7-bertemu ibu Pram-

6 1 0
                                    

-happy reading-

Semoga suka sama cerita ini

********

  "Ana, kamu harus tau 1 hal. bahwa, lelaki yang ada di depan kamu ini adalah lelaki yang memiliki banyak kekurangan dan saya sadar, setelah kamu ada di hidup saya, saya merasa jadi orang yang paling sempurna, saya takut kalau tuhan memisahkan kita tanpa harus memikirkan perasaan manusia yang saling jatuh cinta, tidak ada obat untuk memulihkan hati selain kembali"

Pram menatap ku begitu tajam, seakan-akan mata nya juga ingin ikut bicara, ia memegang tangan ku sangat erat, kata-kata nya membuatku ingin meneteskan air mata tapi tidak bisa. Karna, air mata hanya untuk orang-orang yang sedang sedih, sekarang aku tidak berada di posisi itu, aku sedang senang sangat senang mendengar kalimat yang sangat bermakna itu.

  "Pram, saya juga gak mau kalau tuhan memisahkan kita, karna saya belum siap menangis untuk berhari-hari"

  "Cewe memang hobi nya nangis ya" Pram tertawa

  "Saya serius Pram, saya gak mau jika itu sampai terjadi pada kita, sehari sebelum kita ketemu saya pernah doa sama tuhan kalau saya ingin bahagia sama seseorang dan tuhan mengabulkannya"

  "Oh ya, bahagia sama siapa"

  "Gak perlu nanya,saya yakin kamu tahu sebelum saya ngucapin kalimat itu"

Pram tersenyum tipis, dan aku yakin suatu hari nanti senyuman itu akan selalu ada walaupun ia sedang terpuruk, aku yakin Pram sekuat itu.

  "Saya mau ngajak kamu kesesuatu tempat lagi" Ucap Pram membuatku penasaran

  "Kemana ?"

  "Udah gak usah nanya"

akhirnya aku harus ikut dengan nya lagi setelah lama duduk di tepi danau, hatiku bedebar sangat kencang, tempat apalagi yang ingin Pram ajak aku kesana, seperti nya tempat itu tidak pernah sama sekali kudatangi. Aku hanya diam sembari memandangi jalan tol yang akan mengarahkan kami ketempat yang akan disinggahi.

Akhirnya, Pram berhenti pada sebuah rumah yang lumayan besar, sangat sunyi seperti tidak ada penghuninya, Halaman rumahnya pun banyak di jatuhi oleh dedaunan kering.

  "Pram, ini rumah siapa" tanya ku memandangi halaman sekitar

  "Ini rumah saya, maaf kalau banyak daun-daun yang mengotori halaman, karena Bibi minah sedang pulang kampung, jadi gak ada deh yang bersih-bersih" perjelas Pram

Aku semakin bingung di buatnya, ia mengajak ku untuk masuk kedalam rumahnya.

Setelah berada di dalam, aku lihat wajah ibunya pram yang sangat cantik. namun, ia duduk di atas kursi roda, Pram tidak pernah cerita sebelumnya tentang keluarganya. Sudah lama aku ingin tahu tentang keluarga pram, mungkin hari ini aku akan dapatkan jawabannya.

  "Pram, ini siapa?" Tanya ibu Pram

  "Oh iya, ini Ntana bu, pacar Pram"

Aku langsung menoleh kearah Pram, lalu perlahan-lahan kembali memandangi ibunya Pram.

  "I-iya bu, saya pacar nya Pram" ucap ku sembari mencium tangan beliau.

  "Cantik ya, kenapa baru di ajak kesini Pram" tanya nya lagi

  "Nunggu waktu yang tepat bu, hehe" cengengesan

  "Oalahh, mari duduk"

  "Iya bu, terimakasih"

Tidak ada hentinya kulihat-lihat disekelilingku, sunyi sekali. hiasan-hiasan rumahnya pun tidak ada yang modern, semua nya terlihat jadul.

  "Rumah ini memang sunyi" ucap ibu Pram mengejutkan ku, ia memegang bahuku dengan perlahan.

Bagaimana beliau bisa membaca pikiranku, ibu dengan anak sama saja selalu membuat hal yang tidak pernah di duga-duga, aku suka keluarga ini.

  "Ayah Pram sudah lama meninggal sejak Pram SD, dan Pram tidak punya adik atau kaka. Pram anak ibu satu-satunya yang sangat ibu sayangi" perjelas ibu lagi

  "Kalau boleh Ana tau, kenapa bisa ibu duduk di kursi roda itu. Maaf bu kalau Ana sudah lancang bertanya seperti ini" aku menunduk

  "Tidak apa-apa, ibu suka pertanyaanmu. Waktu itu, ibu mengalami kecelakaan bersama ayah Pram, akhirnya Ibu mengalami lumpuh tidak bisa berjalan dan ayah Pram meninggal dunia di tempat kejadian itu. Ibu sangat bersyukur masih bisa melihat dunia walaupun suami saya sudah meninggal tapi ibu masiih punya Pram" ucap ibu Pram dengan wajah yang tidak pernah hentinya tersenyum

  "Ibuu!!" Aku memeluk beliau

***

Sudah hampir gelap, Pram mengantar ku pulang kerumah. Setelah lamanya di perjalanan, akhirnya kami sampai di depan pagar rumah ku.

  "Pram, terimakasih ya sudah ajak saya kerumah kamu untuk bertemu ibumu, saya senang bisa mendengar semua cerita-cerita beliau"

  "Iya, saya juga senang bisa kenalin kamu sama ibu, nanti saya akan bawa kamu kerumah lagi, jangan khawatir. Saya gak aka ninggalin kamu"

Aku tersenyum lebar.

  "Kamu pulang, nanti kesore-an loh"

Akhirnya Pram beranjak pergi dari depan rumahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MemorabiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang