Celine menggebrak meja Vira dengan keras, sehingga minuman yang Vira pegang terjatuh dan mengenai seragamnya. Celine tertawa puas, kemudian ia mengeluarkan pylox yang sengaja dibawanya untuk membully Vira.
"Rasain lo!" Celine mengotori baju Vira dengan pylox berwarna merah.
Vira mencoba melawan namun rambutnya segera ditarik oleh Chinta dan Cassie.
Air matanya mengalir deras, "lepasin gue!" Lirih Vira.Celine tertawa puas melihat lawannya tak berdaya seperti ini.
"GUE KAN UDAH BILANG SAMA LO, JANGAN BERANI-BERANINYA LO DEKETIN VARO!" Bentak Celine.
"Lo bandel sih, jadi terima akibatnya!" Celine menyeringai, "sekali lagi gue liat lo sama Varo. Gue bisa lakuin hal yang lebih dari ini, camkan itu bitch!" Lanjutnya.
Dayang-dayang Celine melepaskan cekalannya dari rambut Vira setelah mendapat intruksi dari ratunya.
"BERANI LO BILANG KE VARO. BESOK-BESOK GUE PASTIIN RAGA LO UDAH NGGAK BERNYAWA LAGI!" Celine menekankan kalimatnya.
***
Vira menjadi pusat perhatian saat ini, ia menjadi bahan tawaan oleh senior dan junior-juniornya.
"Lulus juga belum udah main coret-coretan aja nih."
"Gembel darimana ini woy?!"
"Berani banget gile, dasar jablay!"
Vira menundukan pandangan dan mempercepat langkahnya agar segera sampai di gerbang.
"Nashvira!" Sapa cewek berambut panjang, namun Vira tak menoleh.
"Nashvira" ucapnya lagi, usahanya kini berhasil membuat Vira menoleh.
"Eh lo Dant. Ada apa?" Tanya Vira sembari mengelap air matanya yang turun.
"Lo kenapa?" Tanya Dianty hati-hati.
Vira tersenyum, lalu menggeleng.
"Nggak mungkin, lo nggak mungkin baik-baik aja. lo pasti digangguin sama cewek gila dan 2 dayangnya itu kan?"
"Udah lah, aku pulang duluan ya. Mendung nih." Ucap Vira, memang nyatanya seperti itu.
"Bareng gue aja, nah itu mobilnya udah sampai, Yuk!" Tanpa banyak cakap, Dianty menarik pergelangan tangan Vira menuju mobil pribadinya.
***
"Siapa sih cewek itu?" Tanya Iqbaal, matanya masih menatap Varo yang tengah serius memainkan ponselnya.
"Yang mana?" Varo menoleh sejenak lalu pandangannya kembali ke semula lagi.
"Yang pas kita nengokin itu. Dia cantik." Sudut bibir Iqbaal terangkat.
Varo terusik mendengar kalimat yang diucapkan Iqbaal barusan.
"Apa? Mau nikung gue lo?!" Varo tak terima.
"Yaelah mak, nggak lah. Gue cuman muji dia, kan mayan dapet pahala." Jawab Iqbaal enteng.
Varo menghembuskan nafasnya lega, Iqbaal tak ada niat untuk merebut gadisnya.
Mata Varo terbelalak saat melihat salah satu postingan di instagram. Di foto itu ia melihat seorang cewek dengan seragam yang jauh dari kata mentaati peraturan.
"Astaga!" Pekiknya.
"Kenapa lo?"
"Baal liat, ini Vira." Varo memperlihatkan postingan itu ke Iqbaal.
"Dia kenapa? Kok bajunya penuh coretan gitu?" Iqbaal mengernyitkan dahinya.
"Pasti ini kerjaan Celine dan bujangnya." Sahut Varo.
"Celine? Maksud lo bad girl yang ada di sekolah lo itu?"
Varo mengangguk. Ia mencari kontak Vira, lalu segera menghubunginya.
"Halo Vir."
"..."
"Lo kenapa?"
"..."
"Nggak mungkin lo baik-baik aja."
"..."
"Hah drama?"
"..."
"Kirain lo dibully lagi sama cewek gila itu."
"..."
"Yaudah deh syukur."
"..."
"Iya sayang."
Vira bergidik ngeri saat mendengar Varo mengucapkan sayang kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Iqbaal
Fanfiction"Lagu ini aku persembahkan untuk gadis spesial yang diam-diam aku cintai, yaitu Nashvira Nazwa Rayshiva." Ucap Iqbaal ditengah panggung. Teriakan Comate terdengar histeris, bahkan ada yang menangis karena cemburu. Bagai tersambar petir disiang bolon...