4-Pram-

14 2 0
                                    

-happy reading-
semoga suka sama cerita ini

----------

Malam, didepan teras rumah aku duduk di sebuah bangku kayu di cat berwarna cokelat, di pangkuan ku terdapat buku diary dan sebuah pena, kali ini aku akan benar-benar menulis cinta yang sesungguh nya, tetapi bukan dari kisah novel yang sering ku baca, tapi ini nyata yang pernah ku rasakan untuk pertama kali nya.

aku mendongak menatap langit, mengingat kembali ucapan yang pernah dikatakan Pram waktu di danau, aku tersenyum tipis,sepertinya Aku sudah kehabisan kalimat untuk menulis sebuah aksara tentang nya.

emang nya jatuh cinta harus seperti ini ya ? membahagiakan sekali, seakan dunia ini hanya di hidupi dua penghuni yaitu Aku dan Pram, aku terlalu berlebihan dalam mendeskripsikan cinta sehingga aku lupa bagaimana jika akhirnya cerita ini akan berakhir dengan kata menyakitkan, semoga saja tidak, aku tidak mau hal itu akan terjadi padaku, apalagi harus sesakit itu.

"Ntana ! ayo masuk. angin nya kencang nanti kamu masuk angin"

terdengar suara ibu memanggilku, aku menutup buku diary dan ku selipkan pena itu kedalam buku nya, lalu aku beranjak dari kursi yang ku duduki tadi.

"iya bu"

baru setengah berjalan ingin memasuki ruang tengah, aku sudah mencium aroma masakan yang sangat lezat, belum ku cicipi saja aku sudah tahu kalau itu masakan yang sangat enak-masakan ibu.

aku menghampiri ibu didapur yang tengah memasak nasi goreng pedas di tambah petai kesukaan ku lalu ditaburi serutan ayam di atas nya.

"astaga ibu ! ibu tau sekali kalau aku sangat lapar" ucap ku sembari menarik kursi untuk ku duduki didepan meja makan.

ibu tersenyum tipis sambil memotongi bawang dan sayur-sayuran dengan lincah, ibuku memang jago dalam hal masak-memasak, masakan di restoran bintang 5 saja kalah dengan masakan ibuku, apalagi masakan di warteg-warteg di pinggir jalan, itu pasti sudah lewat.

Nasi goreng kesukaan ku sudah jadi, dan siap untuk di santap, meskipun hanya ada aku dan ibu yang berada di meja makan tapi ini tetap menyenangkan bagiku, karena 2 tahun yang lalu ayah ku meninggal dunia sedangkan kak Rama kerja di luar kota. jadi, dirumah hanya ada aku dan ibu.

aku mengentikan makan ku dan meletakan sendok itu di atas piring, lalu bertanya pada ibu.

"ibuu"

"iya sayang" sahut ibu

"ibu pernah muda kan, pasti ibu pernah jatuh cinta"

"pernah, kenapa sih Na?"

"kalo ada orang yang bilang cinta ke Ana, terus Ana harus bilang apa ke dia bu"

ibu juga meletakkan sendok dan garpu nya, lalu mengatur posisi duduk.

"menurut ibu, kalau kamu juga cinta sama dia, ya bilang aja cinta, tapi kalo kamu gak suka, ya bilang gak suka" perjelas ibu

"emang nya ngungkapin nya sesimpel itu ya bu"

"Ana , kamu itu udah dewasa, kamu harus tau apa yang seharus nya kamu ucapkan. maksud nya, kalo cinta kenapa harus diam.seseorang akan tahu, jika kamu juga bertindak dalam mengutarakan rasa,cinta seseorang pasti butuh balasan kan"

MemorabiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang