Aria dan Angel sedang berada di kelas hanya berdua. Mereka saling bicara satu sama lain, walau Angel lebih mendominasi pembicaraan. Anggap saja Angel menemani Aria yang menunggu kakaknya yang sedang menghadiri rapat OSIS.
Mungkin mereka sudah bisa di sebut berteman ?
Dan ya, Rion sudah merestui pertemanan mereka. ( Rain : Npa harus minta restu segala ? Emang dikira ini apaan ? *disaplak Rion* )
"Akhir pekan nanti kau mau kemana ?"
"Hanya dirumah." Jawab Aria lalu meminum milkshake yang ia beli tadi.
"Aku bingung. Bagiamana bisa kau betah berada dirumah seharian ? Kalau aku jadi kau, aku tak akan betah." Tutur Angel ketika membayangkan harus berada dirumah. Ia bergidik ngeri membayangkannya.
"Setiap orang punya kebiasaan yang berbeda."
"Benar juga ya."
Angel mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kelas yang sepi. Sampai padangannya berhenti di pintu kelas yang terbuka.
"Bagaimana kalau pintunya ku tutup ? Aku sedikit tak nyaman." Ujar Angel dengan jari telunjuk yang diarahkan ke pintu yang terbuka.
Aria hanya menjawab dengan kata 'hm' dan mengangguk samar. Angel berdiri dari kursinya dan beranjak menuju pintu kelas. Sesaat sebelum ia menutupnya, Angel mengengok ke kanan-kiri terlebih dahulu. Entah karna apa melakukannya. Hanya Angel dan Tuhan yang tahu.
Angel kembali duduk di kursinya setelah menutup pintu dan mulai memperhatikan Aria yang sedang sibuk sendiri dengan handphone-nya.
' Apa yang bagus dari dia ? Memang sih dia seperti boneka. Tapi sikapnya itu lho. Sangat. Sangat. Menyebalkan. ' Batin Angel.
"Kenapa ?"
"E-eh ?" Angel sedikit tersentak saat lamunannya dibuyarkan begitu saja oleh Aria.
"Tidak, bukan apa apa. Oh, ya. Kalau dirumah kau suka pakai baju seperti apa ?" Tanya Angel.
"Um ... Aku suka pakai baju tidur." Jawabnya santai.
"Owh———Tunggu. Baju tidur ? Jadi, kau selalu pakai baju tidur selepas sekolah dan setiap harinya ? Memangnya berapa banyak pasang baju tidur yang kau punya ?"
"Hanya sedikit. Sekitar 60-an pasang baju tidur kalau tak salah."
' Aku tak paham definisi ’sedikit’ mu ... ' Batin Angel ber-sweetdrop ria.
Mengabaikan Angel yang sedang ber-sweetdrop ria, Aria meletakan handphone-nya lalu merogoh tasnya untuk mengambil headphone kesayangannya.
Sebenarnya Aria itu mau sekolah atau apa ? Abaikan.
"Andai saja aku beruntung sepertimu." Guman Angel.
"Beruntung bagaimana ?" Tanya Aria saat mendengar gumanan Angel.
"Yaah, kau itu ya. Sudah pintar, cantik, didekati oleh banyak orang, di sayangi banyak orang, orang tuamu kaya, dan pelengkapnya .. kau punya kakak yang sempurna seperti Zei. " Jelas Angel.
" Sempurna ?" Beo Aria.
"Iya ! Kau sangat beruntung punya kakak sempurna sepertinya !" Seru Angel dengan semangat.
" Fisiknya itu memang sempurna ... " Aria menghela nafas lalu melanjutkan kalimatnya, " ... Tapi jiwanya itu cacat."
Tentu akhir kalimat itu seperti menjadi tamparan keras untuk Angel yang spontan ia berdiri dari kursinya.
" Jadi maksudmu Zei itu gila ? " Tanya Angel.
"Hampir." Ucap Aria santai sembari meminum milkshake miliknya tapi langsung di rebut oleh Angel.
"Bisa kembalikan ?" Tanya Aria sambil menatap datar Angel.
"Oh ? Tentu saja akan ku kembalikan." Ucap Angel dengan senyum manis.
Byuur !
Seketika seragam Aria menjadi semi basah. Sedangkan yang menyiramnya hanya menatapnya datar lalu membuang asal wadah milkshake itu.
" Itu adalah balasan karna menyebut Zei gila. "
Aria hanya diam menanggapi Angel. Angel ingin membentak Aria namun suara ketukan pintu menghentikannya dan terdengar suara yang memanggil nama Aria.
" Aria ? Apa kau masih di dalam ?" Tanya Rion dari luar kelas setengah berteriak.
Setelah beberapa saat tak mendapat jawaban, Rion pun membuka pintu kelas. Dan yang terlihat adalah, Angel yang sedang membersihkan seragam Aria yang semi basah, yang mungkin Rion sendiri tak tau apa sebabnya.
" Bukankah sudah kukatakan supaya hati hati saat minum ? Lihat akibatnya sekarang." Tutur Angel sembari membersihkan seragam Aria.
Aria hanya diam dengan tatapan kosong.
" Apa yang terjadi di sini ?"
" Oh, tadi Aria tak sengaja menumpahkan minumannya ke seragamnya. Jadi, aku membantu membersihkan seragamnya."
" Terima kasih karena sudah menolongnya. Aria, ayo pulang."
"Hm."
Mereka berdua———Aria dan Rion, berjalan di sebuah lorong yang sudah sepi. Hanya ada suara langkah mereka di sana dan hembusan angin di luar sekolah.
" Apa yang sebenarnya terjadi tadi Aria ? " Tanya Rion.
" Bukan apa apa. Seperti yang Angel katakan tadi." Jawab Aria dengan tatapan lurus ke depan.
Rion hanya tersenyum menanggapi jawaban Aria. Lalu, tiba tiba ia menarik tangan Aria dan membawanya kedalam sebuah pelukan. Rion meletakan kepalanya di atas kepala Aria. []
» " Kau tau ? Berbohong itu tidak baik lho. Dan kau tau kalau aku tak suka kau berbohong padaku. " «
To Be Continue ...
Ray & Rain
Author note :
Ry : Gx penting banget sih. Tpi cuma ngasih tau klo untuk bulan ini fandom ini bakal di pegang penuh ama Rain karna gw sibuk ama ujian.
Ri : Terus idenya gimana ?__-
Ry : Ya ntar gw kasih tau lewat chat lah, sister.
Ri : Up to you, brother.
![](https://img.wattpad.com/cover/176568033-288-k793147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
「 Flaws And Perfection 」
RandomHanya karna diluar terlihat sempurna bukan berarti didalamnya juga sempurna. _°_°_° Kami sangat amatiran :v Mohon kritik dan sarannya Ray & Rain