Kasih

24 7 4
                                    

Nama saya Kasih. Kata teman saya kulit saya sedikit putih tapi agak item dikit. Jadi begitu deh pokonya.

Tinggi saya 159. bukan tinggi yang ideal kan?. Kalo dibandingkan dengan teman saya, tinggi badan saya paling rendah diantara mereka. tapi..lupakan, saya menerima apa adanya diri saya.

Cita cita saya ketika kecil ingin jadi koki, karena dulu saya seneng banget main masak-masakan.

Ketika SD saya ingin jadi dokter karena dulu saya pernah terpilih jadi dokter kecil.

Sejak SMP saya ingin sekali menjadi penulis hebat bahkan menjadi dosen sastra. Alasannya? Yang jelas bukan karena agar saya tak harus bangun pagi, hahaha.

Tapi, saya suka merangkai kata. Menurut saya kata-kata itu adalah sebuah senjata yang bisa membunuh seseorang tanpa membuatnya meninggal dunia. Ya gitu deh pokonya.

Masa sekolah saya begitu asik menurut saya. mempunya banyak teman yang periang dan humor yang tinggi.

Seperti Melisha orang yang asyik ga garing, ih waw emezing.
Ada juga Sindi dia orang yang ceria, rame, oke mantap kaya pasar bae rame hehe. pokonya ga bakal garing la kalo temenan sama mereka.

Bicara soal cinta?, Bagi saya cinta itu teka-teki. Teka teki yang sulit ditebak, teka teki yang sulit dipecahkan. Kenapa?, karena cinta itu sungguh membingungkan, sulit untuk di definisikan susah juga untuk ditaklukan itu menurut saya hehe.

****

Ini hari minggu hari yang sangat ditunggu oleh semua orang atau para pekerj yang hendak menikmati libur nya setelah lelahnya bekerja. Atau hari yang ditunggu oleh teman saya yang sudah membuat rencana untuk jalan atau sekedar makan bareng bersama pacarnya.

Beda dengan saya yang kalo setiap hari minggu hanya bulak balik di dalem rumah untuk meembantu kegiatan ibu dirumah.

Kata ibu "anak perempuan itu harus rajin. Gabole males malesan. Biar dapet suaminya yang baik juga."

Mendengar ibu berkata seperti itu. Saya malah teringat siKosasih.

"Hehehe siap bu bos" Oke kali ini saya setuju dengan ucapan ibu.

****

Senja minggu kali ini entah kenapa saya memikirkan pria dingin itu. Perasaan ini membuat saya resah. Mungkin ini yang dinamakan rindu.

Akhirnya saya pergi untuk sekedar menenangkan hati atau menghibur hati. Saya bertemu Melisha disana. Du gerai susu pavorit kami. Saya dan  Melisha ngibrool perihal. cerita Melisha dengan pria yang disukainya atau saya yang bercerita mengenai pria yang bernama kosasih.

"Aku ingin menjadi apatis juga egois Sha."

"Lakukan jika itu sekiranya dapat membuatmu tenang,"

"Sudah kulakukan,"

"Lalu?"

"Semuanya percuma, berkali-kali aku mencoba. Berkali-kali pula aku gagal."

"Kamu salah kasih,"

"Salah?"

"Kamu sudah apatis sejak dulu, kamu telah terlampau egois."

"Tapi masih banyak yang bilang aku terlalu peduli."

"Kamu egois, kamu juga apatis, pada dirimu sendiri. Sejak lama."

"..."

"Kamu egois, selalu saja mendahulukan dia tanpa memikirkan diri kamu sendiri.
Kamu apatis pada dirimu sejak lama. Kamu selalu memikirkan mereka yang bahkan kamu kenal pun tidak. Tapi kamu tak pernah peduli pada raga yang melekat pada jiwamu. Kamu menyakitinya secara tak sadar. Bahkan kamu seringkali mencoba membunuh raga tak bersalah itu hanya karena jiwanya sudah lama mati. Kamu egois, kamu apatis, kamu monster, kamu manusia paling jahat untuk dirimu sendiri.

Ku hanya diam.

Tak terasa saya dan Melisha mengobrol cukup lama. Akhinya saya dan Melisha pulang kerumah.

****

Disetiap detik saat kerinduan itu hadir. Doa dan sang waktu memberi saya keyakinan untuk tetap menggenggam kerinduan...

Malam pun tersenyum lembut karena tau seperti apa perjalanan saya mengukir kisah tentang perasaan...

Karena sepanjang malam lah saya banyak mengingat tentang dirinya.

Karna malam pulalah yang mempertemukan saya dan dia..

Rembulan hanya menghangatkan hati saya yang dingin

Bintang jauh disana membisikan sekata untuk saya "Tahan"

Langit mengupas tuntas seperti apakah jalan pejuang cinta sejati??? seperti luasnya langit yang sanggup berganti warna bahkan hitam sekalipun Langit tak takut runtuh sebelum diruntuhkan oleh rabb nya...

menahan rindu yang selalu menjajahi hati yang tersembunyi

Hati tak nampak tapi selalu berirama
Bersabarlah melewati hembusan ucapan yang mengegokan diri dan menghancurkan semesta rasa...

Saya seka rindu itu diatas sajadah lusuh itu. Rindu yang menyesakan dada membawa saya pada imaji bereaksi.

Saya pasrahkan segala yang memberatkan hati dan saya yakinkan dalam hati untuk tetap menggenggam dan menahan segala kerinduan...

Yakin kerinduan ini pasti terobati dari satu tindakannya untuk saya. Pertemuan yang akan lebih terhormat jika disegerakan.

***

KK KKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang