Park Jiyeon adalah seorang gadis pemurung dan tidak banyak bicara. Temannya hanyalah Sulli yang duduk di belakang bangkunya. Ia anak yatim piatu dan hanya memiliki ayah tiri yang begitu kejam pada dirinya. Setiap hari di pukuli, dan tidak memperbole...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ANDWAE!! Aku tidak mau pergi!!" teriak Jiyeon sambil berusaha menahan tangan ayah tirinya agar tidak memasukkan lebih banyak baju ke dalam koper. Tapi apa yang di dapatnya? Bukannya sang ayah menghentikan tindakan, ia malah di tampar keras hingga Jiyeon tersungkur di lantai, "KYAA!"
"APA KAU TIDAK INGIN HIDUP NYAMAN?!" bentaknya sambil berkacak pinggang di depan Jiyeon yang sedang menangis. Tapi ia ingat kalau masih ada tamu di rumahnya. Ia menghembuskan nafas beratnya, mencoba untuk menurunkan emosinya. Tapi matanya masih saja melotot pada gadis yang tidak bersalah itu, "Yaa. Dengar. Orang itu kaya. Kau bisa hidup nyaman dan makan lezat di sana. Bahkan hidupku nyaman di sini. Aku punya hutang banyak padanya. Dia dulu yang sudah meminjamiku uang. Dan sekarang aku akan membalas jasanya."
Gadis dengan dress mini putih yang ketat di tubuhnya itu mendongakkan kepalanya, menatap sosok ayah tiri yang sekarang kembali melakukan aktivitasnya. Ya, ia akan segera pergi dari tempat itu.
-oOo-
TAP TAP TAP...
Minho melangkah perlahan menuju rumahnya. Tubuhnya lemas, seperti tidak mendapatkan asupan gizi hari itu. Tapi ketika ia hampir sampai di rumahnya, matanya menangkap sebuah mobil mewah yang terparkir di depan gerbang rumah Jiyeon. Sebenarnya itu bukanlah sesuatu yang membuat Minho harus menghampirinya. Tetapi karena sosok Jiyeon yang ada di dekat mobil itu dengan pakaian yang sangat minim, membuat dirinya segera mendekat, "Jiyeon-ah."
Gadis yang di panggil itu sontak menoleh pada lelaki berseragam itu. Begitu juga dengan dua pria yang ada di dekatnya.
"Kau mau kemana?"
"Kau siapa?" tanya pria berkaos putih itu sambil menatap tajam pada Minho.
Lelaki yang di tanya oleh seorang pria yang menyiksa Jiyeon itu pun tidak menjawab. Ia terus saja terfokus pada gadis cantik yang kini telah dirangkul oleh pria berjas di sebelahnya, "Jiyeon-ah. Siapa dia?"
Jiyeon terdiam. Ia melirik ayah tirinya yang kini menatap dengan sebuah isyarat. Gadis itu kembali menoleh pada lelaki yang tampak begitu penasaran dengan apa yang terjadi saat itu, "Dia orang yang akan menjadi suamiku."
Minho menganga tidak percaya. Tapi ia justru menggeleng dan tertawa menganggap itu adalah lelucon, "Aniyo. Kau bohong kan? dia sudah tua Jiyeon-ah."
"Apakah kau ingin melihat pernikahan kami?" kini si pria berjas lah yang bertanya pada Minho. Sementara gadis yang di rangkulnya hanya menunduk, berusaha menghindari pandangan lelaki yang telah merebut ciuman pertamanya, "Dia akan segera menjadi istriku. Jadi kau tidak boleh mengganggunya lagi."
"M-mwo?" Minho membulatkan matanya terkejut.
Sementara Jiyeon segera masuk ke dalam mobil yang telah di bukakan pintunya oleh driver pria kaya itu. Begitu juga dengan pria berumur 40 tahunan itu. Setelah pintu di tutup, Minho langsung saja menghampiri pintu sebelah kanan mobil itu guna untuk melihat gadis yang membuatnya penasaran akhir – akhir ini.