Malam ini saya terduduk sendiri di kamar. Dengan lampu yang sengaja saya buat tidak menyala, dan tak lupa memutar lagu dengan suara yang tak terlalu kencang.
Merenung,
mengingat kembali rentetan kejadian yang selama ini saya dapat,Terkadang memang terasa menyenangkan mendatangi kenangan tapi juga menyesakkan.
Kesesakan yang sengaja saya ciptakan hanya untuk menghadirkan dia. Dia yang sudah menjauh, tidak lagi tersentuh. Dia yang seolah tak mengenali saya lagi, entah sengaja atau dia yang juga tengah berusaha.
Saya sengaja mendatangi kenangan yang pernah di buat, dulu. Sengaja membuka kembali ruang obrolan yang sekarang menjadi sunyi.
Tahu, tiba-tiba rasanya rindu sekali.
Saat membaca ulang percakapan lalu menutup mata, saya berharap segalanya baik-baik saja.Begini ternyata rasanya mendatangi kenangan dengan sengaja. Saya menarik nafas lalu menghembuskan lagi namun dada masih terasa nyeri.
Satu yang saya tahu pasti, ternyata saya menyukainya sehebat ini. Dan jatuh hati adalah hal yang masih sulit saya pahami.
Ini perihal mencintai diam-diam.
Berharap memiliki keberanian untuk sekadar mengungkapkan, setidaknya membebaskan dada yang bertahun-tahun tak kenal jeda dari menyimpan rasa. Ternyata sebegini melelahkan, ternyata sebegini sulitnya untuk berhenti berangan.
Saya kira tak akan sebegini perih. Menghentikan diri dari mengharapkan sesuatu yang tak akan mampu teraih. Menyembuhkan hati yang seolah tak mengenal kata pulih.
Masih perihal mencintai diam-diam, barangkali satu-satunya jalan terbaik ialah menyemogakanmu kepada Tuhan.
Saya tertarik padanya karena dia biasa saja. Apa adanya. Tidak berpura-pura menjadi seseorang yang bukan dia sebenarnya.
Banyak hal yang belum dia kuasai, belum dia mengerti, dan dia tidak malu mengakui. Kiranya sikapnya itu mampu memicuku makin memperbaiki diri.
Saya selalu suka seseorang yang tidak lelah belajar, tak perlu pintar tetapi cukup tekun dan tidak gampang gentar. Saya juga selalu suka seseorang yang punya niat berkerja, tidak bertopang dagu saja.
Tepat pukul 5 pagi saya terkejut karena mendengar suara orang membuka pintu.
"Ah sial kesiangan" ucapku sambil beranjak dari tempat tidur
karena saya merasa itu adalah suara bapak saya yang sedang membuka pintu hendak pergi bekerja.
Mungkin karena semalam saya ketiduran karena terlalu menikmati suasana kamar yang gelap dah suara musik dari ponsel saya.
Saya langsung bergegas bangun dari tempat tidur langsung berlari menuju kamar mandi.
Pukul 6.15 saya berangkat sekolah. Saya butuh 45 menit untuk sampai disekolah karena jarak rumah saya kesekolah lumayan jauh ditambah lagi pagi itu jalanan sudah macet.
Setelah bermacet macetan akhirnya sampai juga disekolah.
Saya selalu bersemangat pergi kesekolah entah karena apa? Mungkin karena mata pelajaran yang dijadwalkan hari ini, yaitu olahraga.
Entah kenapa saya sangat suka saat jam pelajaran olahraga. eh tapi itu bukan alasan utama. Sepertinya ada alasan lain yang membuat saya bersemangat hari ini.
Tiba dikelas saya langsung menyimpan tas dan membawa mukena pergi kelapangan untuk ikut dhuha bersama.
"Kasih liat kebelakang ada kosasih lewat" celetuk melisha teman saya.
Ya laki laki itu namanya kosasih. Yang kalo ketawa matanya selalu menyipit.
"Apaansi" saya jawab singkat
"Itu liat dulu kebelakang"
Sayapun menuruti dan ternyata memang benar dia lewat dengan muka yg basah dengan air wudhu
"Terus liatin jangan sampe mubajir" melisha berkata
"Hahaahaa" saya malah ketawa
"Udah ah solat dulu" lanjut sayaDhuha bersama pun selesai, waktunya kegiatan belajar mengajar dikelas masing masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
KK KK
Cerita PendekKalo kata amel mah jangan mubajir okee😉 Kalo kata mandah mah kudu berani👌 Kalo kata rer e mah senyumin aja☺