Wonwoo berbaring dengan telentang, tangannya memegang sebuah buku ketika dia berguling di kasur lembutnya. Sudah beberapa hari sejak 'pengakuan' yang dramatis itu terjadi, seperti itulah seharusnya kita menyebutnya, dan Wonwoo masih tidak bisa berhenti memikirkannya. Wajah berseri-seri Mingyu, ekspresi ketidakpercayaan di wajah teman-temannya, dan tentu saja, suara jeritan bernada tinggi. Rasanya lucu, sungguh. Tapi yang paling penting, pengakuan itu adalah hal terhebat yang pernah dilakukan Wonwoo. Sebenarnya bukan apa-apa. Sungguh.Tubuhnya berguling lagi ketika ponselnya berbunyi menandakan terdapat pesan baru. Dia mengambilnya, jari-jarinya terasa hangat saat menyentuh perangkat dari logam itu, dia berharap itu pesan dari pacarnya. Bukan; itu dari groupchat.
Seungkwan: Jadi, pengakuan itu jelas bukan lelucon kan
sent: 9:14 pmWonwoo mendengus kecil mengetahui kenyataan bahwa teman-temannya menerima dengan baik situasinya saat ini, dan dia kembali berguling lagi, bibirnya tersenyum bahagia.
Wonwoo: Itu benar-benar pengakuan oke
sent: 9:15 pmSeungcheol: Yoo, jangan bunuh aku, tapi dulu kupikir Wonwoo berpacaran dengan Jun
sent: 9:17 pmMingyu: Per mi siiii ??! ???! ????????????!
sent: 9:17 pmJun: Itu mungkin saja, jika Minghao tidak ada di alam ini _ へ __ (‾◡◝)>
sent: 9:18 pmJun: Tunggu, tidak, jika Minghao tidak ada di alam ini, aku akan terbang ke alam lain untuk mencarinya (˵ ◕ д ◕ ˵) ━ ☆ ゚. * ・。 ゚
sent: 9:18 pmWonwoo tertawa keras. Jun dan Minghao baru saja mengatakan pada semua orang tentang hubungan mereka juga, yah, tidak semuanya—hanya orang-orang di groupchat ini. Tepatnya, hal itu menyebabkan banyak rona merah (sebagian besar berasal dari wajah Minghao), batuk yang berlebihan, dan menunjuk ke arah jari-jari mereka yang saling bertautan.
Mingyu: WONWOO HYUNG MILIKKU OKE
sent: 9:18 pmWonwoo: ... mingyu
sent: 9:19 pmSeokmin: [suara Wonwoo] > /////////////// < kyaaa miNGYU ~~~~~
sent: 9:19 pmWonwoo mulai mengetik balasan (sesuatu yang tertulis seperti 'aku akan meninju—') tapi suara pintu di depannya menarik perhatiannya dan dia langsung melemparkan ponselnya, kepalanya menoleh menatap pintu kamarnya dan mendengarkan langkah kaki ibunya yang familiar. "Ibu?" Wonwoo memanggilnya, "Apakah itu kamu?" Wonwoo tahu itu terdengar bodoh, karena siapa lagi kalau bukan ibunya? Tapi sejujurnya, jika itu adalah pembunuh berantai dia akan hancur—
"Aku pulang," suara lembutnya jelas terdengar kelelahan.
Wonwoo bangkit dari tempat tidurnya dan menuruni tangga dengan dua langkah sekaligus. "Ibu," Wonwoo tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk membawa tas belanjaannya. "Apa makan malam hari ini?" Dia mengintip ke dalam kantong plastik itu dan memasukkan tangannya saat dia berjalan menuju ke dapur.
Suara gemerisik dari kemasan makanan membuat Wonwoo tersadar kalau ibunya belum mengatakan apa-apa. Dia berhenti mengatur botol kecap dan menoleh ke arahnya, "Ibu? Ada apa?"
"Wonwoo," dia berkata, suaranya sedikit tegas saat dia meletakkan tangannya di atas meja dapur dan menatap mata Wonwoo. "Aku mendengar sesuatu dari orang tua lainnya saat di supermarket. Ini mungkin terdengar aneh, tapi ..."
Suaranya memudar saat bibir bawah Wonwoo terlipat di balik bibir atasnya. Ibunya tahu. Jari-jari Wonwoo mencakar meja marmer, dan perutnya terasa seperti sedang diaduk. "Ibu—" Wonwoo memulainya, suaranya lemah dan bergetar. Ibunya menatapnya, menunggu jawaban, tapi Wonwoo bahkan tidak yakin apa maksud kalimat yang baru saja ibunya katakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Sure? - Meanie
FanfictionWonwoo doesn't think he's attracted to Mingyu. (He's wrong.) Original Story by shua_hui https://archiveofourown.org/works/5887435/chapters/13569445 Ps : I got the permission to translate this story into Bahasa Indonesia >,<