Empat

3.7K 226 16
                                    

Jia merasa kepalanya sangat berat pagi ini, badannya juga terasa remuk apalagi selangkangannya yang terasa perih. Jia mencoba bangun dan duduk, dan seketika dunianya terasa runtuh melihat lelaki yang tidur di sampingnya.

Tangannya gemetar untuk membuka selimutnya, jia mematung sesaat. Dia meringis, karna tidak mengingat apapun selain ia yang minum bersama lelaki yang tertidur di sampingnya ini.

Tidak ada waktu berteriak ala novel, ataupun menangisi keadaannya sekarang, jia memilih bangun walaupun harus merangkak, ia mengambil kemeja revano yang kebesaran di badannya, memodifikasinya menjadi dres mini dalam waktu singkat, lalu pergi membawa handphone bilqis.

Jia panik, ia keluar dari kamar revano melihat sekelilingnya. Mengenali kalau ia masih di hotel tempatnya menginap, jia langsung turun satu lantai dan pergi ke kamarnya.

Jia menutup pintu kamarnya kasar, ia takut kalau tidak ada yang menerima nya lagi kalau ia bukan perawan, rasanya ia benar-benar menjadi perempuan nakal sekarang.

"Bagus" bilqis berkata dengan dua koper yang sudah rapi sekarang.

"kemana lo?, kita pulang hari ini. Bokap gue udah nyuruh pulang" bilqis berkata dengan datar.

"bil.. Terjadi sesuatu sama gue" jia berkata.

"entar aja curhat nya di jakarta, nakal boleh, ngelawan orangtua jangan. Lo tau kan prinsip gue" bilqis berkata.

"i..iya" jia menjawab. Sepertinya ia memang harus memilih saran mamanya yang menyuruhnya ke australia selama dua tahun. Jia tidak tau, tapi ia takut kalau revano akan mengejarnya karna kabur begitu saja, atau lelaki berengsek itu akan melupakannya.

Mengingatnya saja membuat jia merasa sangat marah.

"jangan bengong njir, pakai jaket. Itu kissmark banyak bener anjir" bilqis berkata.

"Bill" jia merengek rasanya ia ingin menangis sekarang.

"udah, cuma one night stand. Enggak akan terjadi hal aneh sama lo darl, enggak virgin lagi bukan berarti dunia lo hancur" bilqis menjawab dengan santai.

"ITU LO, BUKAN GUE" jia berteriak lalu mengambil jaket dan keluar lebih dulu mengabaikan bilqis yang berjalan di belakangnya.

"syukur teman, kalau enggak udah gue hajar" bilqis mendengus sambil membawa dua koper dan dua tas.

[]

Revano melayangkan tinjunya pada kaca kamar mandi, ia kesal karna jia pergi tanpa pamit. Ia ingin bicara pada gadis yang di perawaninya tadi malam, perempuan yang rasanya membuatnya tidak ingin kehilangan.

Revano bersumpah akan menangkap jia dan mengikat perempuan itu dalam ikatan yang tidak akan di sangkanya, ia juga bersumpah akan membuat jiana bertekuk lutut nantinya.

Tanpa perduli luka di tangannya revano keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaiannya, ia juga mengundur kepulangannya untuk bertemu jia dulu.

Dengan langkah lebar dan rahang yang mengeras karna marah, revano berjalan menuju kamar jia, kamar yang di ketahuinya dari informasi orang suruhannya.

"sorry" revano berkata saat melihat beberapa petugas hotel yang keluar dari arah kamar jia.

"iya?" petugas hotel itu balik bertanya.

"dua wanita yang menginap di kamar ini mana?" revano bertanya.

"mereka sudah keluar tadi pagi, mungkin dua jam yang lalu"

Revano semakin kesal, ia langsung membalikkan badannya dan pergi sambil merogoh handphone di saku celana nya.

"siapkan kepulangan saya sekarang" revano berkata pada orang di seberang telponnya sebelum memutus sambungan telponnya lagi.

young married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang