Lima

3.4K 208 9
                                    

Jantung jia rasanya ingin keluar karna terlalu kaget bertemu revano, lelaki itu bahkan mengajaknya satu meja, dan anehnya jia hanya diam menurut.
Diam-diam jia jadi memikirkan kaliamat bilqis, yang mengatakan kalau ini seorang revano elzio. Yang enggak virgin aja harga nya delapan puluh juta.

Jia menggelengkan kepalanya sambil meminum jus nya. Jia tidak akan memanfaatkan siapapun, tidak akan mau berdekatan dengan revano walau itu sedetik saja, tapi nyatanya mereka makan siang bersama sekarang.

Adam sesekali melirik ke arah kakak perempuannya itu yang terlihat kikuk dan juga lelaki yang terlihat tersenyum kecil melihat kakaknya itu.
"Jiana" revano berkata.

"Apa?" jia menjawab dengan ketus.

"nikah sama saya!" revano berkata dengan santai.

Untuk beberapa detik jia diam dan mengerjapkan matanya, sebelum tersedak makanannya.

"uhuk.. Uhuk.."

Revano dengan cepat menghampiri jia, memberikan segelas air dan mengusap punggung nya.

"are you oke?" revano bertanya.

"oke mata lo" jia mendorong revano yang duduk terlalu menghimpitnya "gue kaget, anjay"

"mulut kamu emang harusnya di sumpal biar enggak ngomong kasar terus, apalagi ada adik kamu" revano menatap tajam, dan itu membuat jia sedikit takut.

"adam udah kebal" jia menjawab. Ia tidak ingin terintimindasi lelaki berpakaian formal seperti revano ini.

"so..?" revano kembali bertanya.

"so sa si apa sih, gue enggak paham" jia menjawab

"enggak usah sok bego, kamu paham maksud saya. Saya juga tidak menerima penolakan" revano membalas.

"OM" jia membentak lalu mendengus  "gue baru delapan belas tahun. Dan lo udah ambil mahkota gue yang harusnya buat suami gue entar, harusnya lo tuh bersyukur karna gue enggak lapor polisi karna nidurin bocah di bawah umur, lo juga harusnya bersyukur gue enggak nuntut ganti rugi. Yang lagi viral aja delapan puluh juta udah enggak perawan, lah gue yang virgin?"

"kamu mau apa?" revano balas bertanya.

"hah?" jia mengerjapkan matanya, dia sudah mengeluarkan semua yang ada di pikirannya dan revano dengan tenang bertanya apa mau nya.

"jangan bengong, makin tambah keliatan bego nya. Lagian saya kebal hukum, kamu enggak akan bisa juga buat nuntut saya. Umur kamu udah legal, lagian atas dasar apa kamu mau menuntut saya" revano berkata.

"pelecehan dan pemerkosaan" jia menjawab pelan lalu melirik adam, takut adik nya yang sedang masa puber itu mengerti maksudnya.

Revano tertawa.

"yakin mau nuntut saya atas dua hal itu?" revano bertanya "bukannya kamu juga nikmatin ya?, mau liat vidio nya"

Jia membulatkan matanya kaget, dengan tangan yang menutup mulutnya yang menganga lebar. Dan itu membuat revano rasanya ingin mengurung jia, perempuan itu terlihat sangat menggemaskan sekarang.

"OM LO-" jia bangun dari duduknya dengan rahang yang mengeras, wajahnya juga memerah karna luapan emosi, tapi dia juga tidak mungkin menghajar revano di depan umum seperti sekarang yang ada jia akan malu sendiri.

"kak ana?" adam menatap kaget.

"oh iya, ini hape kamu saya balikin." revano meletakkan handphone di depan jia. "kamu bisa hubungi saya kalau sudah kepikiran ingin sesuatu yang kamu mau"

"adam ayo pulang" jia berkata dengan tegas.

"tapi kak, kak ana kan mau kerja dulu" adam menjawab.

young married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang