Main Cast :
Seungcheol x JeonghanCerita ini mengandung tingkat kebaperan yang tinggi. Dimohon yang jomblo untuk bersabar dan jangan membanting smartphone anda ya Wkwkwk
Terima Kasih
Pelan-pelan aja bacanya biar berasa :v
Happy readinggggg...------------------------------------
Kamar bernuansa pink ungu ditambah pengharum ruangan beraromakan lavender yang cukup menyengat seakan menjadi penambah rasa manis yang tak kalah kuat manisnya dengan rupa lawan bicara gadis yang tengah duduk di lantai beralaskan sebuah karpet kesayangannya nan lembut bagaikan sutra itu.
Buku materi serta alat-alat tulis berserakan diatas meja tanpa sedikitpun diperdulikan oleh sang pemilik. Gadis itu hanya terfokus pada satu orang di sampingnya yang kini sedang berusaha membagi ilmu yang ia miliki.
Alih-alih mendengarkan penjelasan panjang yang membosankan dari Seungcheol, Jeonghan lebih tertarik memandang wajah tampannya saja.Satu tangan gadis itu berusaha menopang dagu kecilnya sambil terus melihat ke arah pacarnya yang super populer karena kegeniusannya diseluruh jagat kampus itu.
"Jadi apabila bentuk perubahan variabel yang satu mempengaruhi atau..."
"Tampan sekali" ucap Jeonghan tak henti sambil memandang lelaki yang di biasa ia panggil kak senior di lingkungan kampusnya.
"Jeonghan, fokus" gertak Seungcheol.
"Aku sedang berusaha" Jeonghan mempoutkan bibirnya. Raut wajahnya kini terlihat semakin imut.
Seungcheol memandang Jeonghan sejenak lalu matanya kembali tertuju pada sebuah buku yang dipegangnya.
"Perubahan variabel yang satu mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel yang lain, maka..""Aku suka matamu"
Seungcheol terdiam. Lagi-lagi Jeonghan melakukannya sebelum ia berhasil menyelesaikan kalimat yang ia ucapkan.
Seungcheol melemparkan tatapan tajamnya kearah sang pemilik suara."Sudah ku bilang fokus Jeonghan"
"Aku sedang berusaha sayang"
Sayang.
Oke. Hanya dengan kata itu malah sekarang fikiran Seungcheol yang tidak fokus.
Seungcheol mengusap wajahnya kasar. Bisa-bisanya Jeonghan menggodanya disaat seperti ini. Sekarang bukan waktunya memikirkan hal yang tidak jelas. Seungcheol harus membantu kekasihnya itu agar lulus ujian akhir yang sebentar lagi akan tiba. Mengingat nilai Jeonghan di semester ini semakin memburuk.
Seungcheol menghela nafas perlahan,
"Oke, aku akan melanjutkan ini, jadi tolong dengarkan baik-baik.""Tunggu. Bisa kita istirahat sebentar? Aku lelah" pinta Jeonghan dengan nada memohon.
Lelah?
Seungcheol geram. Di gulungnya buku tulis yang berada di dekat Jeonghan dan mendaratkan sebuah pukulan kecil tepat diatas kepalanya.
"Awww" Jeonghan meringis kesakitan.
"Apanya yang lelah? Kau ini cuma mendengarkan. Aku yang dari tadi bersusah payah menjelaskannya untukmu."
Iya. Harusnya Seungcheol yang bilang begitu. Terlebih lagi dengan sikap Jeonghan yang sedari tadi tidak benar-benar fokus pada materi yang Seungcheol berikan. Kepalanya ingin meledak.
Beberapa detik terlewatkan begitu saja tanpa ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut kedua belah pihak. Jeonghan menoleh kearah Seungcheol dengan pandangan sinis. Tak suka dengan kalimat yang Seungcheol utarakan tadi.
Namun melihat rahang tajam Seungcheol sepertinya lebih mampu memancing sisi jalangnya ketimbang rasa kesal yang ia pendam. Dirty mind Jeonghan mulai menjuru ke seluruh alam semesta.