Jangan salahkan ku.
jangan pula hujan lebatnya, serta petir yang mengamuk di jalanan.
mereka hanyalah alasan untuk hari ini.
jadi salahkan siapa?
salahkan ibuku yg tak mau mengantar karena ada hujan dan petir yang menggelegar?
jahat sekali menyalahkan dia.
salahkan keadaan kelas yang membuat tak nyaman?
itu tak cukup kuat bro!
jadi apa?
salahkan guru yang tak pernah masuk?
salahkan penagih kas yang selalu dihindari?
salahkan tugas yang tak pernah habis?
no!! tak ada yang pantas untuk disalahkan.
jadi tutup saja mulutmu dan berhenti bertanya.tak ada penyelesaian tentang apa dan siapa yang harus benar dan salah. Semua punya pendapat masing masing yang mau selalu benar. siapa aku yang menentukan perkataan siapa yang benar?
Hanya seorang anak menikmati masa bolosnya dengan berdiam diri di kamar menulis beberapa sampah tulisan.211118
*maafkan aku pak guru, yang sedang santai menulis puisi di kamar yang nyaman. Dan membolos tanpa rasa bersalah. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk mu, sebuah pesan yang tak pernah tersampaikan
PoetryMencintai, bukan perihal tentang hati yang menuntut untuk di balas. Kadang kejelasan menyakitkan pun lebih baik dari sekedar angan angan. Mencintai, bukan berarti pengemis cinta. Dalam diam, aku mencintai tanpa mengungkapkan. Ku menjelmah bagai angi...