.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari yang cerah dan libur. Sangat membosankan. Cuaca sedang tidak bagus, hujan salju turun diseoul semalaman dan mendukung aktivitas ku untuk hibernasi dikamar.
Aku sangat bosan, tidak ada yang kulakukan selain tidur dan membaca buku.Tok tok tok "eleanor sampai kapan kau akan berhibernasi disana! Cepat keluar kamar sekarang, jimin ada diluar ingin menemuimu" Ucap eommaku dibalik pintu kamarku
"Ne arraseo eomma, aku akan turun sekarang" Jawabku dan segera turun menemui sipendek jimin
Ya jimin sering kerumahku dan yang dia lakukan hanya mengacak isi kamarku dan menghabiskan makanan yang ada dikulkas rumah.
Dia memang selalu makan banyak tapi nutrisinya tetap kurang. Bukti dari itu bisa dilihat dari bentuk badan nya yang pendek.Sejak kami berteman jimin sudah ku anggap dan dianggap kakaku oleh keluargaku. Setiap ibu pergi keluar negri pasti sipendek jimin lah yang disuruh untuk menemani ku dirumah. Kami sangat dekat sekarang.
Jimin pun tak mempermasalahkan itu. Justru dia sangat senang menemaniku. Dia sendiri bilang begitu. Dia anak orang kaya tapi dia bilang dia sangat kesepian dan ingin punya adik tapi ibu jimin sudah meninggal setahun yang lalu. Maka dari itu jimin menganggap ku sebagai adik tersayangnya.
Aku juga sering diajak kerumah jimin hanya sekedar bermain game. Dan aku juga dekat dengan ayah jimin. Ayah jimin sangat baik, beliau memintaku memanggilnya dengan appa.Sekilas info jimin dan eleanor
"Ya eleanor, kau belum mandi? Cepat mandi wajahmu yang jelek itu tambah jelek tau" Ucap jimin seraya menidurkan diri disofa.
"Yak jimin oppa" Teriaku
Ya dia yang menyuruhku memanggilnya oppa. Dan itu bukan kemauanku.
"Cepat mandi, kalau kau seperti ini nanti kau akan membuatku malu dijalan" Ucapnya membenarkan posisi menjadi duduk
"Kenapa kau malu? Ehh tadi apa jalan??? Kau mau membawaku kemana???
" Pertanyaanmu tak penting sekarang cepat mandi atau kau akan kusiram"
"Jimin jawab dulu pertanyaanku jebal"
"Hei eleanor cepat mandi nanti ku jawab dan satu lagi panggil aku oppa"
"Ne arraseo oppa" Jawabku tidak iklas dan segera meninggalkan sipendek jimin yang menghabiskan cemilan ku
Seandainya dia lebih kecil dariku maka sudah aku masukan dia kekoper ku dan kubuang didasar jurang hahahahaha (tertawa jahat)
Aku sudah selesai mandi sekarang dan aku memakai baju kemeja dengan jeans , mengikat rambutku kuncir kuda tanpa make up dan pergi menemui jimin oppa
Eh tunggu sejak kapan aku terbiasa memanggilnya oppa. Hah sudah lupakan .
Aku menemui jimin yang sekarang sedang menonton tari balet ditelevisi. Oh nyatanya dia suka tari balet. Dan ini sangat dipertanyakan. Dia laki2 atau wanita.
"Kau sudah selesai ayo sekarang berangkat" Dia menoleh padaku
"Dan apa ini kau tidak memakai dres dan tak bermake up.!! Kau ini sekarang ikut aku" Ucapnya dan menariku pasksa
Aku hanya pasrah dan ikut saja dia memilih baju untuk ku dan aku memakai dres yang dia pilih lalu make up natural dan selesai sudah penderitaan hayati
"Nah begini kan cantik"
"Ck sekarang katakam kita mau kemana"
"Kita akan bertemu temanku dan calon pacarku" Ucapnya dengan aegyo yg dibuat2
"Calon pacar???" Teriaku
"Siapa namanya? Apa dia sekolah? Apa dia sudah bekerja? Apa dia cantik? Truss..."ucapan ku terpotong"Hentikan pertanyaan konyol mu itu cepat kita pergi. Kau mau membuat calon kakak ipar mu itu menunggu?"
"Ani ani cepat pergi" Aku sangat bersemangat dan mendahului jimin
"Hei lihat siapa yang seharusnya bersemangat" Gumam jimin menggelengkan kepala melihat tingkah laku adik angkatnya itu.
Diperjalanan jimin selalu menceritakan wanita yang akan menjadi yeojachingunya itu. Dia sangat bersemangat dan berbinar. Belum pernah aku melihatnya sesenang ini. Aku pun sangat antusias mendengar ceritanya. Aku jadi tidak sabar melihat yeoja yang diceritakan oleh jimin.
Kami sampai disebuah restoran mewah bernuansa klasik. Tentu saja ini tempat orang kaya bersinggah. Aku sampai takjub melihat dekorasi dan isi dari restoran ini. Tak hentihentinya aku memuji restoran ini. Aku sangat beruntung dibawa kesini oleh jimin.
Jimin yang sudah memarkirkan mobilnya langsung masuk kedalam restoran dan menghampiriku. Jimin mengajakku duduk ke bangku kosong dan kami menunggu
"Oppa kapan pacarmu itu akan datang?" Tanyaku antusias
"Entahlah. Aku coba untuk menelponnya" Ucap jimin seraya mengambil hp disakunya
"Yeoboseo"
..............
"Ne gwenchana"
...........
" Ne nado saranghe"
Jimin memasukan kembali hp nya.
"Oppa kenapa ngobrolnya cepat sekali? Dan ..."
"Sudah jangan banyak bicara sekarang akan kuantar pulang kau"
"Kenapa?? Kok cepat ?"
"Yeojachinguku tak bisa datang hari ini. Adiknya sakit dan kami akan bertemu besok. "
"Besok??? Tapi kan.."
"Aku akan mengajakmu besok. Tapi sekarang aku akan menjenguk adiknya dulu dan kau harus pulang sekarang"
"Ne arraseo, tapi janji kan akan mengajak ku besok"
"Ne ne, sekarang ayo pulang"
Kami berdua pergi meninggalkan restoran tanpa makan. Tapi karena tadi aku merengek dengan jimin, dia pun mengantarku dulu ke minimarket sebelum pulang.
Kami berpisah dirumahku. Sebelum jimin pergi dia mengacak rambutku. Aku hanya mempoutkan bibirku
Aku merasa beruntung memiliki teman yang sekaligus menjadi kakakku.
Yah walaupum dia bantet tapi aku sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me "Oppa"
RomanceKisah eleanor lee dan kim seokjin Jangan lupa vote and comment #Author pemula