"Bagaimana denganmu, kenapa kamu sangat menyukai Mingyu?"
Wonwoo duduk dalam kebingungan di lantai kamar tidurnya. Bukunya tergeletak setengah terbuka di atas tempat tidurnya, dia membuangnya saat berusaha menyortir sesuatu yang mengganggu pikirannya. Itu pertanyaan bodoh, pikirnya, karena aku tidak menyukai Mingyu.
Tentu, Mingyu terlihat menarik, Wonwoo beralasan dengan dirinya sendiri, dia tinggi dan wajahnya seperti wow - oke dia benar-benar seksi. Tapi itu tidak berarti-
"Hei." Dia terganggu oleh suara di balik pintu. "Ibumu membiarkan aku masuk," kata Mingyu dengan canggung, menggaruk bagian belakang lehernya. Wonwoo memperhatikan bahwa orang yang mengajarinya tidak membawa buku apa pun, dan menyadari bahwa mereka mungkin akan melakukan pembicaraan yang sangat panjang (atau mungkin intens).
Wonwoo telah memastikan untuk membersihkan lantai kamar tidurnya sehingga mereka tidak perlu duduk di tempat tidur dengan canggung, jadi Mingyu bisa duduk di atas karpet.
"Soonyoung hyung memberitahuku bahwa kamu bilang kamu suka Hyerim," Mingyu langsung memulai percakapannya, dan Wonwoo terkejut dan sedikit kesal karena Soonyoung tidak menjaga rahasianya, meskipun dia punya firasat Soonyoung memang tidak akan menjaga rahasianya.
Dia menghela nafas, tidak berani membuat kontak mata dengan Mingyu, "Eh, iya. Aku memang mengatakan itu." Mata lebar milik Mingyu memaksanya untuk melanjutkan kalimatnya, dia terihat sangat membutuhkan penjelasan. "Karena ... aku menyukainya."
Mingyu tidak terlihat geli, "Sejak kapan?"
"Sejak pertama kali aku melihatnya?" Wonwoo mengangkat bahu, menyadari bahwa dia sendiri tidak yakin akan hal itu dan tiba-tiba dia merasa sedikit bodoh. "Itu mungkin terdengar bodoh, ya aku tahu, aku hanya-"
"Itu tidak terdengar bodoh."
Mata Wonwoo akhirnya bertemu dengan mata Mingyu, dia terkejut. "Oke ... Jadi kamu mengerti-"
"Karena aku sangat ingat bagaimana perasaanku saat pertama kali melihatmu." Mingyu memotongnya, dan Wonwoo berhenti, dia mencerna kalimat Mingyu sebelum mengangguk. "Dua tahun yang lalu."
"Tunggu, apa?" Dia hampir tersedak napasnya sendiri. Wonwoo bahkan tidak tahu Mingyu sudah mengenalnya dua tahun yang lalu, dan orang ini mengatakan padanya bahwa dia telah memperhatikannya selama dua tahun? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?
Mingyu memeluk lututnya sendiri, "Ya. Aku melarikan diri dari Seokmin hyung dan jatuh ke lantai. Kamu membuka pintu yang ada di depanku, dan aku ingat bahkan sepatumu meninggalkan jejak padaku." Dia tersenyum ringan pada dirinya sendiri saat dia mengingat hal itu, "dan kemudian aku mendongak. Dan di sana ada kamu, seperti pangeran yang berdiri di depan seorang petani."
Wonwoo melihat sedikit rona merah muncul di pipi Mingyu, tetapi dia tetap diam, mencoba mengingat skenario dari dua tahun yang lalu.
"Lalu? Kamu melangkahiku. Kamu sangat keren, dan aku sangat berantakan. Sejak saat itu, mataku selalu menemukanmu ketika aku berjalan menuju ke kelas, dan namamu selalu membuatku memperhatikanmu. Itu terdengar sangat bodoh naksir pada orang asing." Mingyu mendongak, "dan kemudian, terjadilah tahun ini. Kamu menjadi teman di kelas biologiku, dan aku sangat, sangat, sangat, sangat bahagia. Aku masih sangat bahagia," tambahnya, tidak mampu menahan dirinya yang berseri-seri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Sure? - Meanie
Fiksi PenggemarWonwoo doesn't think he's attracted to Mingyu. (He's wrong.) Original Story by shua_hui https://archiveofourown.org/works/5887435/chapters/13569445 Ps : I got the permission to translate this story into Bahasa Indonesia >,<