IM 9 : Sidak

712 35 5
                                    

Hai Ders... smoga masih setia menungguku (Ngarep hahahay...)

Kalo kebetulan aku update sebelum Maret itu hanya berarti dua hal,aku khilaf atau mungkin aku gak tahan diteror lewat PM (Hayoo buat yang merasa ajach),Well..apapun itu,makasih banyak karna udah support dan rajin ngevote ,koment and share ceritaku..

Love kalian semuwah muwaaah

*********

"Kok belum pulang?"tanya Affan tidak suka,ini sudah hampir pukul 4 sore dan Naya masih di kantornya.

"Maaf mas,ada sidak dari kantor pusat dan kebetulan ada kesalahan kontrak pada beberapa proyek jadi.."

"Kou tidak di bagian itu kan?"suara Affan terdengar keberatan.

"Iya tapi gara-gara itu semua devisi diharuskan kumpul dulu untuk briefing jadi semua ikut pulang terlambat,ini udah selesai kok mau beres2 dulu terus otw,mas dimana"Naya mencoba mengalihkan topic.

"Aku sudah di depan kantormu dari sejam yang lalu"jawaban Affan membuat tubuh Naya menegang,haduuh..suami satu ini juga kenapa tiba2 sidak ke kantornya.Sejak sudah sama2 mulai masuk kerja mereka sepakat bahwa Naya akan pulang sendiri selain karena jarak kantornya dekat ,Affan juga baru bisa pulang setiap jam 4 sore.Intinya setiap Affan pulang,Naya sudah harus ada di rumah dan selama sebulan ini aman karena Naya selalu pulang tepat waktu dan Affan juga jarang pulang lebih awal.

"Tadi aku sudah kirim pesan sama mas kalo pulang terlambat"ujarnya pelan karena Hera terlihat menguping,satu tangannya melambai meminta Hera duluan.

"Gak ikut ke paklek cireng?aku lagi nyidam itu jadi kepingin makan terus"Hera yang udah hamil berbisik pelan tapi tetap saja Naya mendelik sambil buru2 menggeleng dan hus..hus.. diusirnya Hera biar cepat menjauh..

"Mau jajan Cireng lagi?"tuh kan,suara Affan terdengar menakutkan,gara-gara Hera sih..

"Gak kok mas,kan lebih enak Cireng yang dibuat chef Dito di rumah nenek tempo hari kenapa harus jajan di luar"Naya meringis sedikit takut-takut,terdengar helaan nafas panjang.

"Ayo pulang sekarang"kata Affan pelan membuat Naya bernafas lega,setidaknya suara Affan terdengar lebih rileks.

"Tunggu 2 menit lagi mas ya,aku turun sekarang"setelah mengucap salam,Naya mengakhiri panggilan itu dan bergegas menuju handkey.

"Kanaya Sabrina.."

"Iya.."Naya berbalik saat mendengar seseorang memanggilnya,ternyata Dewi selaku salah satu Direksi kantor pusat yang melakukan sidak.

"Iya bu.."kata Naya lagi,sedikit tidak sabar karena tahu suaminya pasti sudah bosan setengah mati menunggunya.Sejenak wanita berusia sekitar 45 tahun itu memperhatikannya dari bawah ke atas membuat Naya sedikit canggung.

"Kamu menolak lembur terhitung sejak 4 bulan yang lalu ya?"selidik Dewi kurang suka.

"Benar bu tapi saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan target tetap terpenuhi" jawab Naya lugas.

"Mm.."diluar dugaan Naya,Dewi hanya berdehem dan berlalu begitu saja membuatnya membuang nafas lalu setengah berlari ke parkiran,M-Benz suaminya terlihat mencolok di antara mobil para karyawan lainnya.

"Tidak ada lembur lagi,ini yang terakhir"kata Affan saat Naya sudah duduk di sampingnya.

"InsyaAlloh mas,tapi ini kan juga bukan keputusanku"Naya setengah mengeluh, membiarkan Affan memasang selfbelt untuknya.

"Tentu saja itu keputusanmu Nay,tidak ada lembur atau tidak kerja sama sekali"meski ringan nada suara Affan sarat ancaman,membuat bibir Naya mengerucut tidak suka,kalo dipikir lagi suaminya ini kalo marah jauh lebih menakutkan daripada bosnya apa-apaan ini,kenapa suaminya bertambah akut kadar keposesifannya,pasti gara2 insiden cireng tempo hari,harusnya Naya memang gak cari perkara.

Awesome MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang