🌸 06 | Kejutan Tak Terduga

773 34 3
                                    

"Kenapa juga lelaki dingin yang menyebalkan ini mengatakan kalimat itu? Meski sederhana, tapi terasa begitu istimewa di telingaku."

---🌸---

Biasanya, aku sudah membantu Ummi memasak di dapur. Tapi pagi ini, Ummi tidak ada di rumah. Aku cuma mendapat secarik kertas yang ditempel di depan kulkas. Di sana, tertulis jelas permintaan maaf kedua orang tuaku dan Alfath. Maka dari itu, aku langsung mencoba membuat nasi goreng untuk Alfath.

Tiba-tiba saja, aku teringat sesuatu. Mimpi semalam, terasa benar-benar aneh. Entah mengapa, aku malah merasa mimpi itu nyata adanya. Tentang suara Alfath yang tiba-tiba melembut dan terasa hangat, juga dengan kecupan-Astagfirullah! Annisa! Aku langsung saja menggeleng beberapa kali-menepis pemikiran konyolku ini.

"Kenapa?" Aku langsung menoleh, terkejut karena suara itu terdengar tiba-tiba.

Lelaki yang sedang memenuhi pikiranku itu, malah duduk manis di kursi makan. Dia menopang dagunya sambil menatapku penasaran dengan mata tajamnya. Melihat itu, aku menghela napas sebelum menggeleng perlahan.

Tanpa berlama-lama, aku mematikan kompor dan meraih piring-berusaha menyajikan sarapan untuk lelaki itu. Setelah merasa cukup, aku meletakan piring itu di hadapan Alfath sebelum meletakan piringku dan duduk di hadapannya.

"Kamu suka Korea?" tanya Alfath tiba-tiba.

Aku mengernyit, perlahan mataku menatapnya penasaran. "Kenapa?"

Bukannya menjawab, dia malah tampak berdo'a. Setelahnya, dia mulai menikmati nasi goreng buatanku. Gerakan menguyahnya tampak bergerak lamban, dia meraih segelas air dan meneguknya dengan tenang.

"Kenapa? Nggak enak ya? Asin? Atau nggak ada rasanya?" Langsung saja kulontarkan serentetan tanya yang penasaran.

Alfath tak menjawab, dia hanya tersenyum kecil sebelum kembali menyuapkan nasi ke mulutnya dengan tenang. Aku menatapnya dalam diam. Bahkan untuk mencicipi makananku saja, tanganku tak mau. Dia seolah menuruti perkataan hatiku untuk tetap diam memperhatikan dan mengamatinya.

Sadar dengan apa yang sedang kulakukan, aku mengerjapkan mata sebelum kembali meraih sendok di piring nasi gorengku. Alfath nampak meminum air yang tersisa sebelum menyudahi sarapannya. Melihat itu, aku langsung menyendokan nasi ke mulutku.

"Kamu mau honeymoon ke man-"

"-Hah?" Mulutku yang terbuka langsung melebar lagi. Langsung kuletakan sesendok nasi-yang bahkan belum masuk ke mulutku. "Alfath, kita masih sekolah!"

Alfath mengangguk sebelum menatapku datar, seperti biasanya. "Ya terus, kenapa?"

Aku menatapnya tak percaya. Bisa-bisanya dia bilang tidak apa-apa! kenapa juga dia tidak bisa mengerti maksudku? Jelas hal ini jadi apa-apa. Kami masih sekolah-kuliah lebih tepatnya, tapi dia sudah mengajakku untuk-Astagfirullah! Annisa sadarlah!

"Kamu lagi mikir yang aneh-aneh, ya?" tudung Alfath seketika.

Aku langsung salah tingkah mendengarnya. Tapi aku langsung menggeleng, mencoba membantah perkataannya. Alfath mengernyit ke arahku sebelum berdehem beberapa kali, tampak sengaja untuk menarik perhatianku.

"Kalau gitu, mumpung kamu lagi mikir aneh-aneh, Alfath bakal kasih tahu-"

"-Enggak!" Aku langsung memotong, membantah perkataannya.

Alfath meneleng ke kanan dan menatapku dengan intens. "Tapi, kenapa kamu malah keliatan lagi mikir aneh-aneh? Biasa aja, nggak perlu salting gitu."

Sekarang, aku merasa panas mulai menjalar di kedua pipiku. Ah, Alfath kurang ajar. Gara-gara perkataannya, aku jadi mendadak malu sendiri. Langsung saja aku menunduk malu sambil meremas piyama yang masih aku kenakan.

Cinta AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang