Chapter 6 [End]

128 7 1
                                    

Suasana kantor tampak lebih sibuk dari hari – hari sebelumnya. Ya, suasana ini selalu terjadi di mana jika Minho mulai menyusun rencananya.

"Kalian berangkat 30 menit setelah aku berangkat. Bawa segala peralatan...," dan bla bla bla, Minho memberi perintah pada anak – anak buahnya.

Sementara di rumah, Jiyeon tengah bersiap dengan wajah yang tidak terpoles make upapapun karena ia berada di rumah seorang pria detektif. Bahkan hanya baju ini yang ia punya. Dress terusan bermotif bunga – bunga biru muda dengan lengan panjang dan rok mengembang di atas lutut. Ia tersenyum di depan cermin panjang yang terpajang di ruang tengah apertement Minho.

-oOo-

Wuzz!!

Mobil merk CAMRY warna putih melaju kencang di atas jalan tol Seoul menuju rumah Han Goo Suh. Di sebelah sang supir ada seorang wanita berpenampilan cantik dengan baju dan sepatu yang ia belikan waktu itu. Ia menolehkan kepalanya pada sang wanita dan menyunggingkan senyumnya. Wanita itu –Jiyeon juga melakukan hal yang sama. Lalu tangannya meraih tangan lembut dari si wanita yang akan segera menjadi miliknya.

-oOo-

Hanya butuh waktu 1 jam, kini mobil yang di kendarai oleh Choi Minho sampai di depan gerbang besar milik Han Goo Suh.

DIN DIN!!

Minho menekan klakson mobilnya.

Sementara di dalam rumah megah milik Bandar narkoba itu, suami Jiyeon tersenyum senang karena istrinya telah kembali dari monitor CCTV yang berada diluar gerbang, "Jadi dia sudah kembali?"

"Ya tuan. Dia bersama orang yang menjadi sasaran tuan waktu itu," jelas pria pemegang sabuk hitam taekwondo itu yang berdiri di sebelah Han Goo Suh.

-oOo-

Mobil sedan putih itu telah terparkir di depan rumah Han Goo Suh. Bahkan kedatangannya di sambut hangat oleh si bandar narkoba tua itu. Wanita yang berada di dalam mobil itu melihat sosok pria yang menjadi suaminya sejak 5 tahun belakangan ini dengan perasaan yang janggal. Ia merasa begitu ketakutan sekarang. Lantas ia menoleh pada supir yang ada di sebelahnya, "Minho-ya...."

"Semuanya akan baik – baik saja," Minho menyunggingkan senyumnya lebar, mencoba meyakinkan Jiyeon agar bisa percaya. Kemudian ia segera keluar dari mobilnya. Ia memutar dan membuka pintu untuk Jiyeon. Wanita itu pun segera keluar dengan kepala tertunduk. Di hadapannya sudah ada pria berjas putih yang tajam sekali bau kejahatannya. "Ku kembalikan Jiyeon."

Pria itu mengangguk – angguk, "Jadi kau sudah bosan dengan istriku?"

Minho tersenyum miring, "Hanya sengaja aku menculik dan menyandranya. Emm... istrimu ini agresif juga ya."

Seorang pria yang tadinya tersenyum itu pun tiba – tiba mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu agresif?"

Tanpa aba – aba, Minho langsung mencium Jiyeon di depan Han Goo Suh. Sontak pria itu melotot padanya. Selepas ciumannya dengan Jiyeon, ia kembali menatap pria tinggi itu dengan tatapan meledek, "Ah, baru saja dia menggigit bibirku."

"Kau!" serunya kesal, "Tembak dia!!"

Spontan membuat Jiyeon menoleh pada Minho dengan matanya yang melotot.

DOR!!

Peluru langsung meluncur tepat di jantung Minho. Sukses membuat Jiyeon meneteskan air matanya secara tiba – tiba, "ANDWAE!!"

Minho memegang dadanya yang tertembak. Ia merasakan nyeri luar biasa pada dadanya. Bahkan kini ia jatuh, dengan mata yang masih terbuka. Mulutnya pun mengeluarkan darah segar. Bibirnya bergetar, memanggil nama gadis yang sedang menatapnya dengan air mata yang terus keluar, "Park Jiyeon...."

Women [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang