko – Yoshiko Arrestya Martin – yang sedari tadi sibuk mendentingkan bellyra di dekapannya menatap pelatihnya dengan penuh tanda tanya.
Niken – pelatihnya – mengangguk dengan antusias, "Iya! Aku dan Ryan sudah berdiskusi panjang lebar. Setelah menimbang sana-sini, kami putuskan kamu yang akan menggantikan Tia!"
"Nggg... tapi, Kak..."
Niken tidak memberi kesempatan pada Chiko untuk menolak. Di kejauhan ia melihat Ryan – partnernya – menghampiri, "Gue udah menginformasikan Chiko, ya! Kita sudah bisa mulai berlatih!"
Chicko termenung.
***
Cakrawala Marching Band baru terbentuk lima tahun terakhir. Pembentukannya diprakarsai oleh seorang almamater SMA Cakrawala yang bergabung dengan korps Marching Band setelah lulus SMA. Ia pula pelatih perdana di tim Cakrawala Marching Band. Niken dan Ryan sendiri bergabung dengan tim Marching Band sejak mereka menjadi siswa SMA Cakrawala. Dan kini tongkat estafet kepelatihan diberikan pada mereka setelah dua tahun lalu meninggalkan SMA tersebut.
Dalam dua bulan ke depan, Cakrawala Marching Band akan mengikuti kompetisi antar daerah untuk pertama kalinya. Ini kali pertama mereka berhasil lolos seleksi. Di tengah kesibukan tim mempersiapkan diri, Tia, sang komandan lapangan, menyampaikan kabar buruk jika dirinya harus mengundurkan diri dari tim. Tia sekeluarga akan pindah domisili di Bandung. Terhitung tiga hari lagi, Tia bukan lagi bagian dari tim Cakrawala Marching Band.
Di saat itulah Ryan dan Niken menunjuk Chiko menjadi pengganti Tia.
Tidak mudah untuk menjadi seorang komandan lapangan. Ia harus lah seorang yang menarik karena seorang komandan lapangan memang harus menjadi pusat perhatian. Dengan tinggi di atas rata-rata dan wajah yang rupawan, Chiko jelas memenuhi kriteria tersebut. Niken dan Ryan juga sering mengamati seluruh anak asuhnya saat latihan. Chiko merupakan salah satu sosok yang bisa diandalkan. Meskipun ia bertugas di bagian melodi dan memainkan bellyra, Chiko bisa memainkan hampir semua alat yang digunakan di Cakrawala Marching Band. Di tim melodi sendiri, Chiko memegang peranan besar untuk dapat mengatur tempo permainan. Permainan Chiko sering dijadikan patokan oleh rekan setimnya bila mereka mulai kehilangan tempo. Untuk alasan itulah Niken dan Ryan sepakat menjadikan Chiko komandan lapangan. Ia akan dibantu oleh Meggie dan Aliya yang merupakan dua mayoret andalan Cakrawala Marching Band.
***
Latihan perdana Chiko sebagai seorang komandan lapangan berjalan dengan cukup baik. Meggie dan Aliya banyak membantunya. Terus terang, Chiko senang bisa berteman dengan kedua gadis itu. Meggie dan Aliya merupakan sosok gadis yang cantik, ramah, dan sangat mudah bergaul.
"Dah, Chiko! Sampai ketemu besok, ya?" Chiko yang masih merapikan isi tasnya menoleh ke arah pintu ruang Marching Band. Meggie dan Aliya ada disana sambil melambaikan tangan. Chiko membalas lambaian tersebut sambil tersenyum.
Udara sore itu berangin kencang. Langit pun mulai menggelap. Sesaat lagi pasti turun hujan. Chiko sempat menyesali keputusannya yang meninggalkan jazz biru kesayangannya di rumah. Tapi tadi pagi Chiko benar-benar telat bangun. Ia terpaksa naik ojek jika tidak ingin telat sampai ke sekolah.
Sambil sibuk membongkar tasnya untuk mencari payung, Chiko terus melangkah. Ia terhenti ketika ia menabrak seseorang di hadapannya.
"Hati-hati kalau jalan Nona Manis," sapaan menggoda itu membuat Chiko mengangkat kepala demi mendapati sesosok tampan kakak kelasnya sedang tersenyum – senyum yang Chiko tahu pasti akan membuat banyak gadis meleleh.
YOU ARE READING
Yoshiko
Teen FictionChiko - Yoshiko Arrestya Martin - gadis keturunan Padang-Jepang yang terbiasa hidup menyendiri. Sejak kecil Ibunya telah meninggalkannya. Dalam hidupnya hanya ada Ayah dan Kak Revo. Namun Ayahnya adalah seorang dosen di Universitas terkemuka yang ke...