3

11.2K 133 5
                                    

Votenya donk

Sorenya, Katina baru saja keluar dari kantornya dan dijemput oleh kekasihnya Aryo Wiguna dengan vario kesayangannya. Mereka pergi ke butik untuk melihat baju pesanan pernikahan mereka.

Tiba di butik " CHIKA " Aryo memarkirkan varionya di depan butik, keduanya berjalan memasuki butik sambil bergandengan tangan. Dari dalam butik seorang pegawai wanita menyambut keduanya dengan senyum, Rika nama pegawai itu yang terlihat dari name tag yang tersampir di baju pegawainya yang terlihat oleh Katina.
" Mari mas, mbak kita lihat baju pesanannya " ucap Rika yang mengenali pasangan itu, sambil berjalan menuju lemari pakaian baju pengantin yang telah terisi pakaian pesanan para pelangan butik.

Wajah aryo selalu dihiasi senyum bahagia yang sangat menawan, aryo tak dapat berhenti tersenyum dari pertama Rika menunjukkan gaun dan baju pengantin pesanan mereka.

Tanpa Aryo sadari Katina terus saja melamun, dia masih mengharapkan bahwa Aldo'lah lelaki yang sedang bersamanya. Aryo terus saja bicara pada Katina, karena merasa tak mendapat respon Aryo'pun menoleh kesebelahnya, ia melihat Katina terlihat serius memperhatikan gaun yang dipegang oleh Rika, tapi mata Katina seperti kosong melihat ke depan dan ia'pun melambai-lambaikan tangannya ke depan wajah Katina.
Karena melihatnya tak merespon Aryo'pun menepuk bahu kiri Katina.

"Ada apa Na ? Apa ada yang salah dengan gaunnya ?" tanya Aryo
" ha " ucap Katina gugup karena terkejut saat aryo menepuk bahunya,
"gak kok mas, gak ada apa-apa" balas Katina sambil tersenyum menggelengkan kepalanya.
"tapi kamu seperti sedang melamun"
"itu mungkin perasaan mas saja" ucap Katina sambil membolak balik gaun yang di pegang oleh Rika,
ia merasa bersalah pada Aryo karena saat bersamanya masih juga ia memikirkan si bajingan itu yang telah menyakitinya.

Aryo yang tak tega memaksa Katina, hanya dapat menghembuskan napas pendek, ia tau Katina menyembunyikan sesuatu darinya karena Katina tak menjawab pertanyaannya.
"jadi gimana mau dicoba sekarang gaunnya? " ucap aryo dengan melihat kepada Katina
"ya udah aku ke kamar ganti dulu ya mas "
" ayo mbak " sambung Katina sembari berjalan menuju ruang ganti tanpa menunggu jawaban Rika si pegawai butik.

Sebenarnya hati dan perasaan Katina masih terpaut pada cinta lamanya si Aldo bajingan yang telah mempermalukannya.
Selama ini ia hanya berpura-pura bahagia karena ia tidak ingin keluarganya merasa sedih melihatnya, ia berpacaran dengan Aryo hanya untuk menutupi luka masa lalunya. Tapi selama tiga tahun hatinya masih belum dapat terbuka untuk orang lain. Ia menerima pernikahan ini hanya karena merasa kasihan pada Aryo yang sudah sangat baik dan perhatian padanya dan keluarganya.

"sudah mbak, ayo biar bisa dilihat calon suaminya" ucap Rika sambil membuka tirai kamar pasnya
"oh, iya ya sudah selesai ayo" ucap Katina sambil berjalan keluar menunjuh ke tempat Aryo,
karena terus melamun Katina tak menyadari ia telah berganti pakaian dengan dibantu oleh Rika.

Rika yang merasa aneh dengan tingkah Katina'pun hanya dapat mengerutkan alisnya. ' orang mau nikah kok kayak orang linglung ya ' ucap Rika dalam hati sambil mengelengkan kepalanya melihat Katina.

"Gimana mas bagus'kan ?" ucap Rika pada Aryo
"cantik banget dan saya suka sekali"
"Gimana Na, kamu suka gak? " tanya Aryo sambil melihat pada Katina
"suka mas cantik kok "jawab Katina sambil tersenyum melihat cermin karena di cermin ia melihat bayangan wajah Aldo'lah yang berdiri bersamanya.

Karena melihat Katina tersenyum, Aryo sangat senang karena mengira Katina bahagia menyambut pernikahan mereka.
"OK, mbak kita suka " ucap Aryo dengan senang
"Ah, iya iya kita suka mbak" jawab Katina cepat karena terkejut dari lamunannya.

"kalau begitu mbaknya bisa langsung ganti baju dulu" ucap Rika dengan tersenyum kepada mereka berdua.

Setelah mengganti baju, Katina dan Aryo menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Keluar dari butik ternyata hari telah menjelang malam, keduanya langsung berboncengan untuk pulang. Ditengah perjalanan keduanya mengobrol tentang rencana persiapan pernikahan mereka.

Tiba-tiba dipersimpangan empat ujung jalan muncul sebuah mobil dengan kecepatan cepat.
"awas, yo" teriak Katina saat melihat cahaya terang dari mobil yang melaju cepat ke arah mereka.
Aryo yang terkejut dengan teriakan Katina dan cahaya terang yang mengenai matanya seketika oleng. Karena tak dapat mengendalikan stang varionya, tanpa ia sadari mereka menghantam bahu jalan dan aryo'pun terlempar cukup jauh dari varionya sedang Katina yang tadi sempat didorong Aryo, jatuh di bahu jalan dan terbentur.Sedang mobil tersebut juga menghantam pembantas jalan.

Orang-orang yang melihat kejadian tersebut segera melarikan mereka yang terlibat kecelakaan ke rumah sakit terdekat.

Flash back

Acara penyambutan yang diadakan untuk Aldo Barents di hotel Richess Barents berjalan lancar, hanya saja cara Aldo memperlakukan Desi membuat sang ayah Aldianto Barents harus menahan amarahnya di depan para relasinya.

Setelah acaranya hampir selesai Aldianto melihat sang anak berjalan keluar, ia pun mengikutinya. Di lorong hotel yang kosong ia segera menarik Aldo untuk berhenti.
Merekapun terlibat adu mulut
"apa yang kamu lakukan tadi sangat tidak sopan Do!!"
"bagian mana yang menurut ayah tidak sopan? Aku hanya mengatakan apa adanya, acara ini memang diadakan oleh sekertaris tercinta ayah"
"kamu tidak perlu memojokkan Desi seperti itu, ia tak pernah mengincar apapun dari ayah dan kami saling mencintai"
"ya, ya, ya, cinta, cinta, dan cinta. Andai ayah tak punya uang masihkah ia mencintaimu? Bullshit semua itu" teriak Aldo pada sang ayah dengan menghempaskan tangannya yang dipegang oleh ayahnya. Sang ayah'pun terdorong ke belakang membentur dinding dan dengan cepat Desi memegang tangan dan bahu Aldianto agar tak terjatuh ke bawah.
Sedang Aldo sudah berjalan masuk ke lift yang terbuka.

"ini salah'ku Des. Andai dulu aku tak mengabaikannya." ucap Aldianto sambil memegang dadanya
"sudahlah mas, nanti aku akan membantumu membujuknya. ingat akan kesehatan mas sendiri " ucap Desi sambil memapahnya menuju lift ke tempat parkir.

"kita pulang saja ya mas, biar aku yang menyetir mobilnya" ucap Desi
"tidak usah, aku masih sanggup menyetir" ucap aldianto sambil berdiri tegak
"hem, ya sudah terserah mas saja" ucap Desi, ia malas berdebat karena ia tau Aldianto sama kerasnya dengan Aldo.

Merekapun tiba diparkiran dan Aldianto'pun menyetiri sendiri kendaraannya. Ditengah perjalanan ia merasakan dadanya kembali sakit, iapun memegang dadanya dengan tangan kirinya sedang tangan kanannya masih memegang kemudi mobil.

"mas, kamu kenapa? Sakit lagi jantungnya? Sudah mas tepi'kan dulu mobilnya biar aku saja yang bawa" ucap Desi sambil memegang tangan kiri Aldianto yang memegang dadanya.

Tiba dipersimpangan empat jalan Aldianto bermaksud menginjak rem mobil untuk bertukar posisi, ternyata gas mobil yang terpijak olehnya alhasil Aldianto'pun tak dapat mengendalikan laju mobilnya karena terkejut dan kesakitan yang dialaminya.
"awas mas, ada kereta didepan" teriak Desi dan dengan segera ia'pun memutar stir mobil untuk menghindari menabrak kereta tersebut dan mobil mereka'pun menabrak pembatas jalan tanpa dapat dihindarkan lagi. Mereka berdua'pun tak sadarkan diri.

Flash back off

Flash back off

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


22 February 2019

Dendam Berbuah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang