ARVAN
______________________________
RANGGA tiba di kelas dengan napas terengah-engah. Ada keringat yang menetes di wajahnya, sepertinya cowok itu baru saja berlari dari kenyataan, eh berlari dari gerbang sekolah. Rangga yang sedang kelelahan pun tanpa memandang siapa itu langsung menyerobot botol minuman milik teman sekelasnya.
Siska berteriak cempreng ketika Rangga meminum minumannya hingga tersisa setengah dari volume awalnya. Sudah bukan hal asing lagi, jika Rangga itu usil dan menyebalkan. Lantas Siska menatap garang Rangga meski tidak ada gunanya juga.
"SIALAN YA LO! UDAH GAK BILANG, MALAH NGABISIN SETENGAH!" teriaknya heboh.
Rangga menutup telinganya dengan kedua telunjuknya. Cowok itu mengernyit mendengar suara cempreng menggelegar milik Siska. "Ah elah, sama temen sendiri juga. Pelit lo!" tudingnya pada Siska sambil berlari menuju meja Arsen.
Brak.
Arsen langsung membuka matanya saat mejanya digebrak oleh seseorang. Arsen menatap tajam Rangga yang sudah berani mengganggu tidurnya. Pasalnya dirinya baru saja tertidur dan memimpikan hal indah. Tetapi, si kupret Rangga merusak semuanya.
"Putra, Sen. Putra, Sen." kata Rangga berulang.
"Apasih!"
"Eh selow... Itu Putra lagi berantem sama Nicko anak IX-IPA 6." adunya pada Arsen.
"Kok bisa?"
"Nicko nuduh papanya Putra korupsi. Jadi tuh anak langsung emosi, gue udah berusaha nahan, tapi gue tambah kena tonjok. Nih, mata gue bonyok." ucap Rangga seraya menunjuk matanya yang sedikit keunguan.
Arsen tidak berkata panjang lebar, cowok itu lebih memilih keluar kelas langsung menuju Putra. Sementara Rangga berdecak, dia yang memberitahu tambah ditinggal.
***
Koridor KELAS XI
BUG!
BUG!
BUG!
Suara pukulan menggema di lorong kelas XI-IPS. Tak ada di antara mereka yang berani memisahkan kedua cowok yang sedang bermain baku hantam itu. Salah satu dari mereka ada yang lebih lihai dalam hal seperti ini. Sudah beberapa kali ia menjatuhkan lawannya.
"Lo gak usah nuduh bokap gue korupsi, njing. Tau apa lo masalah gituan, hah!" bentak Putra pada cowok yang sudah babak belur di bawahnya.
Nicko tersenyum sinis, rupanya cowok itu masih belum puas membuat Putra marah. "Ngaku aja lo, nyet! Bokap lo korupsi di kantor bokap gue!" teriaknya dengan sengaja supaya murid lainnya mendengar.
Putra naik pitam akan perkataan Nicko. Cowok itu sudah kalap, tidak memperdulikan Nicko yang sudah babak belur. Ia menghajar Nicko lebih keras lagi, hingga hidungnya mengeluarkan darah banyak.
"STOOOPP,...WOII!!"
Suara yang terdengar tegas itu berhasil menghentikan perkelahian antara dua cowok itu. Para murid yang berada di area itu, juga diam. Suasana koridor kini hening, tak ada yang berani membuka suara. Bahkan, Vanya yang terkenal berani dengan Arsen pun diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvan
Teen FictionArsen Erlago seorang cowok dingin dan nakal namun memiliki otak yang sangat cerdas. Cowok itu selalu bersikap dingin dan kasar jika berhadapan dengan orang yang ia anggap mengganggu. Cowok itu berjiwa playboy karena faktor keluarga. Kebanyakan orang...