Vote dan comment ya 😊
Sebelumya di kediaman Aldianto
Sesampainya di depan rumah, Aldianto meminta Dani untuk menemuinya di ruang kerjanya di lantai dua di rumah utama setelah mengantar Dina ke kamarnya untuk beristirahat.
Selama ini Dani dan Dina memang tinggal terpisah dari rumah utama keluarga Barents, tetapi masih langsung terhubung. Karena rumah tersebut di samping rumah utama, padahal Aldianto sudah sering meminta mereka untuk tinggal di rumah utama karena masih banyak kamar di sana, tapi mereka selalu menolak dengan alasan mereka lebih suka tinggal di rumah yang sederhana.
Setelah mengantar Dina, Dani segera menuju ruang kerja Ayah tirinya.
" tok tok tok " Dani mengetuk pintu setibanya di depan ruang kerja sang Ayah tiri.
"masuk " sahut Aldianto yang mendengar suara ketukan di pintu tanpa mengalihkan pandangannya pada figura di depannya yang memajang fotonya dan Desi.Danipun masuk ke dalam sembari menutup pintu dan kemudian duduk di sofa yang terletak di hadapan Aldianto.
" Ayah ingin menayakan sesuatu? " Tanya Dani karena sang ayah tiri tak kunjung bicara sejak ia masuk.
" ya, Ayah ingin bertanya apa kamu yang sudah menyelesaikan masalah kecelakaan yang ayah dan ibumu alami? "
" Andi yang mengurusnya, Yah. Karena saat kejadiaan pihak rumah sakit menghubungi kantor Ayah dan saat Andi menanganinya ternyata ia kenal dengan yang bertabrakan dengan Ayah. " jawab Dani sambil menatap ayahnya yang masih memandang keluar jendela" heee...." sambil menghela nafas Aldianto berbalik dan menatap Dani
" andai Aldo memiliki sedikit sifat baikmu "
" ia mungkin hanya salah mengartikan kehadiran keluarga kami dalam keluarganya " jawab Dani untuk menenangkan sang Ayah tiri." Ayah yang salah karena telah memberikannya banyak penderitaan padanya, hehh.... " keluh sang Ayah tiri yang masih berdiri dengan wajah lelahnya tertunduk memegang sandaran sofa di depannya
" Ayah tidak apa-apa'kan? "
tanya Dani yang melihat gelagat sang Ayah sambil berdiri untuk berjalan menuju sang Ayah karena ia mengkhawatirkan kesehatan sang Ayah tiri yang belum sehat betul.Mendengar pertanyaan Dani, Aldianto melambaikan tangan untuk tidak mendekat
" Ayah tidak apa-apa. Kamu tenang saja, Ayah hanya sedikit lelah. "
mendengar penjelasan sang Ayah Dani'pun berdiri diam di tempatnya" coba kamu lihat keadaan adikmu, apakah ia baik-baik saja? " sambung Ayah tirinya
"hem... baiklah yah. Aku akan memeriksa keadaan Dina. Setelahnya aku akan membawa Ayah beristirahat " ucap Dani" tidak Dan, setelah melihat Dina, kamu juga harus beristirahat beberapa hari ini kamu juga sudah lelah, setelah ini Ayah juga akan beristirahat kamu tenang saja " terang Aldianto sembari berdiri menatap Dani dengan kedua tangan yang berada kantong celana.
" hem... baik'lah. Ayah jangan terlalu banyak pikiran, itu tidak baik untuk kesehatan Ayah." ucap Dani sambil menghela napas
" iya, Dan. Terima kasih untuk perhatiannya " jawab Ayahnya sambil tersenyum melihat Dani
" Dani keluar dulu ya, Yah " ucap Dani
sambil berjalan keluar dari kantor sang Ayah tiriSetelah Dani keluar Aldianto kembali memandang keluar jendela dengan pikiran menerawang ke masa lalu.
Beberapa saat kemudian
" hem.... Mungkin ini keputusan terbaik yang harus kulakukan " gumam AldintoTak lama kemudian ia mendengar ketukan di pintu
30 October 2019
Semoga masih ada yang mau membacanya
Sorry dikit ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Berbuah Cinta
RomanceKau bukan adik'ku, jadi kau pasti akan menjadi milik'ku. Tidak karena kakak'mu menikahi ayah'ku lantas kita bersaudara, kita tidak sedarah maka pasti kita bisa bersama selama'nya. Aldo Barents. Bagaimana'pun kau adalah saudara'ku karena kakak yang k...