Tulisan pertamaku, mencoba menuangkan isi pikiran
Karina baru saja tiba di depan sebuah rumah besar untuk menjemput sang kakak pulang.
Saat akan masuk ke dalam seseorang memanggil'nya dari halaman samping rumah,
"Rin kau mau kemana? " tanya Andi salah satu kakak kelas'ku yang masih satu kelas dengan kakak'ku
"oh, itu aku hanya mau menyusul Kak Katina. Ibu mengkhawtirkan'nya ini sudah terlalu larut malam kak " balasku sembari berjalan mendekati Andi.Saat ini aku sedang berada di salah satu rumah mewah teman kakak yang masih kakak kelas'ku untuk menjemput kakak'ku, karena di sini diadakan pesta perpisahan untuk kelas 3 SMA sekolah kami, dimana semua biaya dan pengeluaran dikeluarkan oleh cucu pemilik sekolah yang bernama Aldo Barents.
" Kalau begitu ayo ku'antar kau mencari kakak'mu sambil berkeliling melihat-lihat " ucapnya sambil tersenyum dengan tangan kanannya yang menarik tangan kiriku untuk mengikuti'nya berjalan mencari kakakku, sedang tangan kirinya memegang gelas kaca berisi minuman.
Karina'pun hanya dapat berjalan pasrah mengikuti Andi dibelakang karena genggaman tangan Andi yang sangat erat ditangannya.
Karina menatap takjub pada rumah besar yang dimasuki'nya, selain luas rumah ini sangat megah karena di sana sini terdapat berbagai pajangan guci dan hiasan dinding mahal.
Karina memang sering mendengar nama Barents di berita maupun di koran langganan'nya, hanya saja dia tak terlalu mempedulikan'nya.Tanpa disadarinya mereka berdua telah berjalan menuju ke belakang tempat pesta sedang berlangsung di dekat kolam renang dan di sana berkumpul para murid yang sedang merayakan kelulusanya, mereka membentuk lingkaran seperti menggelilingi sesuatu.
" Ah, ini dia teman kita Katina yang pandai dan rajin" ucap Aldo
" ini aku membawa sebuket bunga untuk'mu do, aku dengar kau akan meneruskan pendidikan'mu keluar negeri, aku ingin mengucapkan selamat " ucap KatinaAldo memandang jijik pada bunga yang diserahkan Katina.
"prank"
terdengar bunyi barang pecah, ternyata secara tiba-tiba aldo mendorong bunga yang diserahkan Katina dan ia 'pun terdorong ke belakang dan menyenggol salah satu pelayan yang sedang membawa minuman sehingga gelas yang dibawa ikut pecah terbanting ke pinggir lantai kolam renang.Katina'pun tersungkur ke lantai pinggir kolam renang, "au" ringis'nya, tangan'nya tanpa sengaja tertusuk pecahan gelas tersebut.
Semua teman mereka terdiam melihat keadaan Katina."Lihat apa yang sudah kau lakukan pada pesta'ku, dasar gadis miskin" teriak Aldo dengan menatap tajam padanya tanpa mempedulikan ringisan kesakitan katina.
"kau pikir selama ini aku mau berteman dengan'mu." jeda Aldo sambil tersenyum merendahkan
"Kalau tidak karena kau pintar, aku tidak sudi menjadi teman'mu " lanjut'nya"jadi selama ini kau hanya mempermainkan'ku " lirih Katina sambil memegangi tangannya yang terluka
" aku hanya bersikap apa ada'nya, aku tahu kau hanya mengincar harta'ku, kau kira aku sebodoh itu" balas aldo sambil tersenyum sinis pada KatinaKarina dan Andi yang mendengar suara keributan dari arah yang ditujuh segera melihat kesana.
Karina yang melihat sang kakak tersungkur di lantai marah bukan main.
" apa yang kau lakukan terhadap kakak'ku sampai ia terluka dan terjatuh seperti itu? " teriak Karin dengan mata menatap sengit pada Aldo, Karina pun berusaha memapah Katina untuk berdiri dengan di bantu Andi."aku??" tunjuk aldo pada diri'nya sendiri seolah bertanya dengan mata melihat kesekelilingnya
" ya, kau " ucap Karina sinis dengan sebelah tangan kirinya menujuk Aldo karena tangan kanannya memapah sang kakak
" apa kau tidak lihat hah, aku berdiri di sini, bagaimana kau bisa menuduh'ku? " balasnya dengan menampilkan wajah sedih
" aku tahu kau dan bagaimana kelakuaan'mu" balas Karin
" Ya, tentu siapa yang tidak mengenal'ku, para gadis Gold digger seperti kalian pasti tahu para mangsa'nya " ucap Aldo sambil tersenyum mengejek pada Karin.
Andi yang sudah berada di sebelah Aldo segera menariknya untuk menghentikan ucapannya yang menyakiti hati
" Sudah, Do " ucap AndiSedang Katina yang sudah terlanjur malu segera berlari dengan air mata yang berderai karena ia tak menyangka orang yang di sukai'nya akan menghina'nya begitu kejam. Padahal ia kira cinta'nya akan terbalas karena selama ini Aldo menyambut baik segala tindakan dan perhatian yang diberikan'nya.
Karina yang terkejut melihat sang kakak berlari segera mengejarnya.
Andi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Katina segera ikut menyusul karina." tunggu kak, jangan berlari ke tengah jalan, berbahaya " teriak Karina yang melihat Katina berlari tanpa melihat kedepannya.
Katina yang tidak menghiraukan teriakan Karina terus berlari sambil menangis dengan kepala menunduk kebawah tanpa melihat ke sekitarnya
" hiks hiks hiks, , , kau sangat kejam, Do " lirih katina di selah isakan'nya dan tanpa di sadari'nya ia sudah ada di tengah jalan.
Tiba-tiba dari samping kanan Katina muncul sebuah mobil,
" Tin tin tin " bunyi klakson mobil tersebut.
Katina yang terkejut tidak sempat menghindar lagi." Awas ,,,,, kak Katina "jerit Karina yang melihat sebuah mobil CRV yang melaju cukup kencang kearah Katina.
" Brak " terdengar suara benturan yang sangat keras dan katina'pun terpelanting ke pinggir jalan.
" Tidak, Katina " teriak Karina sambil berlari menghampiri katina yang sudah tak sadar'kan diri dengan kepala dan seluruh tubuh yang sudah berlumuran darah , Andi yang berada di belakang Karina segera menyusul'nya.Andi'pun segera menghubungi rumah sakit terdekat melihat kondisi Katina yang sangat mengkhawatirkan, Karina terus menangis sambil memeluk Katina
" Kau harus bertahan demi kami semua kak, kami semua menyayanggi'mu " lirih Karina di sela isakan'nya.Tak berapa lama ambulance yang tiba segera mengantarkan Katina ke rumah sakit.
Tiba di rumah sakit Katina langsung dimasukkan ke ruang ICU untuk segera ditanggani walaupun tadi didalam ambulance sudah ada suster yang memberikan penanganan untuk Katina, tapi suster itu merasa luka Katina cukup parah karena darah yang keluar dari kepalanya masih mengalir terus , sedang Karina dan Andi menunggu di depan pintu ICU sembari menunggu ibu dan adik Laki-laki Karina.
Berselang tak lama sang ibu dan Kenzo adik karina berlari menuju ruang ICU, Karina yang melihat Ibu'nya berlari segera menghampiri ibu'nya
" Bagaimana ini bisa terjadi rin?
tadi ia baik-baik saja saat akan berangkat " tanya ibu'nya dengan suara bergetar karena menangis pada karin yang sudah di dekat'nya
" karin juga kurang tahu kejadian'nya
Bu, tapi Karin yakin kak Katina pasti baik-baik saja " terang Karina pada ibunya dengan menggengam tangan sang ibu untuk menguat'kan.Karin tak berani menceritakan segala penghinaan yang di terima mereka tadi, ia takut ibu'nya akan syok mendengar penjelasan'nya karena mereka hanya memiliki sang ibu sedang sang ayah telah pergi meninggalkan mereka.
'semoga kak Katina tidak akan mengharapkan lagi pria brengsek itu' doa Karin dalam hatinya sendiri.
Ya karin tahu sang kakak menyukai teman'nya si aldo itu dan dari pertama karin sudah tidak suka melihat'nya, karena ia sering melihat tatapan matanya yang mencemooh pada wanita, entah apa alasannya.11 september 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Berbuah Cinta
RomanceKau bukan adik'ku, jadi kau pasti akan menjadi milik'ku. Tidak karena kakak'mu menikahi ayah'ku lantas kita bersaudara, kita tidak sedarah maka pasti kita bisa bersama selama'nya. Aldo Barents. Bagaimana'pun kau adalah saudara'ku karena kakak yang k...