#01 Sekolah baru

43 8 12
                                    

Rion tengah berdiri di depan pintu merah dengan mengenakan seragam sekolahnya . Ia mengetuk pintu kamar itu tiga kali.

Tak lama pintu itu terbuka, menunjukan Aria yang masih mengenakan piyama mermotif panda dengan rambut yang sedikit berantakan.

"Bukan kah gurunya datang 3 jam lagi ?" Tanya Aria.

"Aku 'kan sudah mendaftarkanmu ke sekolahku. Kalau begitu cepatlah bersiap. Akan ku tunggu. " Ujar Rion dengan senyumannya dan mencoba melihat ke dalam kamar adiknya yang gelap. ' Mungkin dia mematikan lampunya ? ' Batin Rion.

"Aku lebih nyaman homeschooling. " Ucap Aria singkat.

"Kau juga perlu bersosialisasi dengan orang lain. " Rion memutar tubuh Aria dan mendorongnya masuk ke kamarnya. Aria hanya diam menanggapinya, karna melawan pun percuma jika itu menghadapi kakaknya. Rion menghidupkan lampunya dan terlihatlah sebuah kamar yang cukup luas dengan sebuah kasur berukuran Queen Size. Ia membuka lemari Aria mencari seragam yang sudah ia berikan kemarin malam sesaat sebelum Aria tidur.

Setelah Rion menemukannya ia memberikannya kepada Aria, lengkap dengan sebuah handuk. Kemudian Rion mendorong Aria menuju kamar mandi.

"Bersiaplah. Aku sudah menyiapkan sarapan, jadi ku tunggu dibawah." Ucap Rion sembari menutup pintu.

Aria menatap seragam yang diberikan kakaknya sebentar lalu pergi mandi.

°°°°

Aria menuruni tangga dengan dirinya yang berbalut seragam yang sama dengannya kakaknya dan jangan lupakan rambutnya yang ia biarkan tergerai menambah kesan imut pada dirinya.

Kalau diperhatikan Aria memang cocok memakai seragam itu hanya saja ia tak memperdulikannya. Ia menuju meja makan dan duduk di kursi depan kakaknya.

"Aku sudah menunggumu. Ayo sarapan lalu berangkat bersama."

"Apa ada sarapan dengan menu pizza ? Setidaknya kau coba buat sandwich untuk sarapan." Tutur Aria menatap menu sarapannya.

"Eh ?"

Rion menggaruk pipinya dan mengalihkan pandangannya, menutupi semburat tipis di wajahnya.

"Aku kan tak bisa masak jadi aku delivery ini dari restoran terdekat. Dan juga papa-mama berada di luar negeri untuk beberapa tahun. Jadi yah, maaf saja ya. "

"Hm."

Sarapan mereka dilanjutkan dengan tak ada pembicaraan yang berlangsung. Setelah selesai sarapan Rion membersihkan piring kotor mereka dan menyuruh Aria mengambilkan tas miliknya sekaligus tas Aria di kamar Rion. Aria hanya mengangguk kemudian berjalan menuju kamar kakaknya.

Beberapa menit telah berlalu dan Rion sudah selesai mencuci piring, namun entah kenapa Aria belum juga kembali dari kamarnya. Ia memanggil Aria beberapa kali tapi tak ada jawaban.

Segera Rion mengeringkan tangannya lalu menuju kamarnya. Penasaran kenapa Aria belum juga kembali membawa tas.

Dengan tergesa-gesa Rion menaiki tangga, takut sesuatu yang buruk menimpa Aria. Dalam beberapa meter Rion bisa melihat pintu kamarnya terbuka dan tanpa aba aba ia langsung masuk ke kamarnya.

Dan ternyata Aria sedang menatap tas miliknya dengan tangan kanannya sudah menenteng tas Rion.

"Ku pikir terjadi sesuatu. Setidaknya saat aku memanggilmu, jawablah. Jangan membuatku khawatir." Ujar Rion dengan sebuah titik keringat diwajahnya.

"Apa di tas tak ada game ?" Tanyanya masih menatap tas miliknya.

"Aku sudah memasukan handphone mu disana." Jawab Rion sweetdrop dengan tingkah laku adiknya.

°°°°

Sampailah mereka berdua disebuah sekolah yang cukup besar dengan air mancur di tengah tengah halaman yang luas.

"Jadi ini sekolahnya ?" Ucap Aria sembari menatap horror para siswa-siswi yang lalu-lalang(?).

Jujur saja Aria tak pernah keluar rumah kecuali untuk membeli sesuatu di supermarket. Jadi, dia belum terbiasa dengan orang orang sekitarnya.

"Ayo, ku antar ke ruang kepala sekolah."

' Kenapa ada banyak orang ? ' Batin Aria.

Mereka berjalan di koridor yang cukup ramai sembari berpegangan tangan. Membuat siapapun yang melihat mereka tak seperti kakak-adik tapi sepasang kekasih. Bahkan beberapa siswi berbisik-bisik tentang mereka.

' Lihat dia seperti boneka ! '

' Bukan boneka tapi dia terlihat seperti robot ! Haha '

' Siapa perempuan disampingnya itu ? '

' Gw gx terima kalo itu cewe jadi pacarnyaaaa ... '

' Itu pacarnya Zei ? Gw kok gx yakin. '

" Zei ?" Ulang Aria.

" Yah, aku biasa dipanggil seperti itu di sekolah. " Jelasnya sambil tersenyum canggung ke arah Aria.

"Populer. " Aria melirik Rion sekilas lalu kembali menatap ke depan.

"Hm ?"

"Semoga tak mengganggu ku." Guman Aria.

Rion hanya menanggapinya dengan senyuman. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Aria dan membisikan sesuatu. []

» "Tenang saja. Kalau ada yang mengganggumu katakan saja padaku. Akan ku buat dia bahagia di sisi Tuhan kok." «

To Be Continue ...

Ray & Rain

「 Flaws And Perfection 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang