nine

83 18 3
                                    

Sudah 5 hari aku berada di Malaysia namun masalah yang kami hadapi belum juga menemukan titik terang. Banyak penyelundupan dimana-mana, manajemen bobrok, korupsi bahan bangunan dll.

Pak Allard tampak sangat kacau semenjak kami disini, terlihat dari kantung matanya yang menebal.

Ken juga jarang menghubungi ku. Terakhir saat aku memberitahunya kalau aku ada dinas mendadak yang mengharuskan ke luar negeri.

"Dee, ayo kita pulang." Pak Allard keluar dari ruangannya dengan wajah kusut.

"Sudah ada titik terang, Pak?" Tanya ku.

"Ada beberapa nama yang dicurigai. Tim khusus sedang mengawasi mereka. Semoga saja semua berjalan lancar agar kita bisa segera kembali ke indonesia." Jawabnya memasuki mobil.

"Semoga saja, anda tampak lelah semenjak berada disini."

"Terlihat jelas ya." Gumamnya sambil mengendarai mobil.

Biasanya kami di antar oleh supir perusahaan tapi sudah 2 hari ini beliau izin karena istrinya melahirkan.

"Bapak mau makan dulu?" Tanya ku.

"Delivery order aja, saya gerah banget mau mandi." Aku mengangguk dan membuka aplikasi mencari makanan apa yang akan ku pesan.

"Steak?" Tanyaku dan kulihat Pak Allard mengangguk.

"Pesan Pizza juga, Dee." Sahutnya.

"Laper banget, Pak?"

"Bangett." Aku tertawa mendengarnya.

"Pizza Hut aja ya Pak, saya kurang tau resto pizza yang enak disini."

"Boleh, yang big box ya." Aku tercengang mendengarnya, ini dia laper banget yaa?

"Yang bener pak? Udah berapa hari gak makan sih?" Ia malah tertawa saja melihatku mendelik.

"Big box itu udah sama minum belum?" Tanya nya

"Ya belum Pak, mau sekalian pesen?"

"Boleh deh, toffe coffe ya. Kamu pesen punya kamu sekalian, Dee." Aku mengangguk semangat, rezeki gak boleh di tolak guys.

"Terimakasih Pak Allard!" Aku tersenyum ceria langsung memilih pizza yang ku mau.

Aku memesan frankfurter bbq dengan pinggiran cheesy bites, philly cheese steak dan blackforest shake. Ya ya aku memang makan seperti kuli! Kalian tau kan aku bahkan bisa menghabiskan menu itu sendiri tanpa bantuan siapapun.

"Well done, mungkin 1 jam lagi makanan nya sampai." Ucapku sambil turun dari mobil.

"Punya saya kamu simpen dikamar kamu dulu aja, saya mau langsung mandi soalnya."

"Siap bos!" Jawabku.

Kami melangkah ke kamar masing-masing, aku langsung melepaskan heels ku. Bergegas ke kamar mandi berendam air hangat untuk meluruskan otot otot ku yang tegang.

Setelah berendam dan mandi selama 1 jam aku langsung bersiap memakai baju santai dan mengeringkan rambut, tak lama dari itu bel kamar ku berbunyi. Ternyata room service yang mengantarkan pesanan.

Setelah memakai beberapa skincare, aku langsung beranjak ke ruang tamu untuk menyiapkan pizza tadi. Setelah siap aku langsung mengabari Pak Allard kalau pesanannya telah tiba.

Handphone ku berbunyi, ada whatsapp dari nomor yang tidak dikenal. Ku buka pesan itu dan betapa terkejutnya melihat isi pesan tersebut.

"Hey Clarabelle! Its me jelena,kamu tau? Kekasih mu selalu memghabiskan malam bersamaku. Ah kamu pasti tidak percaya ya? Tenang, aku kirimkan poto kebersamaan kami agar kamu cepat melepas Ken. Ku harap setelah ini kamu sedikit tahu diri untuk pergi dari hidupnya! Dia tidak benar-benar mencintaimu. Loser."

Tak lama foto yang disebutkan jelena sampai. Tidak tanggung-tanggung ia mengirim 5 foto sekaligus.

Aku hancur lagi. Dalam foto itu aku melihat Ken sedang mencium Jelena, Ken yang sedang memeluk Jelena, Ken yang sedang menyuapinya, Ken yang sedang menatap mata Jelena dan Ken tang tidur dengan Jelena. Yaa tuhan! Aku bahkan tidak bisa berfikir apa-apa lagi.

Entah apa yang ada di fikiranku, aku malah mencari nama nya dan menelponnya. Hatiku masih tidak percaya kalau Ken sanggup mengkhianti ku separah ini.

"Hallo Dee." Ia menjawab telpon ku setelah dering ke 5.

"Hay, kamu dimana Ken?"

"Ahh aku? Aku sedang di kantor banyak kasus yang harus ku pelajari." Jawabnya tergagap yang membuat dadaku makin sesak.

"Mmm begitu, baiklah." Aku tidak sanggup mendengar suaranya lebih lama.

"Bye Dee." Ia sama sekali tidak bertanya apapun padaku, sesak. Panggilan masih tersambung karna memang tidak ku matikan, saat aku akan mematikan panggilan itu..

"Baby, ayo aku sudah siap."

"Kamu selalu terlihat cantik sayang."

Brengsek! Itu suara Kenneth! Perasaanku sangat kacau. Ini diluar ekspektasiku. Ken berbuat sejauh ini.

Ini sungguh sakit, aku benar-benar tidak menyangka ken mampu mengkhianati ku!

"Gak mungkin." Racau ku tak jelas

"Aku bahkan selalu kasih dia kesempatan."

"Apa aku kurang baik? Apa aku kurang perhatian atau malah aku kurang menarik?" Aku tertawa meratapi nasibku.

"Kenneth brengsek! Bajingan kamu Ken!" Maki ku seorang diri.

Dua kali sudah aku mendapat pengkhianatan seperti ini. Luka yang lama belum sembuh tapi Ken sudah menancapkan luka yang lebih dalam lagi.

Aku luruh ke lantai menangis, rambut yang ku sisir rapih sudah berantakan, aku menangis tersedu dipojok bawah sofa memeluk lututku.

"Dee, apa pizza nya sudah sam.."

"Dee!" Ku dengar Pak Allard memanggilku.

"Dee kamu kenapa??" Ucapnya menghampiri ku.

"Clarabelle! Jawab saya. Kamu kenapa? Apa yang membuat kamu seperti ini." Pak Allard mengguncang tubuhku dan menarik kepala ku pelan agar bisa menghadapnya.

"Ya tuhan! Kamu kenapa?" Tanya nya lagi setelah menatapku.

"Saya ha-hancur, Pak." Ucapku tergugu.

"Sakit banget rasanyaa pak, sakit banget." Aku nggak peduli lagi, aku meraung di depan Pak Allard. Pak Allard keliatan bingung namun ia langsung menarik ku kedalam pelukannya.

"Ssstt tenangkan diri kamu, Dee. Tarik nafas pelan dan hembuskan. Jantungmu berdetak sangat cepat." Ucapnya sambil menepuk-nepuk bahuku pelan.

"Kamu tidak sendiri disini, ada saya. Kamu jangan khawatir, ada saya." Aku semakin menangis mendengarnya.

"Sa-saya gak kuat p-pak. Sakit banget rasanya." Ucapku sesegukkan.

Pak Allard hanya diam sambil mengusap bahuku menguatkan. Setelah cukup tenang ia mengurai pelukannya dan memberikan air minum yangtelah ku siapkan di meja tadi.

"Terimakasih, Pak." Ia mengangguk lalu duduk disampingku.

"Bisa kamu ceritakan apa yang membuat kamu seperti ini?"

Aku menarik nafas panjang lalu ku hembuskan. Tak ingin menjelaskan apa yang terjadi aku hanya memberikan handphone ku padanya, menunjukan pesan yang jelena kirim tadi.

Pak Allard menerima dengan bingung memeriksa apa yang ku tunjukkan. Tubuhnya menegang setelah membaca dan melihat poto yang jelena kirim.

"Dee, ini pacar kamu?"

"Ya dan seminggu yang lalu dia baru saja melamarku." Ucapku tertawa miris dan kembali mengeluarkan air mata.

"Oh my God!" Ia kembali menarikku dalam pelukannya.

Aku tau ini salah, berpelukan dengan bos ku saat sedang dinas di luar negeri tapi aku sangat membutuhkan pelukan ini. Aku sangat butuh sandaran untuk menopang beban ku.

Maafkan aku, kali ini saja.

PICK UP LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang