DUA

9 0 0
                                    


Dear, pemilik akun instagram ber-username iqbaal.e

Tak bosan-bosannya aku menuliskan surat-surat untukmu, meski tak kunjung ku kirimkan.
Entah mengapa rasanya berbeda, seperti ada perasaan bahagia yang terselip di dalamnya.
Suatu saat nanti, jika waktunya sudah tepat. Akan ku kirim untukmu, aku ingin kau membacanya.

Vira memandang sejenak tulisannya lalu segera melipat dan memasukkannya ke dalam tas. Matanya berbinar, entah mengapa menulis surat untuk idola sangat menaikkan moodnya hari ini. Saking bahagianya ia tak sadar bila sedari tadi ada yang memperhatikan.

"Bahagia banget kayaknya." Sindir Varo.

Vira terkekeh, "Iya dong." Ucapnya.

"Jadi, mau jadi dokter atau penulis nih?" Sindirnya lagi.

"Tetap jadi dokter dong, menulis cuman hobi aku." Jelasnya.

"Nggak ke kantin?" Varo lanjut bertanya.

"Hmm boleh."

Varo langsung menggandeng tangan Vira, tatapan sinis dari beberapa cewek yang menyukai Varo sangat membuat Vira menjadi risih. Ia melepaskan tangan Varo dari tangannya.
Namun Varo tak banyak komentar, ia paham betul mengapa Vira bersikap begitu kepadanya.

"Dasar cewek kegatelan." Ucap salah satu cewek berpenampilan modis tersebut.

Varo mendelik, sehingga membuat gadis itu tutup mulut dan pergi entah kemana.

Dari arah yang berlawanan, tubuh mungil milik Vira ditabrak oleh seorang gadis yang bernama Vee Deandra.

"Vir, gawat Vir!" Ucapnya tergesa-gesa.

"Gawat kenapa? Ada apa?" Tanya Vira heran.

"Iqbaal jadian sama Mika, gue gak bisa terima itu!" Ucapnya dengan berapi-api.

Vira tersenyum, lalu menatap lekat mata milik Vee. "Dengerin, itu hak Iqbaal. Iqbaal bebas mau dekat sama siapa aja. Kalo dengan Mika dia bisa bahagia, kenapa nggak? Hidup Iqbaal nggak mungkin harus selalu tentang kita, penggemarnya. Ia pasti merasakan apa yang namanya jatuh cinta, dia manusia biasa seperti kita Vee.
Biarkan dia merasakan cinta, kasih sayang cewek yang ia suka.
Kita hanya sekedar fans, nggak lebih. Kita harus dukung apapun yang Iqbaal pilih. Toh Iqbaal pernah bilang kalau penggemarnya sudah dianggap seperti keluarganya sendiri. Jangan egois, Iqbaal berhak bahagia." Jelasnya panjang lebar, terlihat kekecewaan diwajahnya namun ia tutupi dengan ketegaran.

"Ya tapi tetep aja gue gak terima! Gara-gara tuh cewek, Iqbaal jadi jarang menyapa fansnya seperti kita-kita." Ucap Vee, ia terlihat begitu kecewa.

Varo tahu bagaimana perasaan Vira saat ini. Ia berdehem "jadi ke kantin nggak nih?"

Vee menatap Varo sekilas, lalu pergi begitu saja hingga membuat Vira menggelengkan kepala.

"Eh jadi dong."

***

Suasana di kantin sangat ramai, semua manusia kelaparan berkumpul disana, ada yang mengantri dan menyantap mangsanya.

"Penuh banget gilaa." Eluh Vira.

"Biar gue aja yang pesan, lo nyari tempat." Ujarnya yang diangguki oleh Vira.

"Oh iya gue pesan Bakso sama jus jeruk aja." Jelasnya.
Setelah menyebutkan pesanannya Vira berusaha mencari tempat yang kosong. Matanya menyipit saat ia melihat kursi dan meja kosong di sudut kantin. Ia menjatuhkan bokongnya dan merogoh ponsel yang ada disaku seragamnya.

Pesanan telah berada ditangan Varo, ia menghampiri Vira yang saat itu tengah memainkan ponsel.

"Bakso spesial untuk orang yang spesial dihidup Varo."

Vira terkekeh, "apasih Var."

"Vira spesial." Varo tersenyum lalu mengacak poni Vira gemas.

"Oh iya, Makasih banyak ya Alvaro Maldini Siregar."

Varo mengerucutkan bibirnya beberapa senti sehingga membuat Vira terkekeh.

Vira menautkan kedua alis tebalnya "Kenapa manyun gitu?"

"Kok gantengnya gak disebut sih Vir?" Protes Varo.

"Perlu diulang nih? Nanti yang ada baksonya keburu dingin dulu, kan gak enak lagi."

"Yaudah deh nggakpapa, suatu saat nanti pasti Vira mau mengakui kalau Alvaro Maldini itu ganteng tingkat dewa."

***

"Cel coba lihat deh si Varo lagi sama siapa?" Tanya Chinta.

Aktivitas makan Celine terhenti saat mendengar kalimat yang diucapkan Chinta. Ia menyipitkan matanya, benar saja! Dia melihat Varo sedang berduaan dengan cewek lain.
Dengan murka, ia berjalan menghampiri meja Varo, dn langsung menumpahkan jus mangga miliknya ke baju Vira.

"Dasar cewek kegatelan! Udah tau Varo itu milik gue, tapi masih aja lo deketin! Mau cari perkara lo sama gue?!" Belum puas ia menyiram Vira dengan jus mangga miliknya, sekarang ia menumpahkan bakso yang masih terlihat panas. Kuah itu mengenai siku dan kaki Vira, sehingga membuat Vira merintih.

Varo berdiri dan menggebrak meja di depannya, sehingga semua pasang mata mengarah kepadanya "Heh cewek iblis denger baik-baik ya! Sampe kapan pun gue gak sudi jadi pacar lo!! Dan apa yang udah lo lakuin ke Vira ini udah keterlaluan! Gua bakal lapor hal ini ke Bu Inke, agar lo semua di Drop out dari sekolah ini. Bahkan kalau perlu dikeluarin sekalian." Varo meraih tangan Vira dan menariknya pergi.

"URUSAN KITA BELUM SELESAI! IDUP LO AKAN GUE BUAT NGGAK TENANG SETELAH INI." Maki Celine.

Varo menoleh, "JANGAN MACEM-MACEM LO SAMA VIRA. SEKALI LAGI LO SAKITIN DIA, GUA BAKAL BONGKAR RAHASIA TERBESAR LO."

Kilatan amarah dimata Celine terpampang jelas, ia pergi meninggalkan kantin tersebut yang diikuti oleh dayang-dayangnya.

Surat Untuk IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang