Tujuh

3.2K 218 9
                                    

Tiap orangtua memang punya karakter yang berbeda-beda, ada yang senang anaknya menikah di usia muda atau bahkan mendukung, ada juga yang melarang. Dan jia tidak tau apa keputusan kedua orangtua nya setelah ia mengatakan akan menikah.

Jia hanya bisa berharap pada revano untuk sekarang.

"apa kamu bilang, na?" maria bertanya.

"mau nikah sama revan" jia menggapit lengan revano yang sekarang terlihat sangat tenang.

"perkenalkan, saya Revano Elzio" Revan menyahut, membuat kedua orangtua jia semakin kaget.

Mereka jelas tau tentang Revano, pengusaha muda yang sedang di kagumi banyak orang, bahkan revano juga pemegang saham rumah sakit milik ayahnya jia. Lelaki itu menginvestasikan banyak uangnya untuk rumah sakit ayahnya jia, suatu kebetulan yang sangat menguntungkan bagi revano.

"Ana tetap akan ke sidney siang ini" maria berkata.

"kamu tidak bisa egois seperti itu" edo menjawab.

"Saya akan menikahi jia, dan akan bertanggung jawab atas jia mulai sekarang. Mohon mengerti" Revano menyahut dengan nada yang tegas. Dam seakan orangtua jia tau, kalau mereka tidak menyerahkan putri sulung mereka itu, meraka akan terancam.

[][][]

Setelah dua hari yang lalu Revano melamarnya, menyelesaikan semua kekacauan yang jia buat. Dan orangtua nya mau tidak mau menyetujui pernikahan jia dan revano.

Kepergiannya ke australi juga di batalkan, dan sekarang jia hanya pergi ke restoran ibu nya untuk menjadi koki. Restoran dengan konsep dapur yang terbuka memperlihatkan keahlian memasak tiap pekerja nya.

Jia menghela nafasnya, ia juga memikirkan tentang wanita yang di tabraknya. Revano bilang mereka sudah baik-baik saja, tapi tetap saja rasanya tidak enak kalau ia belum meminta maaf secara langsung.

Besok juga ia harus bertemu kedua orangtua revano. Rasanya jia tidak sanggup menghadapi hari-hari berikutnya, ingin kabur tapi revano sudah mengambil pasport nya, kabur ke luar kota juga percuma, dari bali saja revano bisa mengetahui apapun tentang nya, kalau hanya kabur ke luar kota, tidak sampai sehari ia sudah tertangkap oleh revano.

"Emang sial" jia menggertakkan giginya sambil memotong daun bawang dengan cepat.

"chef ji" asisten koki ibunya menepuk bahu jia. "itu ada bilqis"

Jia mengikuti arah pandang lelaki yang merupakan asisten ibu nya itu, lelaki oriental dengan senyum manis, lelaki yang mengambil kerja part time sambil kuliah jurusan ekonomi semester enam, Ongki.

"hai, ji" bilqis menyapa tapi senyum nya terarah pada ongki.

"lo nyapa gue atau ongki?" jia balas bertanya.

Bukannya menjawab, bilqis malah masuk ke dapur tanpa peduli protesan dari penggemar ongki yang lain.

"Ji, lo masak aja. Biarin kak ongki istirahat dong, lo jadi bos yang baik dikit ngapa" bilqis berkata.

"enggak papa bilqis, aku udah biasa kerja, chef jia juga baik" ongki menjawab.

"steak saos mozarella ya, kak" bilqis mengerjapkan matanya agar terlihat imut.

"gue yang bikin spesial buat lo, biar lo mabok mozarella" jia menyahut.

Bilqis berdecih lalu memegang tangan ongki sebelum keluar dari dapur, tanpa perduli beberapa pelanggan yang berdecih kesal.

Jia mulai memasak lagi, sekitar satu jam bilqis menunggu dengan sabar sambil memandangi chef setampan ongki.

Jia melepas apron nya lalu menghampiri bilqis dengan dua piring pasta.

young married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang