ARVAN
______________________________JALANAN terlihat padat dipenuhi motor ninja kawasaki milik murid SMA Jagat Raya dan Kusuma Bangsa. Dua pemimpin besar mereka berada di depan sendiri. GOLIARD itulah nama besar komplotan itu. Tediri sekitar 150 anggota lebih. Terlahir karena sebuah dendam yang belum terbalaskan. Memberontak pada setiap mereka yang berani menentang kehendaknya. Tak pernah takut menghadapi apapun karena semboyan yang menjalar dalam jiwa setiap anggota. BERONTAK TANPA HABIS!
Kumpulan itu tiba di area SMA Angkasa. GERVASIO musuh bebuyutannya sudah menyambut mereka di depan gerbang sekolah itu. Tampak beberapa murid SMA itu yang belum meninggalkan sekolah terbengong-bengong melihat banyak sekali murid SMA lain mendatangi sekolah mereka.
Tak jarang beberapa murid yang sudah mengetahui siapa mereka menatap takjub sekaligus ngeri melihat tampang anak GOLIARD. Yang paling menonjol dari mereka adalah wajah Arsen dan Zico pemimpin geng besar itu.
Arsen dan Zico maju dengan percaya diri. Menampilkan wajah dingin dan terlihat tenang cukup membuat mereka terlihat berwibawa. Mengenakan jaket hitam kebanggaan GOLIARD menjadikan ciri tersendiri bagi geng itu.
“Datang juga lo? Gue kira lo takut,” sarkas Ricko.
“Gak usah banyak bacot lo, Ricko!” bentak Zico.
“DASAR CEMEN LO BERANINYA MAIN KANDANG!” teriak Gerald dari kubu tengah.
Chiko geram hendak mendatangi Gerald membalas perkataan cowok itu tetapi ditahan oleh Ricko. “GAK USAH NGULUR WAKTU LAGI, CEPET SIAPIN TIM ABAL-ABAL LO!” Ricko membalik badannya diikuti teman-temannya menuju lapangan bola sekolah.
Arsen dan Zico berjalan memasuki gerbang SMA Angkasa dengan gaya angkuhnya. Barisan mereka terlihat rapi dan kompak menggunakan jaket hitam kebanggaan. Gerald, Rangga, dan Putra berteriak paling keras menyebut nama GOLIARD.
“GOLIARD!”
“GOLIARD!”
“GOLIARD!”
“BERONTAK TANPA HABIS!”***
Vanya bergerak gelisah di depan gerbang sekolah. Kakinya sejak tadi mondar-mandir ke kanan dan ke kiri. Giginya menggigit jari telunjuknya menunjukkan bahwa ia sedang bingung. Pikirannya sedari tadi melayang pada Arsen. Cowok nakal bermulut pedas.
Vanya melihat sepulang sekolah Arsen dan anak GOLIARD berkumpul di depan gerbang sekolah. Lalu setelahnya seorang cowok dengan jaket hitam berbintang satu seperti Arsen yang ia ketahui bernama Zico datang menghampiri mereka bersama antek-anteknya. Zico dan Arsen saling memberi salam dengan telapak tangan terkepal dan ditepukkan ke dada khas GOLIARD.
Biasanya GOLIARD hanya berkumpul seperti itu pada hari Sabtu. Karena ia tahu bahwa mereka menghabiskan weekend bersama. Tetapi mengapa hari Rabu ini mereka berkumpul. Apa akan terjadi pertarungan? Atau mereka sedang memiliki acara bersama? Vanya mencoba berpikir positif. Meyakinkan diri bahwa Arsen tidak akan tawuran atau semacamnya yang akan membahayakan cowok itu.
“Van, bengong aja lo!” Gafa menepuk pelan pundak adiknya.
“Eh, bikin kaget aja lo!” sarkas Vanya tak tahu sopan santun bahwa itu kakaknya sendiri. “Lama banget, sih! Ngapain aja lo? Boker? Tidur? Berantem? Yang mana hah!” omelnya.
“Sorry... Gue lupa.” jawab Gafa sembari menggaruk pelan tengkuknya.
Vanya memutar bola matanya malas. Lalu menaiki boncengan motor sang kakak. Vanya memperhatikan jaket yang dikenakan Gafa. Menghela napas pelan. Masih sama seperti dulu. Mereka anak SMA Angkasa dilarang mendekati SMA Kusuma Bangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvan
Teen FictionArsen Erlago seorang cowok dingin dan nakal namun memiliki otak yang sangat cerdas. Cowok itu selalu bersikap dingin dan kasar jika berhadapan dengan orang yang ia anggap mengganggu. Cowok itu berjiwa playboy karena faktor keluarga. Kebanyakan orang...