Wonwoo terbangun di lantai dengan kepala pusing, dia mencoba memberitahu Seungkwan untuk menutup mulutnya karena masih jam 7 pagi, tapi dia terlalu malas untuk bergerak dan tidak ingin bangun atau bahkan terlalu malas untuk mengeluarkan suaranya dulu.
Dia menginap di tempat Seungcheol malam sebelumnya, bersama Seungkwan dan Hansol, karena seseorang bersikeras bahwa mereka semua harus datang bersama untuk merencanakan pesta ulang tahun.
"Aku bilang, kita harus punya balon biru dan putih!" Seungkwan berteriak pada Hansol, dan terdengar seperti seseorang baru saja dipukul tepat di wajah.
"Tidak, kita harus memesan balon hitam dan merah," Hansol frustrasi.
Wonwoo akan mencekik mereka berdua jika saja dia tidak terlalu malas untuk bangun tidur. Apa yang sebenarnya mereka lakukan? Mereka membuat keributan hanya karena warna balon ?!
"Guys! Apakah aku masih berusia lima tahun? Aku sudah berusia sembilan belas tahun! Aku tidak ingin balon di pesta ulang tahunku, aku hanya ingin musik yang bagus, banyak orang, dan banyak alkohol!"
Oke, itu dia. Wonwoo memaksa menghilangkan rasa mengantuknya dan melempar bantalnya pada orang terdekat.
"OW! WHAT ARE YOU DOING ?!" Seungkwan berseru dalam bahasa Inggris sambil melemparkan bantal tersebut ke lantai. Seungcheol dan Hansol terdiam di sampingnya.
"Ulang tahun Seungcheol hyung masih lama, jadi kenapa kamu membangunkanku pagi-pagi dengan berteriak meributkan tentang balon ?!"
"Ini tidak terlalu pagi mengingat kita ada sekolah hari ini," Hansol mengangkat bahu kemudian bersandar ke dinding.
Wonwoo membutuhkan waktu sesaat untuk memproses kata-katanya, dan kemudian dia berkedip, menyadari bahwa teman-temannya sudah berpakaian seragam sekolah. "Oh, sial-"
Ini akan menjadi suatu keajaiban jika Wonwoo bisa memakai seragam dengan lengkap dan bisa tiba di sekolah tepat waktu. Tapi dia berhasil melakukannya. Dan saat dia masuk ke dalam kelas dengan santai sambil mengacak-acak rambutnya yang berantakan, hal pertama yang dia sadari adalah Kang Hyerim tidak ada di sini.
Dia menatap kursi kosong itu ketika dia berjalan ke tempat duduknya, bertanya-tanya apakah dia sakit, atau hanya terlambat. Dia sepertinya baik-baik saja kemarin?
Ah, terserah. Wonwoo mulai fokus pada pelajaran, ekspansi binomial, ugh, kenapa sih? Aku harus mencari guru matematika nanti, pikirnya, saat dia menatap kosong pada pertanyaan-pertanyaan yang ditulis gurunya.
Dengan hati-hati, Wonwoo mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan di groupchat.
Wonwoo: Hei siapa yang pandai matematika? Aku baru sadar mungkin aku tidak akan lulus jika tidak ada yang mengajariku.
Sent : 08:12Seungcheol: lol bukankah aku lebih bodoh darimu ??
Sent : 08:12Jisoo: Berhenti mengirim chat pada saat pelajaran guys
Sent : 08:14Soonyoung: Mingyu saaaannggaaatt baik dalam pelajaran matematika lmao
Sent : 08:15Pada saat ini, Wonwoo merasa menyesal karena telah mengirimkan pesan tersebut di groupchat. Ugh, aku bahkan punya kelas biologi dengan Mingyu hari ini ...
Jun: ʕ • ̫͡ • ʕ • ̫͡ • ʔ • ̫͡ • ʔ • ̫͡ • ʕ • ̫͡ • ʔ • ̫͡ • ʕ • ̫͡ • ʕ • ̫͡ • ʔ • ̫͡ • ʔ • ̫͡ • ʕ • ̫͡ • ʔ ♡
Sent : 08:16Soonyoung: (͡ ° ͜ʖ ͡ °)
Sent : 08:16Jun: (oᴗo *) * ✧⁺˚ ☆ * °
Sent : 08:17

KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Sure? - Meanie
FanfictionWonwoo doesn't think he's attracted to Mingyu. (He's wrong.) Original Story by shua_hui https://archiveofourown.org/works/5887435/chapters/13569445 Ps : I got the permission to translate this story into Bahasa Indonesia >,<