HUJAN DAN RINDU

15 3 3
                                    

"Hujan adalah nikotin yang mana setiap tetesnya selalu membuat saya candu"

******

Hari itu kecewa tiba dan putus asa melanda.

Ketika itu aku tidak dapat bicara, hanya pena yang bisa mengungkap rasa.

Malam itu aku membuat sebuah catatan, catatan singkat namun pekat.

Catatan tentang rindu padamu, iya padamu.

Huruf yang berantakan, kalimat yang tidak karuan, dan tetes air mata yang berjatuhan menjadi saksi bahwa aku kalah saat ini.

Dan kini aku memilih pergi.

Tinggal menghitung hari, desember yang saya sukai ini akan segera berakhir. Dan Januari akan segera kembali.

"Apa kabarmu?" Ingin sekali saya tanya begitu.

Ada banyak rindu yang ingin saya sapu. semua tentangmu ... tentang pergi(mu).

Januari adalah bulan ke sembilan, saya terakhir  melihatmu.

Rona langit di mata ini tidak lagi biru, seperti dulu. Sebagian awannya mengabu. Menyimpan banyak harapan yaitu pertemuan.

Sindi pernah bilang pada saya, hidup itu terus dijalani, jangan berhenti karena satu permasalahan yang membuat kita berhenti.

juga bilang, jika takut kehilangan, lain kali hati-hati.

*******

Pukul 7 malam

"Drrdrrdrrrr" "drrdrrdrd" bunyi panggilan video masuk.

Lalu saya ambil benda segi empat yang hampir selalu saya bawa setiap saat.

Oohh ternyata panggilan masuk dari Sindi. Saya kira notif dari orang yang lama tidak ada kabar. Wahaaha ngarep teruuuuss :v

Sekitar 1 jam an saya ngobrol sama sindi "gak kerasa ya. Sejaman cekakak cekikik halu halu ngaler ngidul" kata sindi " kan lu temen ngegalau gua" 

Emang kalo udah sama si sindi cekakak  cekikik mulu tapi klo udah sendiri sendiri apalagi malem pas mau tidur jiwanya ambyar kabeh.

******

Pagi ini tidak sama seperti pagi kemarin yang langitnya cerah.

Pai ini langit mengabu tidak lagi biru. Awannya kelabu layaknya mengerti suasana hati yang sedang tidak baik baik saja.

Saya tahu mendung itu pertanda bahwa langit tengah ragu.
Ragu untuk menyatakan perasaan lewat hujan yang menghantam bumi.
Atau pendam saja sampai cerah kembali.

Kini hujan telah pulang. Meneduhkan kerinduan. Membawa gemercik, kepulangan. Membasah kuyupkan perjalanan. Memeluk dingin kesendirian.

Tetesannya itu gaduh dan menentramkan menciptakan jejak kenangan.

Basahnya mengisyaratkan kepiluan dan ketenangan.

Hujan adalah puisi yang terdapat cerita dalam derasnya.

Selalu tercipta makna dalam kenangan yang dalam.

Hujan pagi itu masih belum reda. Malah justru semakin deras.

Rintiknya menimbulkan bekas
Menjadi sebuah kubangan

Hujan pagi itu mengingatkan saya pada sebuah kejadian. Ketika komunitas yg saya dan dia ikuti dan beberapa teman lainnya akan mengedakan pertemuan di salah satu tempat yang sudah ditentukan.

Di grup kami sepakat untuk pergi bareng ramean. Eh dan ternyata pagi itu hujan mengguyur kota. Tapi itu tidak membuat saya batal pergi. Meskipun hujan saya terobos teruss demi ketemu dia. Eh salah demi ilmu la kan komunitas belajar. Jiahahah :v

Hari itu hujan telah kembali Memeluk kerinduan.

******

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KK KKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang